Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Warisan Lim Goh Tong yang Tidak Ternilai bagi Malaysia dan Dunia

16 Maret 2017   08:02 Diperbarui: 16 Maret 2017   08:25 2515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti halnya dengan Las Vegas, Macau, yang kebanyakan disangka orang semata mata  tempat judi,begitu juga dengan Genting Highlands resort. Padahal bagi yang sudah pernah berkunjung ke Las Vegas,Macau dan ke Genting, perkiraan tersebut meleset jauh. Karena ,Kasino,hanya sebagian dari semuanya itu.

Kalau kita menyaksikan para pengunjung di sini, sebagian datang dari berbagai negeri, bersama keluarga dan anak anak mereka.Sama sekali tidak tersentuh oleh Kasino. Karena untuk masuk ke Kasino, ada aturan ketat yang diberlakukan.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Kalau dulu,harus pakai batik dan harus pakai sepatu dan berusia minimal 21 tahun. Tapi kini sudah lebih longgar,boleh masuk tanpa batik,asal saja berpakaian rapi. Anak anak atau orang berusia dibawa 21 tahun,jangan ikut main,melintas saja tidak di izinkan.

Ada beragam acara keluarga yang dapat disesuaikan dengan kesukaan masing masing,dimulai dengan mainan dan kreasi anak anak,kereta api mini, cable car ,olah raga air,salju buatan,hingga beragam corak olah raga.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Goh Tong Sudah Pergi Menghadap Sang Pencipta,Tapi Meninggalkan Warisan Bagi Dunia

Lim Goh Tong terlahir miskin, namun ketika meninggal, menurunkan warisan tak ternilai bukan hanya merupakan warisan untuk keluarganya,bukan juga hanya bagi Malaysia, tapi sekaligus menjadi warisan dunia.

Riwayat hidup yang mampu membangunkan semangat hidup bagi yang merasa dirinya miskin dan tak berdaya, bahwa sesungguhnya nasib itu ada ditangan kita tergantung pada pilihan, mau terlahir sebagai orang miskin dan tetap membawa kemiskinan itu hingga ke liang kubur, atau bangun, kerja keras dan pantang menyerah untuk mengubah nasib. ” Sumber : buku My Story- Lim Goh Tong, dipublished oleh Pelanduk Publications (www.pelanduk.com ). Yang dihadiahkan oleh  sahabat Kompasianer Mohammad Noor – Mat Noor ,kepada saya )

catatan : semua foto adalah dokumentasi pribadi tjiptadinata effendi

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun