Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perlu Kearifan dalam Mengaplikasikan Gestur

15 Desember 2016   16:40 Diperbarui: 16 Desember 2016   03:03 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Shutterstock.com

Kalau yang gestur nya seperti ini anak balita, kita gemes dan anggap lucu. Tapi kalau yang melakukannya orang dewasa, bukannya gemes,tapi gimana rasanya tuh.. 

Gestur yang Keliru Ibarat Belati yang Menghujam ke Jantung Lawan Bicara

Ketika berinteraksi  dalam bermasyarakat, selain menggunakan bahasa verbal, dapat dilakukan dalam bahasa non verbal. Keduanya memiliki kekuatan  dalam menyampaikan pesan 

  1.    senang bertemu anda
  2.     andamenyebalkan
  3.    selamat jalan
  4.    sampai jumpa lagi
  5.    tunggu sebentar ya
  6.     dan seterusnya

Artinya, bukan hanya lewat bahasa verbal atau lisan saja orang dapat melakukan komunikasi, tetapi juga dalam bahasa tubuh.

Misalnya: Kalau tampak dari jauh ada orang yang melambai lambaikan tangannya dengaan wajah berseri seri, maka hal ini dapat dimaknai "Hai ,senang jumpa dengan anda"  atau dalam waktu lain, setelah sebuah pertemuan maka kita harus berpisah dengan sahabat baik maupun anggota keluarga. Ketika kita berjalan menuju keanak tangga pesawat dan menengok kebelakang, ternyata sahabat baik atau anggota keluarga kita melambaikan tangan dengan wajah sedih. Hal ini berarti "selamat jalan sayang, semoga kita bertemu lagi "

Jadi walaupun gerakan tangan sama-sama melambai, namun mimik wajah yang menyertainya menyebabkan arti gestur menjadi berbeda. Bahasa verbal dan non verbal dapat dikombinasikan dan dilakukan secara serentak, misalnya sambil melambaikan tangan kita meneriakkan "Selamat jalan, ketemu lagi yaa" Atau sambil melambaikan tangan,sesekali meletakkan jari  tangan dimulut,sebagai petanda "cium sayang "

Gestur Bisa Berubah Menjadi Belati

Tetapi ibarat pisau bermata dua, gestur atau bahasa tubuh yang tidak tepat digunakan, bisa berubah menjadi belati yang menghujam kejantung lawan bicara kita. Ada yang memang disengaja melakukan dengan penuh kemarahan atau kebencian, tapi tidak jarang dilakukan tanpa sadar. Hanya karena tidak fokus pada lawan bicara kita.

Contoh "Bila meletakkan jari telunjuk dikening dengan posisi miring, hal ini dapat bermakna kamu sinting ya" Bahasa ini bersifat universal, kalau tidak percaya, cobalah praktikkan kepada orang asing sekalipun pasti ia akan sangat marah karena dikatakan dalam bahasa tubuh bahwa "kamu sinting"

Berbicara sambil tolak pinggang, baik sadar ataupun tidak akan menyebabkan orang yang menjadi lawan bicara kita merasa dihina dan dilecehkan. Atau lawan bicara kita sedang berbicara dengan serius, tapi kita mendengar dengan sikap cuek dan sesekali menggerakkan bahu. Sikap yang tidak kurang tajamnya dari belati ,yang menghujam hati orang.

Perlu Bersikap Arif Dalam Berbahasa Tubuh

Bukanhanya dalam tutur kata saja kita dituntut untuk bersikap sopan dan dewasa, tapi bahasa non verbal atau gestur tak kurang penting untuk dipelajari, diperhatikan, dan diaplikasikan dalam berinteraksi dengan anggota keluarga maupun dengan masyarakat luas. Gesture dikenal juga sebagai body language atau bahasa tubuh.

Coba saja perhatikan, betapa banyak orang-orang intelektual bahkan pejabat yang sama sekali tidak menguasai bahasa tubuh dengan baik dan benar. Akibatnya, tidak sedikit orang yang terluka hatinya. Walaupun tipe orang ini sama sekali tidak berbicara sepatah katapun. Misalnya, ketika kita menyalami seorang pejabat atau orang penting, uluran tangan kita hanya di respon dengan menyentuhkan ujung jarinya dengan sama sekali tidak menengok kearah kita. Tidak terjadi eyes contact, bahkan memalingkan wajah keorang lain sambil terus berbicara. Pada saat ini, kita akan merasakan diperlakukan sebagai sesuatu yang sama sekali tidak berharga untuk disalami.

Bagaimana rasanya diperlakukan demikian? Tentu sangat tidak enak, bahkan menyakiti hati kita. Nah, kalau kita merasa disakiti dengan sikap tubuh yang tidak menghargai kita, maka janganlah melakukannya lagi terhadap siapapun.

Karena itu sangat perlu kita menghindari ,melakukan gerak tubuh :

  •    memandang dengan pandangan menghina
  •    berbicara,tanpa memandang wajahl awan bicara
  •    tertawa ,ketika orang bercerita tentang kisah sedih
  •     sibuk memainkan HP,dihadapan lawan bicara
  •    mengorek ngorek hidung atau telinga dihadapan orang
  •    menengok orang dari atas kebawah,seakan mau beli barang

Gesture Bahasa Resmi

Gesture bukan hanya merupakan bahasa non verbal untuk bisa berkomunikasi dalam berinteraksi dalam hidup bermasyarakat, tetapi merupakan bahasa resmi. Buktinya, ditengah keramaian lalu lintas maka pak Polisi yang bertugas tidak mungkin berteriak teriak "hai kamu stop! atau hai, kamu jalan!" karena akan sia-sia, maka dimanfaatkanlah gestur atau bahasa tubuh ini. Ketika pak Polisi membunyikan pluit dan mengangkat tangannya menghadap kepengemudi, berarti "Stop" Kalau diabaikan maka dapat berakibat fatal, minimal didenda plus dimarahin.

Dibandara Udara

Dibandara udara, Juru Parkir pesawat juga tidak mungkin teriak teriak kepada Pilot melainkan memberikan aba-aba melalui gerak tubuh dengan menggunakan alat bantu. Pilot harus mematuhi aba-abanya agar tidak terjadi kecelakaan. Kalau Pilot merasa diri orang pintar dan tidak merasa perlu mentaati aba-aba "tukang Parkir"maka  terjadilah kecelakaan. Terlihat jelas, bahwa gestur itu bukan suka-suka kita, melainkan ada tata krama dan etika moralnya dalam kehidupan.

Dalam pertempuran

Dalam pertempuran, mengeluarkan suara bisa berarti maut. Maka bahasa isyarat menjadi bahasa andalan. Kalau tangan komandan bergerak cepat dan menunjuk kedepan berarti pasukan harus bergerak maju.

Perlu Sediakan Waktu Bagi Diri Untuk Belajar

Karena ada begitu banyak bahasa tubuh yang tentu tidak mungkin semuanya dituliskan disini, maka perlu kita menyediakan waktu bagi diri sendiri untuk melakukan introspeksi diri. Setidaknya dapat membaca gestur tubuh tuan rumah ketika kita bertamu. Kalau sikap tubuh sudah menunjukkan kegelisahan, sebaiknya kita cepat-cepat pamit. Jangan sampai tuan rumah "mengusir " kita secara halus dengan mengatakan " Aduh maaf, saya harus berangkat sekarang karena ada meeting," 

Selamat tuan rumah masih intensif berbicara dengan kita dengan mimik antusias, artinya keberadaan kita sangat disenangi dan tidak usah buru-buru pamitan. Apalgi sudah disediakan secangkir kopi dan camilan, berarti tuan rumah menginginkan kita tinggal lebih lama dirumahnya.

Kalau Merasa Tidak Nyaman, Sebaikinya Pamitan

Kalau kita tidak merasa nyaman berbicara dengan seseorang, maka lebih baik pamitan daripada memaksa diri melanjutkan komunikasi karena berpotensi akan semakin memperuncing keadaan. Pada akhrinya akan saling melukai perasaan masing-masing. Musuh tidak usah dicari, cukup dengan menampilkan gestur yang menghina orang maka kita sudah menciptakan musuh-musuh disekeliling kita. Pernah merasakan bagaimana ketika kita dengan maksud baik, menyapa orang yang berada dalam satu lift dan wajahnya hanya terpaut 20 cm dari wajah kita, dengan anggukan ramah tapi hanya dibalas dengan melengoskan wajahnya?

Nah, kalau sudah merasakan bahwa gestur yang tidak pas telah melukai hati kita,maka hindarilah bahasa tubuh yang dapat menyakiti orang lain. Kalau tidak bisa menyenangkan hati orang, minimal janganlah menyakiti'

Burns Beach,15 Desember, 2016

TjiptadinataEffendi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun