Masih Menyimpan Dendam, Kebencian dan Trauma? Berarti  Sakit !
Pengertian sehat bila ditanyakan kepada masing masing pribadi,tentu akan menjawab secara sangat bervariasi. Ada jawaban yang bersifat basa basi, bilamana bertemu teman dan bertanya : "Halo Pak Rudy, lama tidak jumpa.Apa kabar nih?"
Dan biasanya jawaban yang diterima adalah : "Alhamdulilah sehat" atau "Puji Tuhan, saya sehat". Tentu saja jawaban ini memiliki arti ganda. Yang pertama,mungkin saja jawaban basa basi,karena tidak tega rasanya,begitu ketemu,terus menceritakan :" saya sakit ini dan itu".Atau boleh jadi jawaban jujur,dengan pengertian "sehat" menurut alur pikiran orang yang ditanya.
Dalam kalimat lain,bahwa  pengertian sehat dalam keseharian yang selama ini kita jumpai ,belum tentu merupakan sehat yang sesungguhnya .Bisa jadi "sehat" yang dimaksudkannya adalah sudah sembuh dari sakitnya .Atau "sehat", karena sudah bisa berjalan sendiri,tanpa menggunakan tongkat.
Mungkin sebelumnya tidak bisa berjalan, bahkan mungkin tidak dapat berdiri,tanpa tongkat dan kini sudah dapat berjalan sendiri dari kamar kekamar mandi tanpa tongkat ataupun bantuan anggota keluarga lainnya
Merujuk Pada Kriteria Sehat WHO
Merujuk pada kriteria sehat menurut WHO -World Health Organization, dapat dipetik point point penting , antara lain bahwa seseorang atau manusia itu baru dapat dikatakan sehat, bila kondisinya sehat lahir dan batin,serta mampu hidup berinteraksi dan bertetangga dengan baik.
Selanjutnya, disebutkan juga,bahwa manusia harus mampu menerima dengan ikhlas, suatu keadaan ,walaupun pada kenyataannya kondisi tersebut ,tidak sesuai dengan yang diharapkannya.
Atau dalam kalimat lain ,manusia baru dapat dikategorikan termasuk manusia yang sehat,tidak hanya bila tidak dalam keadaan sakit secara phisik,tetapi juga mampu menghadirkan kegembiraan hidup dalam dirinya. Serta mampu hidup mandiri dan melakukan aktivitas,sesuai dengan kapasitas masing masing.
Bila hanya sekedar bisa berjalan dirumah,makan dan ke kamar mandi,tentu bukan kondisi seperti ini yang dimaksudkan dengan manusia sehat.Apalagi bila untuk menunjang kelangsungan hidup,harus menunggu bantuan anggota keluarga ataupun orang lain
Pengertian Sehat Lahir Bathin
Orang yang secara phisik,tampak sehat,karena mampu melakukan aktivitas keseharian, tanpa memerlukan bantuan,namun sesungguhnya menyimpan: dendam,kebencian dan trauma mendalam,tentu tidak dapat dikategorikan sebagai manusia yang sehat lahir dan bathin.
Apalagi,bilamana orang tergantung pada obat obat penenang,hanya untuk dapat tidur ,tentu jauh dari manusia yang dapat disebutkan sehat ,dalam kondisi sesungguhnya.
Oleh karena itu perlu ada upaya dengan melakukan self care atau perawatan diri sendiri,dengan jalan meningkatkan pemahaman tentang sehat,serta memperbaiki kondisi tubuh yang selama ini rapuh dan sangat tergantung pada obat obatan.
Memahami . bahwa pengertian sehat bukanlah seperti yang selama ini dipahami orang secara umum,,yakni kalau masih bisa berjalan dan tidak tergeletak dirumah sakit atau ditempat tidur, dianggap masih sehat.Padahal untuk dapat disebutkan sehat secara holistik, kita dituntut untuk berbenah diri ,lahir dan bathin
Obat Hanya Mampu Menyembuhkan Gangguan Kesehatan Secara Phisik
Bila sakit, maka orang akan kedokter, karena mengharapkan bahwa seorang dokter ,pasti akan lebih memahami,mana obat yang bermanfaat untuk diminum,ketimbang mengonsumi obat secara serampangan.Â
Karena betapapun kita membutuhkan obat obatan, tetap saja harus dipahami,bahwa setiap obat,memiliki efek negatif bagi tubuh manusia. Karena kalau sama sekali tidak ada efek negatifnya,maka namanya bukanlah obat,tapi supplement food atau vitamine. Bahkan mengonsumi vitamin juga ada aturan mainnya.karena apapun yang dikonsumsi secara serampangan, bukannya bermanfaat,melainkan akan membawa dampak yang negatif,bagi kesehatan kita.
