Mengabadikan diri ,tentu bukan dengan maksud menjadi abadi seperti halnya Sang Pencipta.Hanya sebatas ungkapan,yang bermaksud memberikan gambaran,bahwa sebuah tulisan akan berusia lebih panjang dari usia Penulisnya, Tengok saja karya karya Sastrawan dan Penulis beken lainnya,yang sudah almarhum seabad lalu,tapi karyanya masih dibaca orang hingga kini. Atau Kartini, yang bukan penulis hebat,melainkan hanya menulis surat surat pribadi,yang kemudian dibukukan., Orangnya sudah lama berada di alam kekekalan,namun buah tulisannya masih menjadi acuan bagi banyak orang,terutama kaum wanita.
Saya pribadi , hanyalah satu dari sekian ratus ribu penulis lainnya dan bukan siapa siapa di dunia tulis menulis.Karena itu tulisan ini bukan bermaksud menggurui,apalagi memberikan petuah,bagaimana menulis yang baik, Karena kemampuan menulis saya belum menjamah hal tersebut.,Artikel ini hanya sebatas sebuah ajakan,karena secara pribadi sudah teramat banyak manfaat yang dapat saya rasakan dan dinikmati.Dalam kalimat lain,tulisan ini semata merupakan sebuah mata rantai ,untuk melengkapi makna life is to share atau hidup adalah untuk berbagi
Menulis Membuat Kita Menghadapi Hari Hari Dengan Antusias
Sehabis tugas kantor atau setelah selesai melakukan pekerjaan yang menjadi tugas keseharian kita,terus tidak ada lagi kegiatan lain.Tiba dirumah,mandi ,makan malam dan hanya duduk bengong didepan pesawat televisi. Karena istri lagi sibuk bersih bersihkan dapur dan menyelamatkan sisa sisa makanan yang tidak habis dikonsumsi.Sementara anak anak sibuk belajar dikamar masing masing.
Duduk tanpa ada kegiatan yang berarti,sesekali mungkin saja tidak ada masalah.Tetapi kalau sudah berjalan seminggu dan seterusnya,secara perlahan ,tanpa sadar,tumbuhlah rasa jenuh dalam diri .Karena sudah terbayangkan,ritual kegiatan rutin kita,akan berotasi dari itu ke itu juga, Yakni bagun subuh, mandi ,sarapan dan ketempat pekerjaan. Pulang malam,mandi dan makan..Selanjutnya tidak tahu harus melakukan apa lagi. Bangun subuh ,yang dapat dilakukan adalah duduk bengong menonton televisim,yang belum tentu menarik dan berbobot.
Menulis ,Menyebabkan Kita Menjadi Antusias Hadapi Hari Esok
Dengan menjadikan menulis sebagai kegiatan rutin ,maka sesungguhnya,kita sudah membangun antusiasme di dalam diri . Bangun subuh,sementara anak anak lagi siap siap mandi ,karena akan kesekolah.Sementara istri lagi sibuk mempersiapkan sarapan pagi,kita tidak perlu buang waktu untuk duduk bengong,Karena bisa menulis dan mempersiapkan sebuah artikel .
Sebagai manusia normal,maka adalah sangat wajar,,bila kita akan sangat senang bilamana tulisan kita dibaca banyak orang. Apalagi bila ditempatkan di highlight atau di Headline. Hal ini menantang kita untuk selalu mau belajar. Mengapa tulisan kita ,ada kalanya yang baca bisa ribuan,tapi ada kalanya cuma belasan ? Kita tertantang untuk menekuni,mempelajari ,serta mencoba menemukan kiat kiat ,agar tulisan kita selalu mendapatkan perhatian dan dibaca orang banyak.
Menulis Sekaligus Membaca
Senang membaca,tentu saja sangat baik,tapi jangan lupa,membaca berati tidak menulis. Sementara,bila kita menulis,sudah pasti kita akan membaca.Minimal tulisan kita dan teman teman lainnya. Dengan membaca dan menulis,berarti dari dua sisi yang berbeda,kita mendapatkan manfaatnya,antara lain:
- mempertajam daya ingat
- menemunkan kata kata yang tepat penggunaannya'
- secara bertahap akan lebih cerdas dan cermat dalam memilih judul
- mengingat ingat kembali pengalaman masa lalu ,untuk dituangkan dalam bentuk artikel
- Melatih kecepatan mengetik ,tanpa harus menengok ke toets key board
- saya sudah terbiasa,untuk mengetik tanpa menegok ke keyboard
- sehingga ketika lampu dipadamkan masih dapat mengetik,hanya meminjam cahaya laptop
- mengetahui perkembangan terkini
Adabegitu banyak alasan mengapa orang menulis. Ada yang menulis karenamemang pekerjaannya yang mengharuskannya untuk menulis. Ada jugaorang menulis:
- hanya sebatas hobi
- terapidiri.
- melawan pikun
Olehkarena itu, apapun alasan orang untuk menulis yang terdiri dariberagam sisi pandang dan cara berpikir ada satu hal yang bersifatuniversal, yakni menulis adalah mengabadikan diri sendiri.
Mengutip apa yang dikatakan oleh Sastrawan besar bangsa Indonesia, PramoedyaAnata Toer, terlepas dari masalah politik yang pernah menjerat dan membelenggu kebebasan pribadinya, yakni: “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang didalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian”
Agar dapat mengabadikan nama kita, kita tidak harus menjadi orang besar seperti Bung Karno, Bung Hatta, Sudirman atau Raden Ajeng Kartini.Sesungguhnya, siapapun diri kita dapat mengabadikan eksistensi kitadi dunia ini dengan menulis.
Tentunya yang dimaksudkan bukan menulis untuk kemudian disimpan dan dibaca sendiri, melainkan menulis untuk dibaca orang banyak. Setidaknya anakcucu kita turun temurun, akan mengetahui sekilas perjalanan hidupyang pernah kita alami ,yang kita ceritakan secara langsung kepada mereka melalui setiap karya tulis kita.
Menuliskan hal hal yang dapat kiranya menjadi inspirasi yang bermanfaat .Fiksi yang meneduhkan jiwa ,serta menumbuh kembangkan jiwa seni Bila dalam tulisan kita, tak satupun memuat komposisi yang bermanfaat, maka bila dipaksakan untuk mempublishnya hanya akan menjadi bumerang bukan hanya terhadap diri kita,tetapi juga akan merembet kepada keluarga kita.Karena itu perlu menulis dengan pikiran yang jernih dan hati yang damai.Jangan lupa, sebuah tulisan adalah cerminan dari jiwa penulisnya.
11 Desember, 2016
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H