Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hindari Perlakukan Orang, Seperti Jongos dan Babu

20 Januari 2017   20:23 Diperbarui: 20 Januari 2017   20:41 1311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena bila orang yang ditabrak adalah dari keluarga tidak punya,maka bukannya mereka mau mengganti nyawa anaknya dengan uang,tapi kalau mereka tidak mau diajak damai ,maka berarti akan melawannya di Pengadilan.Sudah kehilangan anak,harus berpekara lagii melawan orang kaya. Mana berani mereka?

Maka dengan perasaan yang hancur,mau atau tidak mau,akhirnya ,kecelakaan :"dapat diselesaikan secara kekeluargaan" . Artinya ,Boss atau Pejabat,cuma keluarkan uang 100 juta rupiah,maka urusan beres. Gampang kan?

Siapa yang berani membatah ,bahwa kejadian ini terus berlangsung dari waktu kewaktu? Tidak ada yang peduli,karena masing ,masing orang,sibuk dengan urusan sendiri sendiri.Mana pula ada waktu untuk ngurusin urusan orang lain.

Inilah fakta kehidupan,yang selama ini,seakan sudah diterima dan berucap  :" Ya,mau apalagi?"

Semoga setidaknya ,kita dapat mengawali dengan diri sendiri,maupun keluarga kita,agar tidak meng copy ,kisah tak elok tersebut diatas.Sekarang,mari kita bandingkan dengan perlakuan orang Australia,terhadap Cleaning Service atau kasarnya :"tukan pel kamar mandi" . Cleaning Service disini,sama sekali tidak merasa,bahwa ia adalah orang rendahan,Baginya ini adalah pekerjaan ,sebuah profesi . Kalau datang kerumah puteri kami, Terry yang berusia sekitat 45 tahun,langsung bertanya,berapa jam ia diperkerjakan Biasanya 3 jam dan ia mendapatkan bayaran 90 dolar.Dengan catatan semua kelengkapan peralatan dan sabun,serta pembersih toilet, ia yang membawanya. Cukup memberi tahukan apa yang harus dikerjakannya.Dan sesudah itu,jangan coba coba nyiyir kepadanya,seperti kebanyakan Nyonya rumah kepada pembantu rumah tangga di Indonesia, 

Karena kalau nyinyir,maka :"tukang pel lantai" akan terus terang mengatakan :" Maaf,kalau anda anggap saya tidak bisa,maka saya akan tingglkan pekerjaan ini" Jadi Cleaning service,maupun tukang potong rumput disini,sama sekali tidak mau diperlakukan secara tidak sopan. Penjelasan ini,mungkin dapat menjadi refleksi diri bagi orang banyak,betapa Australia,yang selama ini ,mungkin dianggap tidak ramah tamah seperti orang Indonesia,ternyata mampu memperlakukan karyawan atau pekerja dengan baik.

Semoga tulisan ini,setidaknya dapat menjadi refleksi diri,bagi kita semuanya

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun