Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Hindari Cultural Shock,Dengan Memahami Karakter Berbagai Bangsa

7 Desember 2016   18:03 Diperbarui: 7 Desember 2016   18:54 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto: dipinjam dari facebook pak Pepih Nugraha

Persahabatan itu sesungguhnya sangat indah. Tidak salah ada frasa mengatakan:"Seribu teman  masih terlalu sedikit" .Perbedaan sama sekali bukanlah halangan untuk saling menjalin persahabatan. Yang penting,kita mau membuka diri dan memahami,bahwa setiap orang itu berhak berbeda dengan diri kita. Untuk itu,tentu setidaknya kita perlu berusaha untuk bersikap terbuka untuk semua perbedaan.


Walaupun kita tidak mungkin memahami hingga mendetail ,karakter dari setiap suku bangsa di dunia,Tapi setidaknya,garis besarnya dapat dipahami.Agar dapat menjadi lebih sabar dan terbuka untuk setiap perbedaan budaya yang dihadapi. Memang karakter manusia,tidak dapat dipukul rata,tapi setidaknya ,secara umum ,memang merupakan fakta. Misalnya.kalau dalam perjalanan jauh, orang barat asyik membaca buku, sementara orang Tiongkok,asyik mengunyah apa saja. Dan orang Indonesia, sudah terlelap dalam mimpi panjang. 

Kalau perjalanan mengunakan taksi,maka orang barat  asyik menikmati pemandangan sepanjang jalan.orang Tiongkok,sibuk memperhatikan kalau ada rumah makan yang menarik,.Sementara orang Indonesia,matanya tak henti hentikan menatap argo, Syukur belakangan ada Grab atau Uber,sehingga kebiasaan ini,bisa berubah.Nah,berikut ini adalah hasil pengamatan amatiran dari saya pribadi ,selama lebh  dari sepuluh tahun hidup berbaur dengan segala macam suku bangsa di dunia.

Memahami Karakter Berbagai Suku Bangsa,Membuat Kita Lebih Sabar 

Selama mendapatkan kesempatan berkunjung keberbagai negara di dunia,saya mencoba memperhatikan  karakter mereka secara umum.Walaupun saya bukan pengamat sosial ataupun pemerhati lingkungan,tapi secara pribadi,saya diam diam merasakan manfaatnya.Yakni menjadi lebih sabar dan terbuka menghadapi perbedaan sikap dan prilaku ,ketika berinteraksi dengan mereka.  

Kesempatan mendapatkan peluang belajar bahasa Inggeris secara gratis di Multicultural Centre di kota Wollongong,juga tak luput dari berbagai catatan dibuku diary saya. 500 jam kami dibolehkan belajar bahasa Inggeris,bersama dengan belasan warga dunia lainnya,tentu saja merupakan sebuah hal yang sangat berkesan. Disana ada orang Indonesia(kami berdua).Philipina, Jepang,China.Taiwan,Korea.Vietnam.Turki,Mesir,Rusia, Italia, Afrika,Iran, Libanon dan seterusnya dan seterusnya.Jangan pikir,semua orang barat itu bisa bahasa Inggeris.Orang Italia,Spanyol dan Rusia,misalnya,bahasa Inggeris mereka lebih parah dari bahasa Inggeris kita.

Setiap kunjungan,dimulai dari jam 09.00 pagi. Siang coffee break dan makanan kecilyang disediakan gratis,kemudian dilanjutkan hingga jam 13.00.Jadipraktis  jam belajar 3 jam setiap kali kunjungan .Karena ada waktusatu jam ,sewaktu coffee break,untuk saling berbincang bincang antarsesama pelajar . Jadi kalau dihitung 500 : 3 = 165 kali kami bertemudan berinteraksi.Lebih dari cukup waktu untuk saling mengenal karakter dari suku bangsa masing masing. Kami saling  "mengejek" dengan tertawa ,sama sekali tidak ada kemarahan atau rasaketersinggungan. Misalnya ketika ada yang mengatakan :" Orang Indonesia,diperjalanan tidur terus" Ada yang bilang,:"Orang China,kerjanya makan sepanjang jalan dan bicara brisik" 

"Orang barat,membaca sepanjang perjalanan dan tidak peduli orang yangdisampingnya" .Sambil bercanda,sesungguhnya ada masukan untukkoreksi diri. