Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyimpan Dendam, Kebencian dan Trauma? Berarti Sakit!

10 Februari 2017   19:42 Diperbarui: 10 Februari 2017   19:56 2704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya pernah ke dokter mata,memeriksakan mata saya yang merah,karena tercolok oleh ranting pepohonan,ketika membersihkan kebun. Menengok di cermin,mata merah, seperti mata banteng yang lagi marah,rasanya suasana hati jadi kecut.

Tapi setelah antri cukup lama dan diperiksa dengan teliti oleh dokter specialist mata ,ia cuma mengatakan: "No problem", tanpa obat mata dan tanpa resep. Pada waktu itu,saya jengkel dan mengomel dalam hati:" Enak saja bilang no problem,coba kalau mata you,merah seperti ini gimana?" Tapi tentu hanya mengomel dalam hati.

Ternyata benar, sesudah tidur nyenyak malamnya,keesokan  harinya,merahnya berkurang dan dalam tiga hari ,tanpa dikasih obat tetes,mata saya pulih.

Kembali Ketopik

Dendam ,kebencian dan trauma masa lalu,jelas tidak dapat dipulihkan dengan minum obat. Obat penenang ,hanya berfungsi untuk memudahkan kita tidur dengan pulas,tapi begitu keesokan harinya terbangun,masalah dendam,kebencian dan trauma masa lalu,masih tetap tinggal mengental dalam diri.Tidak mungkin dipupus atau disembuhkan hanya dengan mengonsumi obat obat penenang.

Coba dijawab,apakah ada diantara kita,yang tidak pernah merasa hatinya terluka .oleh tindakan orang lain? Rasanya, selama namanya masih manusia pasti pernah merasa sakit  hati ,karena orang yang dipercayai dan disayangi, ternyata tega teganya menghianati diri kita. Namun tentu saja,kadarnya tidak sama. Ibarat ada yang luka tergores dan ada yang terluka parah. Sama sama merasa sakit,tapi dengan kadar yang berbeda.

Back To Nature

Disamping  berusaha untuk mengikhlaskan apa yang sudah terjadi ,yang merupakan asal muasal terjadinya kebencian dan dendam,serta trauma dalam diri,tentu ada cara lain,untuk mempercepat pemulihannya,yakni kembali kepada alam.

Ada kiat kiat tertentu,yang kalau diuraikan disini,akan terlalu panjang dan membosankan untuk dibaca.

Pengalaman Pribadi

Mengapa bercerita tentang pengalaman pribadi? Karena kalau yang dituliskan adalah berdasarkan :"kata orang", maka tulisan kita akan menjadi tawar dan tidak bernilai untuk dijadikan bacaan yang bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun