Tetangga kami dulu,hidup melarat, Suami mencari nafkah dengan membeli  papan papan bekas dari gudang dan pabrik,untuk di potong dan dirapikan dan kemudian dijual lagi, Sudah dapat dibayangkan,bahwa penghasilannya tidak cukup untuk menghidupkan anak anak dan istrinya dan masih ditambah dengan orang tua perempuannya,yang menumpang hidup dirumahnya. Karena ia adalah anak laki laki,satu satunya dalam keluarga.Â
Kendati hidup mereka sekeluarga,tidak ubahnya seperti juga kehidupan kami yang morat marit,tapi tak sekali juga terdengar ada pertengkaran dalam keluarga ini.Tapi bebefrpa tahun berselang,ketika hidup mereka berubah total,entah dapat rejeki dari mana. Rumah yang tadinya hanya berdindingkan papan papan bekas,kini sudah dibangun jadi jadi bangunan permanen. Namun ,sejak saat itu juga, kondisi dalam keluarga ini ,sudah bukan seperti dulu lagi. Dan berakhir dengan perceraian. Sukses sudah merampas kebahagiana keluarga ini,karena  mungkin saja mereka gamang ,mendapatkan hidup yang tiba tiba berubah,bagaikan siang dan malam. Sehingga bukannya menyukuri kesuksesan,malah menjadi penyebab petaka dalam keluarga.
Kami sangat bersyukur, bahwa anggota keluarga kami dan seluruh kerabat kami, tidak ada yang terjerat oleh kesuksesan.Buktinya ,ketika kami merayakan ultah ke 50 pernikahan kami,anak mantu dan cucu cucu kami ,semua tanpa kecuali,pulang ke jakarta,untuk dapat menghadiri perayaan 50 tahun usia pernikahan kami., Begitu juga ponakan ponakan kami,baik yang dari Padang ,Medan dan seluruh nusantara,termasuk yang di Amerika Serikat, mengkhususkan diri untuk hadir. Disamping itu sahabat sahabat kami datang dari mana mana,tanpa memperhitungkan biaya perjalanan,yang sangat besar. Inilah kebahagiaan kami,yang tidak dapat dinilai dengan materi ataupun sejumlah uang,
Bagi kami,kebahagiaan bersama seluruh anggota keluarga dan kerabat,serta sahabat sahabat kami,adalah momentum terindah dalam perayaan 50 tahun pernikahan kami.
Semoga tulisan kecil ini,dapat menjadi inspirasi bagi orang banyak,
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H