Tatakrama Menyumbang
Bila menyumbang pakaian bekas,maka pakaian tersebut harus dalam kondisi bersih dan sudah dicuci,serta layak pakai. Kemudian,bila mau menyumbang bingkisan Natal,maka pada bungkusan harus diberikan label dan catatan .Misalnya : isinya pakaian untuk pria – free zize atau pakaian untuk wanita –remaja/dewasa.
Kedengarannya cerewet banget, orang sudah mau nyumbang saja sudah syukur.Ini koq malah banyak benar aturannya. Tetapi sesungguhnya maksudnya adalah agar sumbagan yang diberikan,dapat diserahkan kepada orang yang sungguh sungguh membutuhkannya.
Kalau salah bingkisan,seperti yang diceritakan oleh relawan di Senior Club,pernah seorang pria mendapatkan bingkisan,yang di dalamnya ternyata adalah daster untuk wanita. Dan yang namanya orang lagi susah ,emosinya gampang tersulut., Pria ini dengan sangat marah mengembalikan bingkisan tersebut ,disertai surat protes,karena merasa terhina. Dalam surat itu ,pria ini menyatakan bahwa ia tidak bekerja karena kakinya sakit dan tidak bisa berjalan.Bukan karena malas dan mau hidup dari menunggu sumbangan.
Hal ini,mungkin tidak terpikirkan oleh orang banyak,Kalau isi bingkisan adalah coklat atau roti kering,maka siapapun yan g menerimanya tentu tidak keberatan apa apa. Karena itu ,tahun lalu,ketika kami mengantarkan sumbangan pakaian bekas sebanyak 60 lembar,kami isi dalam kardus besar .Dengan catatan,isinya beragam,biar panitia atau para relawan yang mendistribusikannya,ketimbang dibungkus dengan kertas kado dan kejadian lagi bingkisan salah alamat,sehingga membuat penerimanya sedih dan marah.
Karena itu pada pohon pohon Natal ,ada tulisan yang berbunyi ” We are grateful for your gift to share with peoples less fotunate.But ,kindly please place them at the foot of the tree and don;t forget to label on these gift with gender and age.Thank You.”
Yang artinya adalah ”Kami sangat berterima kasih untuk hadiah dari anda, yang akan dibagikan kepada saudara saudara kita yang kurang beruntung, Tapi mohon agar menempatkan kado tersebut di bawah pohon Natal dan jangan lupa ,memberikan label ,kado itu untuk wanita atau pria”
Saya baru memahami,bahwa aturan tersebut ,bukan karena ingin mengada ngada atau merepotkan oang yang menyumbang,tapi agar apa yang disumbangkan benar benar dapat dimanfaatkan bagi yang menerimanya, Masih syukur,yang salah diberikan adalah daster wanita, gimana kalau yang salah kirim adalah pakaian dalam wanita? Tentu si pria yang menerima,akan merasa lebih terhina lagi, Karena kalau oirang yang hidupnya berkecukupan,mungkin kejadian tersebut dianggap lelucon dan akan diterima sambil ketawa terbahak bahak.Tapi jangan lupa,orang yang hidup serba kekurangan,sangat sensi .Hal hal kecil saja dapat memicu kemarahan atau kesedihan ,yang membuat ia terluka.
Nah, satu lagi pelajaran hidup, bahwa dalam memberikan bingkisan,apakan hari Natal,Hari Raya atau Tahun Baru, sebaiknya kita memperhatikan kondisi ,sehingga tidak sampai salah alamat, Niat baik,harus diikuti oleh cara yang baik ,agar bermanfaat ganda,bagi yang menerima
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H