Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajarlah Sebelum Terlambat

9 Maret 2017   05:48 Diperbarui: 9 Maret 2017   16:00 760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


perjalanan hidup tidak selalu mulus,ada kalanya kita harus melalui jalan yang terjal dan licin dan ada kalanya dilanda ombak kehidupan yang dahyat,.Karena itu perlu belajar dari setiap kejadian,agar jangan sampai tergelincir dan jatuh/foto ilustrasi : tjiptadinata effendi

Semua orang sibuk dengan segala macam urusan. Baik urusan yang benar benar penting,maupun menyibukkan diri,untuk hal hal yang sesungguhnya tidak berharga untuk diurus,Begitu sibuknya ,sehingga orang sering lupa untuk belajar mengurus diri sendiri.Baru sadar diri,ketika semuanya sudah terlambat. Padahal belajar tidak harus duduk diruang kelas,bahkan tidak harus membayar apapun. Kita bisa belajar dimanapun dan kapanpun,kalau saja kita mau.

Entah sudah berapa banyak contoh contoh hidup,yang dapat disaksikan terjadi dalam lingkungan kita,bahwa akibat dari kesembongan,orang akan terperosok semakin dalam. Tapi sayang sekali,pelajaran hidup yang teramat berharga ini,kebanyakan terbiarkan berlalu begitu saja,tanpa dipetik hikmahnya.

Mantan Boss ,yang dihari tuanya ,menjadi pemulung. Mantan menteri yang menghabiskan masa tuanya di penjara ,Orang yang sesumbar mengatakan,bahwa hartanya tidak akan habis dimakan oleh tujuh turunannya,ternyata baru turunan kedua sudah habis.

Saya kenal dengan salah seorang pejabat tingkat Kakanwil,kaya dan masih kerabat dekat dengan salah seorang menteri. Yang sangat angkuh dan sama sekali tidak menghargai orang yang berurusan dengan nya. Kata kata mutiara yang selalu dikedepankan adalah :"Saya ini kakanwil, saya yang berkuasa disini."Ternyata ,belum setahun menjabat, kena masalah memblow up renovasi gedung perkantorannya .Dalam lemari dirumahnya ,kedapatan uang ratusan juta rupiah. Dipecat,tapi karena saudaranya menteri,maka tidak dilanjutkan perkaranya ,pada masa itu.

Pulang kampung ke Jakarta dan  walaupun sudah dipecat, dirumah masih pakai pakaian dinas .Bahkan Sopir pribadinya,dikasih pakaian seragam dinas .Berbuat seakan masih jadi pejabat. Lama lama ,mulai bicara dan ketawa sendiri dirumah dan berakhir di Rumah Sakit Jiwa.

Mengapa?

Karena kesombongan ,membuat orang :

lupa diri

merasa bahwa dirinya akan berkuasa selamanya

merasa bahwa apapun bisa dibeli dengan uang'

merasa bahwa dirinya adalah decision maker

merasa bahwa nasib orang berada ditelapak tangannya

orang sama sekali tidak dianggap

Maka akibat selalu berjalan dengan hidung menengadah keatas,sampai sampai tidak menengok ada batu atau lubang di depannya . Tersandung dan masuk kedalam lubang. Semakin sombong seseorang,maka semakin tinggi jualah tempat jatuhnya.

Pelajaran Hidup

Mantan boss saya,jadi Pemulung dan kemudian meninggal dalam keadaan nestapa. Menertawakan kejatuhan dan keterpurukan orang,tentu merupakan sebuah kenistaan.Tapi perlu dijadikan pelajaran hidup,agar jangan sampai kita mengalaminya. Bayangkan,dari tinggal di rumah mewah, mobil mewah, pembantu banyak,sopir pribadi,tukang kebun dan puluhan karyawan,ketika diusia tua,yang seharusnya tinggal dinikmati,ternyata harus hidup terlunta lunta. Sungguh tak terperihkan rasanya,menjalani hidup seperti itu.

Merasa bahwa kekayaan yang dimiliki,tidak akan habis dimakan tujuh turunan,tentu dapat di syukuri secara mendalam.Bukannya sesumbar didepan umum,bahwa kita adalah orang terkaya di kota dan harta kita tidak akan pernah habisnya. Lupa,bahwa hari esok,belum tentu milik kita.

Lupa bahwa apa yang kita namakan "kekayaan" ,bisa jadi untuk orang lain,hanya uang recehan yang tak berarti. Merasakan diri kita hebat ,ternyata dibelakang hari,karyawan yang selama ini dianggap cuma jongos,malahan menjadi boss.

Banyak orang lupa diri. Lupa bahwa hidup itu bersifat dinamika,berubah dari waktu kewaktu. Yang hari ini "jongos" ,sepuluh tahun kemudian ,bisa jadi boss dan sebaliknya,yang hari ini boss besar,dibelakang hari bisa jadi pemulung.

Merasa diri pintar? Jangan lupa ,hidup ini adalah sebuah universitas yang bersifat multidimensional,yang tidak pernah terjamah oleh tangan tangan perguruan tinggi. Di sini semua orang belajar untuk memahami arti dan makna tentang hidup dan kehidupan. Belajar dibangku sekolah,mungkin akan memberikan kita ilmu pengetahuan. Tapi ilmu pengetahuan,yang tidak disertai dengan ilmu kehidupan,tak akan berarti apapun.

Tetaplah Rendah Hati

Dalam hidup ini,orang  saling berbagi dan saling mengingatkan. Karena terkadang kita terlena dan terlelap dalam  euforia kebablasan.Perlu ada alaram,yang mengejutkan dan membangunkan. Rendah hati,meniadakan jurang pemisah dan menyembatani segala perbedaan. So still humble!

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun