merasa bahwa dirinya adalah decision maker
merasa bahwa nasib orang berada ditelapak tangannya
orang sama sekali tidak dianggap
Maka akibat selalu berjalan dengan hidung menengadah keatas,sampai sampai tidak menengok ada batu atau lubang di depannya . Tersandung dan masuk kedalam lubang. Semakin sombong seseorang,maka semakin tinggi jualah tempat jatuhnya.
Pelajaran Hidup
Mantan boss saya,jadi Pemulung dan kemudian meninggal dalam keadaan nestapa. Menertawakan kejatuhan dan keterpurukan orang,tentu merupakan sebuah kenistaan.Tapi perlu dijadikan pelajaran hidup,agar jangan sampai kita mengalaminya. Bayangkan,dari tinggal di rumah mewah, mobil mewah, pembantu banyak,sopir pribadi,tukang kebun dan puluhan karyawan,ketika diusia tua,yang seharusnya tinggal dinikmati,ternyata harus hidup terlunta lunta. Sungguh tak terperihkan rasanya,menjalani hidup seperti itu.
Merasa bahwa kekayaan yang dimiliki,tidak akan habis dimakan tujuh turunan,tentu dapat di syukuri secara mendalam.Bukannya sesumbar didepan umum,bahwa kita adalah orang terkaya di kota dan harta kita tidak akan pernah habisnya. Lupa,bahwa hari esok,belum tentu milik kita.
Lupa bahwa apa yang kita namakan "kekayaan" ,bisa jadi untuk orang lain,hanya uang recehan yang tak berarti. Merasakan diri kita hebat ,ternyata dibelakang hari,karyawan yang selama ini dianggap cuma jongos,malahan menjadi boss.
Banyak orang lupa diri. Lupa bahwa hidup itu bersifat dinamika,berubah dari waktu kewaktu. Yang hari ini "jongos" ,sepuluh tahun kemudian ,bisa jadi boss dan sebaliknya,yang hari ini boss besar,dibelakang hari bisa jadi pemulung.
Merasa diri pintar? Jangan lupa ,hidup ini adalah sebuah universitas yang bersifat multidimensional,yang tidak pernah terjamah oleh tangan tangan perguruan tinggi. Di sini semua orang belajar untuk memahami arti dan makna tentang hidup dan kehidupan. Belajar dibangku sekolah,mungkin akan memberikan kita ilmu pengetahuan. Tapi ilmu pengetahuan,yang tidak disertai dengan ilmu kehidupan,tak akan berarti apapun.
Tetaplah Rendah Hati