Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Berkunjung ke Marmion Marine Park, Taman Laut Pertama di Australia

21 Januari 2017   18:26 Diperbarui: 21 Januari 2017   18:39 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kami baru saja pulang dari berkunjung ke Taman Laut pertama di Australia Barat, namanya: Marmion Marine Park. Lumayan jalan jalan di pantai dengan udara sekitar 32 derajat Celcius, rasanya sejak tadi haus berkepanjangan.Tapi karena kami sudah membiasakan diri,kalau sudah merencanakan,tidak boleh ditunda,hanya karena panas terik atau hujan lebat.

Apalah artinya panas 32 - 34 derajat Celcius,dibandingkan ,ketika kami  berada selama berjam jam di Padang Pasir Pinnacles ,yang lokasinya 4 -5 jam berkendara dari pusat kota. Kalau ke Mamion Marine, dengan mobil ya nggak begitu lama rasanya. Apalagi sambil berkendara menikmati pemandangan yang indah.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
The Marmion Marine Park adalah kawasan lindung di sepanjang dan di lepas pantai utara Perth, Australia Barat dan sejak tahun 1987, dinyatakan sebagai Taman Laut pertama di Australia Barat.  Menurut keterangan yang dapat dibaca pada prasasti disini,luasnya mencapai lebih dari 10 ribu hektar.

Jaraknya,hanya sekitar 30 menit berkendara dari  kota Satelit Joondalup.Ada terumbu kapur yang mengelantung indah. Namun karena tertutup oleh lapisan tanah dan rerumputan,maka hanya dapat disaksikan ,kalau kita menuruni anak tangga,yang memang sudah dipersiapkan disana. Tetapi karena ombak hari ini,cukup besar,karena angin bertiup kencang,maka kami harus cukup puas,mengabadikannya ,dari sebatas anak tangga paling bawah.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Karena ditempat ini, sudah terpancang papan peringatan,untuk tidak mengambil resiko, berjalan diatas atau dibawah  kolong terumbu karang, Karena setiap saat ,bisa saja roboh. Untuk yang mau mancing atau berenang, harus mau berjalan kaki beberapa ratus meter lagi. Karena dijalan setapak ini ,tidak boleh dilalui oleh kendaraan bermotor,tidak terkecuali sepeda motor.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
lokasi ini dibulan bulan tertentu,seperti bulan September dan November,sangat ramai dikunjungi,karena berkesempatan ,menengok singa laut dan lumba lumba,yang lagi bercanda ria disini.Tapi di musim panas, mereka ngungsi kelokasi lain,tentu demi kenyamanan mereka.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Bebas Masuk dan Parkir Gratis

Berbeda dengan ketika kami mengunjungi Taman Nasional ,yang berdekatan dengan Padang Pasir Pinnacles, dimana ada kewajiban untuk membayar tiket masuk. Sementara disini,semuanya bebas masuk .Begitu juga ,tersedia tempat parkir gratis.

Mungkin karena udara cukup panas menyengit,maka siang ini ,para wisatawan lebih banyak menghabiskan waktu mereka ,dengan berteduh dibawah payung cafe ,sambil menikmati bir dingin.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Pantainya Biasa,Tapi Perawatannya Luar Biasa

Kalau boleh saya menilai, keindahan pantai di tanah air kita,seperti dikampung halaman saya di Kota Padang atau di Teluk Bayur,maupun Teluk Bungus,tidak kalah indahnya dibandingkan dengan Taman Laut yang menjadi salah satu ikon bagi Western Australia ini. yang luar biasa dan mengaggumkan adalah cara mereka menangani seluruh sarana yang ada disini.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Seperti misalnya
  • jalan setapak yang diaspal mulus
  • anak tangga yang menurun ,hingga ke pasir pantai
  • fasilitas bermain anak
  • air minum gratis
  • kamar ganti pakaian
  • toilet gratis yang bersih dan apik'
  • tidak ada sampah yang berserakan
  • rerumputan yang dipotong sangat apik

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Alam kita indah,tapi sayang ,kita tidak tidak pernah mau belajar ,bagaimana menjual keindahan itu,hingga dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan mancanegara.

Saling Sapa,Sesama Pengunjung

Yang cukup menarik,disamping menikmati keindahan pantai Taman Laut Marmion Marine ini,adalah kebiasaan saling sapa antara sesama pengunjung. Walaupun sama sekali tidak saling kenal,setidaknya,saling mengucapkan :"Good morning" sambil tersenyum. Hal sepele dan tampak tidak berarti,tapi bagi yang merasakan ,hal ini sungguh merupakan salah satu selling point,sehingga wisatawan,mau datang berulang kali disini. Dimana mana ada bangku untuk duduk,sehingga bagi yang tidak suka duduk lesehan di rerumputn,dapat memanfaatkan fasilitas ini. 

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Hampir setengah harian kami menelusuri pantai ini,tak tampak ada yang membuang sampah. Setiap orang yang membawa makanan dan minuman,selalu membawa kantor tempat sampah,agar tidak berserakan . Ditiap sudut ada tong sampah yang cukup besar disediakan, Bagi yang mau berhemat bisa bawa botol kosong,untuk mengambil air dingin dari kran,yang merupakan fasilitas bagi para pengunjung,

Tulisan ini,hanya sebatas sebuah masukan,bahwa keindahan alam itu ,adalah ibarat seorang gadis . Walaupun cantik,tapi kumuh,nggak pernah mandi,tidak merawat diri,siapa yang akan tertarik? Sebaliknya,yang lain,mungkin saja wajahnya tidak terlalu cantik,tapi pintar merawat diri,sehingga memancarkan daya tarik alami. Nah,kita memiliki apa saja yang dimiliki negeri lain,tapi mengapa tidak laku dijual? jawabannya ,silakan disini sendiri.

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun