Olehkarena itu, apapun alasan orang untuk menulis yang terdiri dariberagam sisi pandang dan cara berpikir ada satu hal yang bersifatuniversal, yakni menulis adalah mengabadikan diri sendiri.
Mengutip apa yang dikatakan oleh Sastrawan besar bangsa Indonesia, PramoedyaAnata Toer, terlepas dari masalah politik yang pernah menjerat dan membelenggu kebebasan pribadinya, yakni: “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang didalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian”
Agar dapat mengabadikan nama kita, kita tidak harus menjadi orang besar seperti Bung Karno, Bung Hatta, Sudirman atau Raden Ajeng Kartini.Sesungguhnya, siapapun diri kita dapat mengabadikan eksistensi kitadi dunia ini dengan menulis.
Tentunya yang dimaksudkan bukan menulis untuk kemudian disimpan dan dibaca sendiri, melainkan menulis untuk dibaca orang banyak. Setidaknya anakcucu kita turun temurun, akan mengetahui sekilas perjalanan hidupyang pernah kita alami ,yang kita ceritakan secara langsung kepada mereka melalui setiap karya tulis kita.
Menuliskan hal hal yang dapat kiranya menjadi inspirasi yang bermanfaat .Fiksi yang meneduhkan jiwa ,serta menumbuh kembangkan jiwa seni Bila dalam tulisan kita, tak satupun memuat komposisi yang bermanfaat, maka bila dipaksakan untuk mempublishnya hanya akan menjadi bumerang bukan hanya terhadap diri kita,tetapi juga akan merembet kepada keluarga kita.Karena itu perlu menulis dengan pikiran yang jernih dan hati yang damai.Jangan lupa, sebuah tulisan adalah cerminan dari jiwa penulisnya.
11 Desember, 2016
Tjiptadinata Effendi