Memahami Tentang Arti Sehat,Bukan Semata Tugas Dokter, Tapi juga Tugas Kita
Banyak orang berpikir, urusan tentang sehat tidaknya,adalah tugas dokter,bukan urusan kita. Padahal tugas dokter adalah membantu orang yang sakit untuk cepat pulih. Bukannya bertanggung jawab sepenuhnya atas kesehatan diri setiap orang.
Jadi sesungguhnya,walaupun latar belakang pendidikan kita ,sama sekali tidak ada hubungannya dengan dunia,kesehatan, tetap saja setidaknya kita memahami prinsip prinsip dasar, tentang arti dan makna sehat.
Di Australia jangan Kaget ke dokter, Tidak Dikasih Obat ataupun Resep
Saya pernah ke dokter mata,memeriksakan mata saya yang merah,karena tercolok oleh ranting pepohonan,ketika membersihkan kebun. Menengok di cermin,mata merah, seperti mata banteng yang lagi marah,rasanya suasana hati jadi kecut.
Tapi setelah antri cukup lama dan diperiksa dengan teliti oleh dokter specialist mata ,ia cuma mengatakan: "No problem", tanpa obat mata dan tanpa resep. Pada waktu itu,saya jengkel dan mengomel dalam hati:" Enak saja bilang no problem,coba kalau mata you,merah seperti ini gimana?" Tapi tentu hanya mengomel dalam hati.
Ternyata benar, sesudah tidur nyenyak malamnya,keesokan  harinya,merahnya berkurang dan dalam tiga hari ,tanpa dikasih obat tetes,mata saya pulih.
Kembali Ketopik
Dendam ,kebencian dan trauma masa lalu,jelas tidak dapat dipulihkan dengan minum obat. Obat penenang ,hanya berfungsi untuk memudahkan kita tidur dengan pulas,tapi begitu keesokan harinya terbangun,masalah dendam,kebencian dan trauma masa lalu,masih tetap tinggal mengental dalam diri.Tidak mungkin dipupus atau disembuhkan hanya dengan mengonsumi obat obat penenang.
Coba dijawab,apakah ada diantara kita,yang tidak pernah merasa hatinya terluka .oleh tindakan orang lain? Rasanya, selama namanya masih manusia pasti pernah merasa sakit  hati ,karena orang yang dipercayai dan disayangi, ternyata tega teganya menghianati diri kita. Namun tentu saja,kadarnya tidak sama. Ibarat ada yang luka tergores dan ada yang terluka parah. Sama sama merasa sakit,tapi dengan kadar yang berbeda.
Back To Nature
Disamping  berusaha untuk mengikhlaskan apa yang sudah terjadi ,yang merupakan asal muasal terjadinya kebencian dan dendam,serta trauma dalam diri,tentu ada cara lain,untuk mempercepat pemulihannya,yakni kembali kepada alam.
Ada kiat kiat tertentu,yang kalau diuraikan disini,akan terlalu panjang dan membosankan untuk dibaca.
Pengalaman Pribadi
Mengapa bercerita tentang pengalaman pribadi? Karena kalau yang dituliskan adalah berdasarkan :"kata orang", maka tulisan kita akan menjadi tawar dan tidak bernilai untuk dijadikan bacaan yang bermanfaat.
Tentu saja ,saya tidak akan mengulangi cerita masa lalu secara berkepanjangan,karena hanya akan menghadirkan kejenuhan bagi yang baca. Intinya adalah:
Saya pernah ditipu oleh sahabat baik. Bukan hanya sekali ,tapi berkali kali. Dan juga bukan hanya sahabat bisnis yang melarikan uang perusahaan saya,bahkan saya pernah ditahan dan berpekara selama lebih dari dua tahun. Bahkan pernah direncanakan untuk dihabisi,dengan cara melonggarkan baut baut roda kendaraan saya.Gimana rasanya pada waktu itu?
Kalau ditanya.gimana perasaan saya pada waktu itu? Jujur,kalau mengikuti rasa sakit hati,orangnya mau saya lemparkan kedalam laut,agar dimakan hidup hidup oleh ikan hiu. "Koq kejam amat?". Kalau saya jawab:"Oh,nggak apa apa" berarti saya munafik . Orang munafik adalah orang yang paling hina di alam semesta ini.Makanya saya ceritakan apa adanya,karena tidak mau menjadi munafik.
Sudah Memaafkan, Tapi Luka Masih Menganga
Pada waktu itu, setelah pelakunya datang sambil menangis dan minta maaf,sudah saya maafkan, tapi luka bathin yang sudah terlanjur menganga, tidak semudah itu bertautnya.Terus gimana caranya bisa sembuh? (Bersambung)
Tulisan yang terlalu panjang, akan membuat orang jenuh, maka untuk artikel ini,saya sudahi sampai disini. Tentu saja,akan ada kelanjutannya, kalau masih ada yang mau membacanya.
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H