Â
]Saling Berkirim Pesan Tanpa Kata,Fenomena Terkini ataukah Hanya Trend Sesaat?
Sejak beberapa bulan belakangan ini, telah terjadi perubahan yang cukup drastis dalam cara berkirim pesan .Baik via What'sApp, BBM atau Line. . Kalau biasanya selalu diawali dengan ucapan :"Selamat pagi Pak/bu atau Om /Opa " dan kemudian diikuti dengan salam menyejukkan lainnya, seperti :"Apa kabar pak? Semoga sehat ya. Salam takzim dari kami sekeluarga "
Kini cara yang beginian,mungkin sudah dianggap kuno, karena akhir akhir ini, pesan yang masuk via SMS, maupun WA Â bukan lagi sebuah sapaan yang dituliskan secara manual, melainkan kiriman berupa templat (template).
Harus diakui,templates dengan gambar gambar yang sangat menawan, lucu, mengemeskan dan menyejukkan. Syukur belum pernah sekali jua ada template, yang berbau kebencian,sara ataupun pornografi. Puluhan templates berlatar belakang gambar :" malaikat, aneka ragam bunga, boneka, pemandangan dan berisikan pesan, berupa doa doa yang menyejukkan hati.
Siapa Pemilik Hak Ciptanya?
Pada awalnya,saya sempat terkagum kagum, karena saya pikir yang menciptakan adalah ponakan cucu , yang mengirimkan kepada saya . Tapi ternyata kata ponakan cucu kami :" Hehehe bukaan Opa,,saya mah gaptek. Itu kiriman dari teman, yang saya forwardkan kepada Opa". Terus saya kejar dengan pertanyaan:" Hmm Kalau gitu temannya Silvia pinter banget yaa?"
"Hehehe bukan Opa, temannya Silvia sama gapteknya dengan Silvia. Ia juga dapat kiriman dari temannya" Jawab Silvia.
Wah, kalau gitu siapa ya pencipta templates yang jumlahnya sudah puluhan atau mungkin juga ratusan ini? Yang pasti, saya tidak tahu dan yang pasti juga, bukan satu orang. Tapi siapa dibalik pencipta Kreasi unik ini? Mungkin ada yang bisa bantu menjawab?
Fenomena Baru atau Hanya Trend Sesaat?
Dulu kita sering mendapatkan kiriman, gambar emoticon, emoji, maupun Sticker,yang dikemas dalam beraneka ragam gambar ,tanpa kata. Misalnya: gambar orang lagi ketawa, sedih ,marah dan emosional. Â Tapi lama kelamaan trend ini semakin memudar dan mulai berganti dengan template,yang dilengkapi dengan latar belakang beraneka ragam gambar.
Emoji pertama diciptakan pada tahun 1998 atau 1999 oleh Shigetaka Kurita, yang merupakan bagian dari tim yang sedang mengerjakan platform Internet seluler i-mode milik NTT DoCoMo}. Set pertama 172 emoji 12×12 piksel diciptakan sebagai bagian dari fitur perpesanan i-mode untuk membantu memfasilitasi komunikasi elektronik, dan berfungsi sebagai fitur yang membedakannya dari layanan lain
Nah, apakah  template bergambar yang sedang menghangat dimasa kini,adalah merupakan fenomena baru dalam kehidupan manusia di era super canggih ini, untuk menghemat waktu dalam chatting ? Ataukah hanya merupakan trend sesaat dan kemudian berganti dengan warna warni kreasi baru?
Tentu waktu jualah yang akan menjawabnya.Time will be the witness.
Dampak Negatif  Yang Mungkin Ditimbulkan
Bilamana hal ini tetap berkelanjutan, mungkin saja akan menimbulkan dampak negatif. Merasa senang dan happy setiap pagi menerima beragam ucapan :"Good Morning, Selamat pagi. Semoga Tuhan Memberkati, Semoga Senantiasa dalam Lindungan Allah. Semoga sehat dan bahagia dan seterusnya dan seterusnya, lama kelamaan komunikasi dari hati kehati sudah  akan pudar dan pada akhirnya akan padam sama sekali.
Kalau ada sahabat atau kerabat yang sedang sakit,merasa tidak perlu lagi menanyakan bagaimana kondisinya, dirawat dimana atau apakah jadi di operasi atau tidak? Orang akan merasa cukup terwakili dengan mengirimkan template, yang isinya:" Semoga Cepat Sembuh" atau " Doa menyebabkan segala sesuatu yang tidak mungkin,menjadi mungkin " atau " Kami doakan semoga cepat sembuh"
Chatting atau komunikasi yang intensif, hanya sebatas saling berkirim templat yang tanpa ada rasa dan cinta kasih .
Kalau hanya sebatas saling mengucapkan selamat pagi, salam bahagia atau saling menyenangkan, tentu saja tidak menjadi masalah. Karena rata rata templates yang beredar ditata dalam kosa kata yang indah dan menyenangkan hati. Akan tetapi dalam kondisi ada yang lagi sakit parah atau sedang tertimpa bencana dan kedukaan, tentunya sangat tidak elok, bila kita hanya mengirimkan template :" Ikut Berduka " atau " Ikut Prihatin"
Karena betapapun eloknya kosa kata yang tertulis dalam sebuah templat, tidak dapat menggantikan sepatah dua kata  yang keluar dari hati kita sendiri. Segala sesuatu itu menjadi indah dan bermanfaat bilamana  digunakan tepat sasaran. Saling chatting dengan templates, tidak ada salahnya, tapi jangan sampai menghapuskan  komunikasi antar hati ke hati.
Semoga kita semua secara arif, memaknai kemajuan tehnologi dan jangan sampai komunikasi antar sahabat dan keluarga, hanya sebatas saling berkirim templates.
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H