Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Berkunjung ke Tempat Bersejarah adalah Melawan Lupa

26 Januari 2017   07:54 Diperbarui: 26 Januari 2017   08:32 1043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada beberapa alternatif,untuk dapat berkunjung kesini ,antara lain :

  1. Ngarai Sianok
  2. Taman Panorama
  3. Taman Bung Hatta
  4. Samping Kebun Binatang

Sumber: Dok.pribadi
Sumber: Dok.pribadi
Dibatasi

Masih menurut Robbi,si Pemandu, luas Lubang Jepang ini adalah sekitar 1,5 kilometer, namun demi keamanan saat ini hanya sepanjang 750 m saja yang diizinkan untuk dimasuki wisatawan

Terowongan berbentuk setengah lingkaran dengan tinggi berkisar dua meter itu, kecuali beberapa rongga, membuat para pengunjung terpaksa membungkuk untuk melaluinya. Kemudian dihadapan kita,terdapat  :

  1. ruang amunisi
  2. ruang interogasi
  3. ruang tahanan
  4. ruang penyiksaan
  5. lubang pengintaian
  6. ruang penyergapan

Melalui rute kekejaman tentara dai Nippon ini ,yang membuat kita merinding,apalagi sambil membayangkan  bagaimana tewasnya para romusha di siksa dan dibantai. Perang itu memang kejam,siapapun pelakunya. Dan di Lubang Jepang ini, para pembantainya ,tentu adalah tentara Dai Nippon,yang pada waktu itu berkuasa.

Sumber: Dok.pribadi
Sumber: Dok.pribadi
Menghirup Udara Segar

Setelah menapaki perjalanan yang menegangkan dan sempat membuat tubuh panas dingin, khirnya kami boleh berlega hati, ketika sinar mentari tampak menyeruak melalui kisi kisi besi.Petanda,bahwa kami sudah sampai diujung perjalanan ,melakukan napak tilas sepotong perjalanan hidup para romusha.

Menghirup udara bebas dan merasakan kehangatan sinar matahari, membuat dada yang tadi agak sesak, menjadi lapang.

Berkunjung dilorong sempit dan gelap ini,tentu bukan untuk mendapatkan rasa horor yang mendebarkan,serta membuat bulu kuduk berdiri. Lebih daripada itu,adalah  mengingatkan kita ,bahwa kemerdekaan yang kita nikmati saat ini,sama sekali bukan hadiah dari penjajah,melainkan hasil  pengorbanan para pendahulu kita. Mereka mati, agar kita bisa merasakan hidup dalam alam kemerdekaan.

Kenangan  di Lubang Jepang,Bukittinggi

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun