Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Setiap Pilihan, Selalu Mengandung Resiko

24 Februari 2017   20:17 Diperbarui: 24 Februari 2017   20:34 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inilah sepotong kisah hidup kami.

Cinta yang Membungkam Terompet Kematian

Pilihan yang teramat  menyakitkan bagi seorang wanita adalah ketika ia harus memilih, tetap melanjutkan rencana pernikahan dengan pria yang sudah divonis dokter, bahwa kondisinya adalah bagaikan dinding kaca yang sudah retak yang setiap saat ,bisa pecah brantakan atau membatalkan rencana tersebut?

Pria yang dicintainya sepenuh jiwanya, kini ada dihadapannya. Dengan suara yang terputus putus menyampaikan kepadanya.bahwa kondisinya sudah terlalu parah., Hanya mujizat saya yang membuat ia masih mampu bertahan hidup. Bahkan dokter Specialist Syaraf yang  merawatnya, mengingatkannya, agar jangan egois. Oleh karena itu pria itu menceritakan segala galanya yang didengarnya dari dua orang dokter yang merawatnya,bahwa sewaktu waktu ,tanpa sebab, segalanya bisa berakhir .....

Kini pria itu menyerahkan segala keputusan didalam tangannya. Namun, mana mungkin ia tega menghianati cintanya. Mana mungkin ia tega menghancur leburkan perasaan laki laki yang dicintainya melebihi dirinya sendiri.?

Keduanya hening,,..

Tiba tiba . suara wanita ini memecahkan kesunyian : ”Andre... aku mau bertanya. Seandainya hal ini terjadi pada diriku ,apakah kau tega memutuskan hubungan kita?” katanya lirih dengan pandangan mata yang seakan menembus ,hingga kerelung hati laki laki yang dihadapannya.. Air matanya berderai dan mengalir kedua pipinya....

Laki laki yang ada dihadapannya, sungguh sama sekali tidak menyangka bahwa justru pertanyaan yang diberikan ,dikembalikan lagi kepadanya. Dan dengan nada yang sungguh sungguh keluar dari lubuk hatinya, ia menjawab: ”Mana mungkin aku tega melakukannya?”

“Begitu juga dengan diriku Andre.. Bagiku., satu satunya pria yang ada dalam hidupnya hanya satu dan orang itu adalah dirimu”

Maka seketika,mereka berdua larut dalam keharuan, yang hanya mereka berdua dan Tuhan yang mengetahui, bagaimana perasaan mereka...

Cinta Ternyata Mampu Membungkan Lonceng Kematian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun