Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Budaya Syukuran Jelang Imlek, Sudah Hampir Punah

23 Januari 2017   17:05 Diperbarui: 23 Januari 2017   17:15 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto pernikahan ponakan cucu,yang kami hadiri di Payahkumbuh ,tahun lalu, masih melangsungkan pernikahan dengan adat Tionghoa, Suatu hal yang kini,sudah amat jarang ditemui, Umumnya,generasi muda ,melangsungkan pernikahan dengan meniru gaya pernikahan barat. /fofo.koleksi pribadi

Kini, momentum untuk pertemuan akbar dengan seluruh anggota keluarga besar,sudah hampir tidak pernah terdengar lagi.Bahkan  tidak jarang, untuk mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek kepada orang tua, ada yang merasa cukup,hanya via telpon saja, Sebuah kehilangan besar dari adat keturunan Tionghoa,karena justru hal ini merupakan sebuah pelajaran budi pekerti,yakni menghormati dan menghargai ,serta menunjukkan rasa bhakti dari anak,terhadap orang tua,yang sudah melahirkan dan bersusah payah membesarkannya.

Tapi, ya begitulah. walaupun pahit rasanya,tapi ini adalah fakta yang tak terbantahkan, bahwa lambat laun, waktu telah mengubah pandangan terhadap falsafah hidup dan budaya yang dulunya dikawal dengan penuh hormat.

Tepat Tengah Malam

Diawali dari yang paling utama kedudukannya dalam rumah tangga, yakni kakek nenek ,kalau masih hidup,kemudian menyusul ayah dan ibu,baru diikuti oleh anak mantu sesuai levelnya.

Membakar hio dan kemudian berdoa ,untuk menyatakan rasa syukur kepada Tuhan dan sekaligus memohonkan perlindungan dan rejeki untuk tahun baru.Walaupun tradisi ini merupakan tradisi dari Pemeluk aliran Khong Hu Cu, tapi anak mantu yang walaupun sudah beragama Katholik, biasanya ikut juga berdoa. Karena walaupun cara berbeda,tapi tujuannya untuk bersyukur kepada Tuhan.

Ketika ayah ibu dan nenek saya masih hidup, sebagai orang yang terlahir dari keturunan Tionghoa, tidak dapat membedakan ,antara agama  Budha atau Pemeluk Khong Hu Cu.

Selesai Acara Syukuran

Selesai acara syukuran,maka tengah malam itu juga, babi dan kambing ,dipotong potong dan dibagikan kepada para tetangga,baik yang merayakan Imlek,maupun tidak,selama mereka mau menerimanya. Jadi disini,kita tengok,bahwa sesungguhnya,sejak tempo doeloe,sudah ada tradisi hidup berbagi.

Kalau tetangga yang akan dibagikan ,daging persembahan cukup banyak,maka Tuan rumah ,mengenyampingkan jatah untuk, rumahnya sendiri.Karena menurut kepercayaan,semakin banyak yang dibagikan,maka akan semakin banyak rejeki yang akan diperoleh.Seirama dengan hukum tabur tuai ,dijaman kini.

Tradisi yang Mulai Punah

Tetapi tradisi yang cukup unik dan menarik,karena menyirat pesan moral,yakni:

  1. tahu bersyukur
  2. tahu hidup berbagi
  3. untuk Tuhan ,memilih yang terbaik
  4. Begadang,petanda cinta pada orang tua

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun