Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Semua Kegiatan Ada Aturan Mainnya

18 Desember 2016   19:15 Diperbarui: 21 Desember 2016   01:14 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Shutterstock

Keliru Menyerahkan Bingkisan 

Pernah hadiri undangan resepsi pernikahan di Hotel? Saking yakin diri, menengok alamat hotel sudah tepat dan ada panitia penerima tamu di pintu masuk ruangan resepsi maka kita dengan mantap masuk. Menuliskan nama dan menyerahkan bingkisan kado kepada Panitia, terus  melangkah masuk untuk menyalami  kedua mempelai. Kaget, karena ternyata kedua mempelainya sama sekali tidak kita kenal. Terus sudah terlanjur basah, ya mandi sekalian. Karena tidak mungkin batal menyalami dan minta kembali kado dengan alasan "maaf, saya keliru."  

Kalau karena merasa rugi, kita main masa bodoh saja dan minta lagi kado yang salah alamat tadi mau dikemanakan muka kita?  Nah, yang seperti pasti tidak bakalan ada di ajarkan di universitas manapun,termasuk dalam kursus kursus. Tapi sudah merupakan aturan main di Universitas Kehidupan bahwa kalau sudah terlanjur salah kasih ya di ikhlaskan saja. 

Ternyata di hotel yang sama, ada 3 pasangan yang mengadakan resepsi pada jam yang sama, Tapi lupa baca nama kedua mempelai,karena terlalu anggap remeh semuanya.Nah,untuk kunjungan ke resepsi yang menjadi tujuan utama, kini sudah menjadi kunjungan kedua, dengan ikhlas juga,harus buka dompet dan kasih mentahnya saja,sebagai "angpao"

Ternyata Menyumbang Juga Ada Aturannya

Lain kisah di Indonesia, lain pula aturan main di negeri Kanguru. Dalam pikiran kita yang namanya menyumbang adalah keikhlasan untuk berbagi apa saja kepada orang-orang yang membutuhkan. Mau menyumbang dalam bentuk tunai ataupun dalam bentuk materi. Bisa pakaian baru tapi boleh juga pakaian bekas yang tentunya masih layak pakai.

Nah, setiap tahun dalam masa penantian Natal selalu ada penguimpulan sumbangan, baik dalam bentuk tunai maupun dalam bentuk bingkisan Natal. Yang diletakkan di bawah pohon Natal dan kemudian bagi yang merasa membutuhkan dipersilakan untuk mengambilnya masing-masing satu bingkisan. Bilamana tidak ada yang berminat, kerena merasa sudah berkecukupan maka seluruh bingikisan Natal,diantarkan ketempat penampungan para tunawisma,yang belum mendapatkan perumahan permanen.

Semua Harus Ikuti Aturan Main

Seperti yang pernah saya tuliskanb bahwa Australia adalah adalah negeri dengan 1001 aturan. Tidak hanya aturan dalam menggunakan sarana lalu lintas, tapi juga mengunakan tempat parkir yang harus sesuai peruntukannya. Bila parkir kendaraan ditempat khusus untuk disable akan didenda 1000 dolar.

Mancing juga harus ada izin dan banyak aturannya., Misalnya kepiting betina ,kalau tertangkap,harus dilepaskan kembali,Bila mencoba menggambilnya dan ketahuan,dendanya juga lumayan,yakni 1000 dolar. Ada banyak jenis ikan yang tidak boleh di pancing,

Ngamen jujga harus ada sertifikat., Kalau berani ngamen ,tanpa sertifikat,maka akan diangkut dan dibawa ke kantor Polisi.,karena dianggap menganggu ketertiban umum.

Tatakrama Menyumbang

Bila menyumbang pakaian bekas,maka pakaian tersebut harus dalam kondisi bersih dan sudah dicuci,serta layak pakai. Kemudian,bila mau menyumbang bingkisan Natal,maka pada bungkusan harus diberikan label dan catatan .Misalnya : isinya pakaian untuk pria – free zize atau pakaian untuk wanita –remaja/dewasa.

Kedengarannya cerewet banget, orang sudah mau nyumbang saja sudah syukur.Ini koq malah banyak benar aturannya. Tetapi sesungguhnya maksudnya adalah agar sumbagan yang diberikan,dapat diserahkan kepada orang yang sungguh sungguh membutuhkannya.

Kalau salah bingkisan,seperti yang diceritakan oleh relawan di Senior Club,pernah seorang pria mendapatkan bingkisan,yang di dalamnya ternyata adalah daster untuk wanita. Dan yang namanya orang lagi susah ,emosinya gampang tersulut., Pria ini dengan sangat marah mengembalikan bingkisan tersebut ,disertai surat protes,karena merasa terhina. Dalam surat itu ,pria ini menyatakan bahwa ia tidak bekerja karena kakinya sakit dan tidak bisa berjalan.Bukan karena malas dan mau hidup dari menunggu sumbangan.

Hal ini,mungkin tidak terpikirkan oleh orang banyak,Kalau isi bingkisan adalah coklat atau roti kering,maka siapapun yan g menerimanya tentu tidak keberatan apa apa. Karena itu ,tahun lalu,ketika kami mengantarkan sumbangan pakaian bekas sebanyak 60 lembar,kami isi dalam kardus besar .Dengan catatan,isinya beragam,biar panitia atau para relawan yang mendistribusikannya,ketimbang dibungkus dengan kertas kado dan kejadian lagi bingkisan salah alamat,sehingga membuat penerimanya sedih dan marah.

Karena itu pada pohon pohon Natal ,ada tulisan yang berbunyi ” We are grateful for your gift to share with peoples less fotunate.But ,kindly please place them at the foot of the tree and don;t forget to label on these gift with gender and age.Thank You.”

Yang artinya adalah ”Kami sangat berterima kasih untuk hadiah dari anda, yang akan dibagikan kepada saudara saudara kita yang kurang beruntung, Tapi mohon agar menempatkan kado tersebut di bawah pohon Natal dan jangan lupa ,memberikan label ,kado itu untuk wanita atau pria”

Saya baru memahami,bahwa aturan tersebut ,bukan karena ingin mengada ngada atau merepotkan oang yang menyumbang,tapi agar apa yang disumbangkan benar benar dapat dimanfaatkan bagi yang menerimanya, Masih syukur,yang salah diberikan adalah daster wanita, gimana kalau yang salah kirim adalah pakaian dalam wanita? Tentu si pria yang menerima,akan merasa lebih terhina lagi, Karena kalau oirang yang hidupnya berkecukupan,mungkin kejadian tersebut dianggap lelucon dan akan diterima sambil ketawa terbahak bahak.Tapi jangan lupa,orang yang hidup serba kekurangan,sangat sensi .Hal hal kecil saja dapat memicu kemarahan atau kesedihan ,yang membuat ia terluka.

Nah, satu lagi pelajaran hidup, bahwa dalam memberikan bingkisan,apakan hari Natal,Hari Raya atau Tahun Baru, sebaiknya kita memperhatikan kondisi ,sehingga tidak sampai salah alamat, Niat baik,harus diikuti oleh cara yang baik ,agar bermanfaat ganda,bagi yang menerima

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun