Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Gelar MBA Saja, Tak Cukup untuk Menjadi Eksportir

12 Januari 2017   19:08 Diperbarui: 12 Januari 2017   23:34 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Shutterstock

Apalagi yang dapat saya lakukan,daripada menghiburnya.Karena untuk membantu meminjamkan uang,jelas ,dimasa kini,sudah tidak mampu lagi. Karena itu terpikir oleh saya untuk menuliskan  artikel ini.Dengan harapan,agar orang lain, jangan lagi sampai menjadi korban, akibat over expectation terhadap putra,yang mungkin saja sukses meraih gelar MBA atau mungkin juga Phd dibidang ekonomi,tapi percayalah ,dalam mempraktikkan ilmu ekonomi,gelar sarjana yang disandang,sama sekali belum cukup memadai ,untuk berdiri sendiri.Perlu seseorang yang menampingi,atau mungkin magang dulu diperusahaan ekport,untuk mendapatkan pengalaman kerja,sebelum menerapkannya sendiri.

Gampang Gampang Susah

Menjadi seorang pengusaha yang bergerak dibidang ekspor itu adalah gampang gampang susah.Maksudnya untuk membuka sebuah perusahaan baru,dijaman kini,sudah jauh lebih mudah.Bahkan tanpa uang sogok, izin sudah dapat diperoleh.

Bila modal tidak cukup kuat,maka dapat mengajak beberapa orang teman yang berminat untuk kongsi dagang Bila sudah ada misalnya 5 orang yang berminat, maka rudingkanlah untuk mendirikan PT (Perseroan Terbatas) Karena bentuk badan hukum ini adalah yang paling aman. Kita berharap yang terbaik,tapi harus bersiap,andaikata terjadi sesuatu yang buruk,maka yang menanggung kerugian hanyalah modal di stor saja.

Rumah /tanah dan harta kita yang lainnya tidak akan terembet rembet Kita tidak usah bicara yang muluk muluk, misalnya setiap persero menyetorkan uangnya masing masing 10 Juta rupiah. Berarti total sudah ada 50 Juta. Modal awal untuk ekspor sudah ditangan dan memadai.Bila ada yang mau menyetor lipat dua ,tentu tidak ada masalah,dengan catatan dalam pembagian keuntungan, bagiannya menjadi lipat dua.Setiap orang yang bergabung dinamakan Persero. Bila memungkinkan semua diajak ,selain dari stor modal awal ,sekaligus menjadi pelaku bisinis. Bila ada yang hanya ingin ikut stor modal saja juga tidak masalah. Ini dikategorikan sebagai Persero Pasif.

Nah,karena putra sahabat saya ,diberikan modal yang lumayan oleh ayahnya,maka tentu ia tidak perlu mencari mitra bisnisnya lagi.Cukup menggaji sekretaris untuk korespondensi.

Tetapi setelah berkantor dan memiliki izin usaha ekspor,maka mulailah timbul ,yang susahnya,yakni gimana sih memulainya.?

Apakah begitu gampang, pembeli diluar negeri di kirimi email atau ditelpon,dan kemudian barang di kapalkan? Tentu saja tidak semudah itu.Ada aturan baku yang perlu dan penting dipahami,sebelum kontrak jual beli ditanda tangani.

Kiat-kiat Berbisnis inilah yang tidak pernah di pelajari di bangku kuliah.

Tentukan Jenis Komoditas Rundingkan jenis komoditas yang akan diekspor. Untuk sementara cukup dua atau tiga jenis, sehinga bisa fokus. Pilihkan jenis barang yang tahan lama dan tidak gampang busuk. Hal ini penting, karena sejak dilakukan pembelian komoditas ekspor ,perlu waktu minimal dua bulan ,untuk persiapan pengolahan kualitas serta,menunggu jadwal keberangkatan kapal Negara tujuan

Perlu memahami,apa yang dimaksudkan dengan :

  • L/C atau Letter of Credit
  • F.O.B  - Free on Board
  • CandF -Cost and Freight

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun