Dua tahun lalu, saya dan istri mengkhususkan diri,untuk melakukan napak tilas kehidupan kami ketika tinggal di Tanah Kongsi.Anak anak yang dulu masih kecil,kini sudah dewasa dan sudah beranak pinak,Maklum 40 tahun sudah berlalu.Kalau yang seusia saya,sudah tidak saya temukan lagi. Tapi anak anak mereka masih kenal baik dengan saya.Sedangkan sebagian lagi sudah pindah.
Jadi Pasar Rakyat,bukanlah sekedar tempat dimana orang saling berjual beli,tapi jauh lebih besar artinya dan manfaatnya bagi persatuan anak anak bangsa. Karena di pasar rakyat inilah dua komunitas yang berbeda dalam banyak hal,yakni etnis Tionghoa dan Minang ,menjalani proses alkulturasi ,tanpa perlu adanya perda perdaan,tanpa perlu adanya tekanan tekanan dari siapapun. Karena kedua kelompok ini,merasa mereka adalah orang orang senasib,yang sedang menjelajahi perjalanan jauh dan terjal,untuk dapat mengubah nasib.
Karena terjadinya gesekan gesekan,kebanyakan pencetusnya adalah karena kesenjangan ekonomi ,yang menciptakan jurang pemisah antar dua etnis yang berbeda. Nasib telah mempersatukan kami ,berkat adanya Pasar Rakyat
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H