Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Jangan Biarkan "Template" Menggantikan Komunikasi antar Keluarga

14 Maret 2017   08:20 Diperbarui: 14 Maret 2017   08:40 1218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dulu kita sering mendapatkan kiriman, gambar emoticon, emoji, maupun Sticker,yang dikemas dalam beraneka ragam gambar ,tanpa kata. Misalnya: gambar orang lagi ketawa, sedih ,marah dan emosional.  Tapi lama kelamaan trend ini semakin memudar dan mulai berganti dengan template,yang dilengkapi dengan latar belakang beraneka ragam gambar.

Emoji pertama diciptakan pada tahun 1998 atau 1999 oleh Shigetaka Kurita, yang merupakan bagian dari tim yang sedang mengerjakan platform Internet seluler i-mode milik NTT DoCoMo}. Set pertama 172 emoji 12×12 piksel diciptakan sebagai bagian dari fitur perpesanan i-mode untuk membantu memfasilitasi komunikasi elektronik, dan berfungsi sebagai fitur yang membedakannya dari layanan lain

Nah, apakah  template bergambar yang sedang menghangat dimasa kini,adalah merupakan fenomena baru dalam kehidupan manusia di era super canggih ini, untuk menghemat waktu dalam chatting ? Ataukah hanya merupakan trend sesaat dan kemudian berganti dengan warna warni kreasi baru?

Tentu waktu jualah yang akan menjawabnya.Time will be the witness.

Dampak Negatif  Yang Mungkin Ditimbulkan

Bilamana hal ini tetap berkelanjutan, mungkin saja akan menimbulkan dampak negatif. Merasa senang dan happy setiap pagi menerima beragam ucapan :"Good Morning, Selamat pagi. Semoga Tuhan Memberkati, Semoga Senantiasa dalam Lindungan Allah. Semoga sehat dan bahagia dan seterusnya dan seterusnya, lama kelamaan komunikasi dari hati kehati sudah  akan pudar dan pada akhirnya akan padam sama sekali.

Kalau ada sahabat atau kerabat yang sedang sakit,merasa tidak perlu lagi menanyakan bagaimana kondisinya, dirawat dimana atau apakah jadi di operasi atau tidak? Orang akan merasa cukup terwakili dengan mengirimkan template, yang isinya:" Semoga Cepat Sembuh" atau " Doa menyebabkan segala sesuatu yang tidak mungkin,menjadi mungkin " atau " Kami doakan semoga cepat sembuh"

Chatting atau komunikasi yang intensif, hanya sebatas saling berkirim templat yang tanpa ada rasa dan cinta kasih .

Kalau hanya sebatas saling mengucapkan selamat pagi, salam bahagia atau saling menyenangkan, tentu saja tidak menjadi masalah. Karena rata rata templates yang beredar ditata dalam kosa kata yang indah dan menyenangkan hati. Akan tetapi dalam kondisi ada yang lagi sakit parah atau sedang tertimpa bencana dan kedukaan, tentunya sangat tidak elok, bila kita hanya mengirimkan template :" Ikut Berduka " atau " Ikut Prihatin"

Karena betapapun eloknya kosa kata yang tertulis dalam sebuah templat, tidak dapat menggantikan sepatah dua kata  yang keluar dari hati kita sendiri. Segala sesuatu itu menjadi indah dan bermanfaat bilamana  digunakan tepat sasaran. Saling chatting dengan templates, tidak ada salahnya, tapi jangan sampai menghapuskan  komunikasi antar hati ke hati.

Semoga kita semua secara arif, memaknai kemajuan tehnologi dan jangan sampai komunikasi antar sahabat dan keluarga, hanya sebatas saling berkirim templates.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun