jangan Kasih Makan Orang Yang Sudah Kenyang
Kalau mau mengaplikasikan hidup berbagi,jangan sampai salah alamat. Memberikan sesuatu kepada orang yang tidak membutuhkannya,adalah ibarat mau mengasinkan air laut. Dapat dianalogikan,ketika kita memberikan makanan kepada orang yang sudah kenyang . Mungkin sekedar basa basi,makanan yang kita berikan ,dicicipi sedikit dan kemudian ditinggalkan.
Malahan mungkin saja ada komentar yang tidak enak didengar,misalnya:"Hmm sudah agak basi rasanya ya.. atau terlalu asin " Sesungguhnya ,karena sudah kenyang ,maka ia sudah tidak lagi dapat menikmati rasa makanan. Dan sebagai alasan untuk tidak melanjutkan lagi makannya ,maka memberikan alasan,yang membuat kita kecewa. Makanan yang kita beli mahal dan diberikan,ternyata hanya di cicipi sedikit dan lainnya terbuang percuma.
Berikanlah kepada orang yang berkekurangan makanan, yakinlah makanan yang kita berikan akan dinikmati hingga habis . Ia menikmati makanan dengan penuh rasa syukur kepada Tuhan dan berterima kasih kepada kita.
Pengalaman Pribadi
Dulu setiap kali, kami pulang ke Indonesia,selalu membeli mainan kunci atau guntingan kuku ,maupun kaos dari Australia.Karena jumlah teman teman bukan belasan ,tapi ada puluhan diseluruh nusantara,maka sekali beli ,kami memborong dua ratus mainan kunci dan gunting kuku dari Paddy;s Market di Sydney ,serta lusinan baju kaos. Walaupun harga satuannya cuma 5 dolar, tapi karena dibeli dalam jumlah 200 an,maka setidaknya,kami menghabiskan uang dalam jumlah jutaaan rupiah.
Ketika kami bagikan kepada teman teman di Indonesia, sebagian besar menerima dengan sangat berbesar hati.Bahkan ada yang masih menyimpannya selama bertahun tahun.Akan tetapi beberapa diantaranya ,memberika komentar: "Aduh Pak Tjip,jauh jauh dari Australia,masa kami cuma dikasih mainan kunci? Lain kali yang agak berbobotlah pak"
Bisa dibayangkan bagaimana perasaan kami. Sudah bersusah payah secara khusus membelinya di kota, mengangkut satu koper,yang lumayan beratnya,namun karena membagikan kepada orang yang tidak tepat,maka bukannya berterima kasih,malahan di kritik. Bukan karena tidak mau menerima kritik,tapi karena barang tersebut,semata mata sebagai kenangan,tidak dijual, maka seharusnya orang yang menerima,jangalah memberikan komentar yang melukai hati.
Namun hal itu,saya jadikan pelajaran berharga,bagi diri saya sendiri.Bahwa memberikan sesuatu kepada orang yang sudah memiliki hampir segalanya,hanyalah buang buang waktu dan buang uang saja, Lebih baik,berikan kepada orang yang sungguh sungguh membutuhkannya, Mungkin bukan mainan kunci atau guting kuku,melainkan kaos ataupun jaket,yang dapat dimanfaatkan oleh orang yang membutuhkannya.Pada awalnya ,memang merasa kecewa dan sedih,tapi setelah merenungkannya,maka dapat dipetik hikmahnya.Â
itu adalah terakhir kali kami membawa pulang oleh oleh,karena menjadi pelajaran berharga bagi kami, agar :"jangan memberi makan orang yang sudah kenyang' Maksudnya,jangan memberikan apapun, kepada orang yang tidak membutuhkannya. Karena tidak ada gunanya ,bahkan mungkin akan dibuang saja.
Kritik itu Menyakitkan, Tapi menyadarkan Diri Kita
Contoh lain, Kalau ada kendaraan dibelakang kita,yang membunyikan klason berulang ulang atau menyalakan lampu dimnya berkali kali,mungkin pada  awalnya membuat kita merasa terganggu. Tapi  kemudian,, setelah  menyadari apa yang sesungguhnya terjadi, yakni ,bahwa alarm ,klakson dan lampu dim tersebut, bukan dimaksud mengganggu, justru menyelamatkan Karena ternyata kita menempuh jalan yang salah.Dan bila diteruskan, akan berakibat fatal,karena didepan ,terbentang  jurang menganga.
Begitu juga, bilamana ada orang yang menyuntik kita dengan kata kata yang pedas dan tajam, yang membuat kita berang dan tersinggung.Tapi setelah kita melakukan introspeksi diri,baru menyadarai bahwa sesungguhnya  orang yang mengingatkan kita, agar jangan merasa diri paling hebat, paling pintar ataupun paling kaya.Karena akan menyebabkan kita ,suatu ketika jatuh dan mempermalukan diri sendiri.
Karena sehebat apapun kita, ada banyak orang yang lebih hebat dari pada kita. Sepintar apapun diri kita, ada banyak hal yang belum kita pahami. Karena kemampuan berpikir dan nalar kita untuk menjangkau ilmu pengetahuan ,sangat terbatas.Sedangkan ilmu kehidupan itu sendiri ,tidaklah terbatas Merasa diri kaya, padahal kekayaan yang kita bangga banggakan, bagi orang lain, hanya merupakan uang recehan saja.
Pahit Jangan Langsung Dimuntahkan, Manis jangan Langsung Ditelan
Pahit jangan langsung dimuntahkan,karena mungkin saja yang pahit itu adalah obat yang dibutuhkan diri kita, Manis ,jangan langsung di telan,karena bisa jadi yang manis itu adalah racun bagi tubuh kita. Untuk dapat membuka diri terhadap kritikan,perlu satu syarat mutlak, yakni rendah hati.Karena orang yang angkuh,mustahil mau dan dapat menerima saran dan kritikan dari siapapun. Karena orang yang angkuh,merasa dirinya paling hebat dan paling pintar ,serta paling sholeh. Sehingga tidak mampu lagi menerima saran dan kritikan dari siapapun.
Kesimpulan :Â
- Jangan memberikan makanan kepada orang yang sudah kenyang,tapi aplikasikanlah hidup berbagi kepada orang membutuhkan
- membuka hati terhadap berbagai saran dan kritikan,agar kita jangan terjerumus kedalam lubang kesalahan
- bila ada saran dan kritikan,jangan langsung berang ,tapi renungkanlah ,mungkin ada baiknya bagi diri kita
Semoga ada manfaatnya, setidaknya menjadi bahan renungan diri.
Waneroo, 13 Desember, 2016
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H