Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hindari Perlakukan Orang, Seperti Jongos dan Babu

20 Januari 2017   20:23 Diperbarui: 20 Januari 2017   20:41 1311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.depositphotos.com

Mungkin saja ,karena saya "baper" ,sebagai orang yang pernah diperlakukan seperti ini,bahkan diusir dari bank dan tidak dibukakan pintu pagar,ketika bertamu dirumah kerabat yang kaya raya.

Baru Satu Contoh

Drama satu babak tersebut diatas,hanyalah sebuah contoh,yang kebetulan  terjadi dihadapan saya. Tetapi sebenarnya ,hal ini masih terjadi dimana mana,walaupun dalam versi dan irama yang berbeda,tapi intinya adalah memperlakukan karyawan ,sebagai :"jongos" atau :"babu"

Bahkan  tidak jarang anak Boss,juga berlaku persis seperti contoh yang diberikan bapaknya.Duduk di kursi dan memanggil mbaknya. Kakinya diangkat dan si mbak jongkok didepannya dan memakaikan kaus dan sepatunya. Kalau anak balita,tentu tidak menjadi masalah,karena belum mampu memasang sendiri.Tapi kalau sudah SMP. ternyata tetap berlaku seperti anak balita atau mungkin merasa diri anak Boss.

Mereka mau mengadu kemana? Mau mengadu ke Polisi? Alasan dimarahi Boss,tentu tidak mungkin dijadikan alasan,karena belum ada tindakan kekerasan dalam bentuk phisik.Walaupun mungkin saja,rasa sakitnya,jauh lebih perih,daripada di tampar,secara phisik. Lagi pula,semua orang sudah maklum.bahwa berperkara,butuh uang banyak. Maka kejadian kejadian seperti ini,berlangsung terus,tanpa ada yang dapat mencegahnya.

Mendidik Keluarga Kita

Mau mengubah orang lain ? Baguslah! Tapi jangan lupa,sebelum melangkah untuk mengubah sikap mental orang lain,mulailah terlebih dulu dari diri sendiri dan seluruh anggota keluarga kita.

Setiap ada kesempatan,berikanlah contoh nyata,bagaimana seharusnya memperlakukan karyawan,atau pembantu ,maupun tukang kebun kita. Anak anaki ,perlu dididik sejak awal.bahwa sesungguhnya semua manusia itu sama derajatnya. Hanya saja,nasib yang membedakan hidup mereka. Seorang Boss ,tentu adalah sangat wajar,memerintahkan karyawannya.tapi tentu ada koridor prikemanusiaan yang menjadi rambu rambunya.

Setidaknya, bila setiap orang mau mengawali dari dirinya sendiri dan berikut keluarganya,maka secara bertahap,kita yakin, sikap menghina bangsa sendiri ,dengan mengganggap mereka sebagai jongos dan babu,akan dapat disudahi.

Bukan Hanya Orang Kaya,Tapi Juga Anak Pejabat

Perlakuan yang meniru gaya penjajah ini,tidak  hanya dilakukan oleh Boss yang kaya raya,tapi juga oleh pejabat dan anak anak pejabat. Mereka sama sekali tidak menghargai hidup orang lain. Dan menganggap ,diluar sana kehidupan tidak bernilai. Buktinya,anak anak belasan tahun,yang belum cukup umur,sudah dibelikan motor dan mobil oleh keluarganya. Dengan pemikiran,kalau toh terjadi kecelakaan,yaa gampanglah ,cukup dengan mengatakan:"sudah diselesaikan secara kekeluargaan"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun