Bagi yang lagi sumpek, entah karena uang terlalu banyak sehingga tidak tahu mau simpan di mana atau juga sumpek karena rejeki nomplok belum kunjung datang, tidak usah pergi jauh jauh. Cukup berkendara 30 menit ke Danau Sunter. Rileks, sambil mancing dan menikmati rujak pedas di pinggir danau. Rileks adalah obat murajarab, dari pada stress dan harus berurusan dengan rumah sakit.Â
Makan rujak pedas atau sate ayam, sambil duduk dan terkantuk kantuk, tak terasa sudah sore. Perasaan galau dan stress sudah hanyut dan berlabuh di dasar Danau Sunter dan kita bisa kembali ke rumah masing masing.
Mari kita melihatnya dengan kaca mata jernih. Kalau mau Jakarta berubah menjadi lebih baik, tidak macet, tidak kotor dan tidak semrawutan, maka mari kita mulai mengawali dengan diri kita dan keluarga kita terlebih dulu.Â
Cegahlah anggota keluarga kita, agar jangan membuang sampah sembarangan, coba menahan diri untuk tidak membunyikan klakson, walau harus menunggu kendaraan didepan terlambat 2 atau 3 detik. Kalau kendaraan kita jelas telah menimbulkan polusi secara berkelebihan, maka bawalah ke bengkel untuk diperbaiki. Jangan lupa Jakarta bukan hanya milik Penduduk DKI, tapi milik kita semua: Bangsa Indonesia.
Membangun Jakarta, tidak bisa hanya mengandalkan Jokowi dan GubernurDKI, siapapun adanya, melainkan dengan keikutsertaan kita semua, yang peduli tentang Jakarta, sebagai cermin diri negara dan sekaligus cermin diri kita sebagai bangsa Indonesia.
Catatan: semua foto adalah dokumentasi pribadi tjiptadinata effendi. Ditulis sebagai bentuk kepedulian ,sebagai satu dari sekian juta warga yang ber KTP DKI, bertempat tinggal di Mediteranian Boulevard Apartemen, lantai 27 BL ,Kemayoran Jakarta Pusat dan kini sedang berada di Western Australia.
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H