Tabloid yang diterbitkan oleh Pemerintah kota,yang bernama : "Weekender Joondalup Comunity News", terbitan hari ini, mengumumkan tentang tanggal dan tempat pembuangan barang barang elektronik terutama yang mengunakan baterai.
Karena dapat membahayakan lingkungan bila dibuang disembarang tempat.Tabloid ini di antarkan secara gratis ke rumah rumah penduduk. Makanya ketika saya membuka kotak pos,ada tabloid langsung saya baca. Isinya tentang aturan membuang sampah,mendorong saya untuk mengulasnya dalam artikel ini.
Kalau mengenai apa kira kira isi bak sampah di Indonesia, tentu tidak perlu diuraikan panjang lebar disini. Karena semua orang Indonesia, bahkan para pendatang yang tinggal di negeri kita, pasti sudah hafal kira kira apa isi bak sampah.
Sampah terbanyak, pasti berasal dari sisa sisa olahan di dapur,termasuk sisa makanan di rumah makan serta tak luput segala jenis hewan yang mati ,tanpa tahu sebabnya. Semua sampah yang diangkut oleh petugas DKI ,akan dibawa ketempat pembuangan akhir sampah dan disana akan diolah. Diolah bagaimana? Sungguh saya tidak tahu jawabannya. Daripada ngarang cerita, lebih baik jujur saja bilang :' tidak tahu"
Nah, belakangan ini kabarnya sudah banyak kemajuan,dengan di sediakannya tong tong sampah oleh Dinas Kebersihan kota. Sehingga sampah dari rumah tangga,tidak lagi dibuang berserakan dibak sampah atau di sudut dinding rumah tetangga. Kalau dulu,bahkan ditempat yang di pancang papan bertuliskan : "Dilarang Keras Buang Sampah Disini'. justru di bawah tiang, menumpuk sampah ,yang sudah berulat dan membusuk. Syukurlah kini,negeri kita sudah semakin bersih.
Australia Negeri Paling Banyak Aturan
Australia, merupakan negeri yang paling banyak aturannya, termasuk mengenai cara pembuangan sampah. Kalau di New South Wales, ada tiga tong sampah dengan warna :
- Hijau  untuk sampah kebun
- kuning untuk sampah kardus dan botol.serta kaleng]
- merah  untuk sampah  dapur
- Sedangkan di Western Australia ,hanya disediakan 2 buah tong sampah yang berbeda warna,yakni:
- hijau untuk sampah daput
- kuning untuk sampah botol,kaleng dan kardus
Setiap minggu sekali akan ada truk pengangkut sampah dari dinas kebersihan kota. Â
Buang Sampah Diluar Tong Akan di Denda
Membuang sampah diluar tong sampah yang sudah disediakan,termasuk meletakkan tv ,kulkas ,mesin cuci ,dianggap sebagai Pencermaran lingkungan dan akan didenda. Begitu juga barang barang elektronik,yang sudah tidak dikehendaki lagi,ada aturan mainnya secara  terpisah.
Buang Sampah Jumbo Harus Tunggu Jadwal
Untuk membuang sampah jumbo,seperti :kasur,tv,mesin cuci ,kulkas dan sebagainya, harus sabar menunggu pengumuman dari Council atau Pejabat daerah setingkat Kecamatan,baru boleh diletakkan di depan rumah.
Sementara itu,barang barang elektronik,terutama yang menggunakan baterai,tidak boleh dibuang sembarangan,melainkan harus diantarkan di tempat yang ditentukan. Misalnya ,kalau yang berdomisili di daerah Joondalup, dibuka kesempatan pada hari :
Sabtu  dan Minggu ,tanggal 11 dan 12 Februari, 2017 yang akan datang, di City of Joondalup leisure Centre -Craigie . Karena barang barang ini,mengandung racun ,yang tidak boleh sembarangan dibuang.Seperti yang saya kutip dibawah ini:
"E-Waste is reponsible for 70% of the tonic subtances such as lead,cadmiun adn mercury found in landfill" (sumber: Joondalup.wa.gov.au or call 9400-4255)
Kendaraan khusus untuk mengangkut sampah ini memang sengaja didisain, agar cukup Pengemudi, sekaligus sebagai pekerja kebersihan, tanpa memerlukan tenaga lainnya. Karena sudah digantikan oleh tangan robot, yang bisa dikendalikan lewat perangkat yang terpasang di samping pengemudi. Membuka "rahangnya" ,menjepit tong sampah dan menuangkan isinya kedalam baik.Â
Kemudian mengembalikan tong yang sudah kosong ,ketempat semula. Sampah yang sudah dituangkan kedalam bak truk ,tidak akan berserakkan,karena bak sampah nya sudah di disain khusus.
Untuk atasi penumpukan  sampah peremajaan taman ,adalah dengan menggunakan Truk Multiguna.Yang dilengkapi dengan mesin penggiling cabang ,ranting dan dedaunan.Hasilnya adalah serbuk kayu,yang siap untuk dijadikan pupuk.
Mereka mengolah langsung ditempat dan dalam waktu kurang dari 3 jam, seluruh sampah yang disebutkan di atas sudah berubah ujud menjadi pupuk. Sehingga sekaligus pekerjaan mereka menghasilkan manfaat ganda,yakni: Merapikan taman taman kota serta memotong dahan yang mengganggu lalu lintas Menebang pohon pohon yang sudah rapuh dan langsung mengolah ditempat menjadi  pupuk alami yang langsung dapat dimanfaatkan
Aturan yang begitu banyak,bukan hanya bersifat himbauan,melaikan ada sanksi nya,yakni di denda. Misalnya ,meletakkan mobil rusak didepan rumah dan sesudah di peringati, masih tidak digubris, maka kendaran derek dari Dinas Kebersihan kota akan datang dan mendereknya untuk dibuang ketempat bangkai bangkai kendaraan. Dan hal ini tidak gratis,tapi pemilik didenda 200 dolar atau setara 2 juta rupiah.
Kalau iseng,membuang sampah jumbo di luar hari yang ditetapkan, akan dapat didenda hingga 1000 dolar atau 10 juta rupiah.
Walaupun begitu banyak aturan yang disertai ancaman denda yang lumayan besar,tapi belum pernah ada warga yang mengajukan protes. karena mereka menyadari, kebersihan lingkungan adalah untuk kepentingan bersama.
Bahkan setiap minggu atau hari libur,ada tim relawan,yang berjalan berkeliling ,untuk menelusuri taman taman untuk umum, serta tempat bermain anak,untuk mengumpuli kalau kalau ada botol kosong atau pecahan kaca dari orang mabuk yang  membuangnya dimalam hari. Mereka tidak digaji, melainkan atas inisiatif sendiri. Bagi orang Australia,menjadi Volunteer atau Relawan itu merupakan sebuah kebanggaan tersendiri.Termasuk menjadi Life guard di pantai, untuk mengawasi bilamana ada yang membutuhkan pertolongan.
Banyak berjalan,semakin banyak dapat kesempatan untuk belajar ,yang dapat dibagikan lewat tulisan,agar orang lain yang belum sempat berkunjung ke Australia,setidaknya tahu sedikit tentang aturan dinegeri ini.Sehingga, siapa tahu suatu waktu ,ada kesempatan berkunjung, tidak lagi gamang, mendengarkan begitu banyak aturan, yang harus ditaati.
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H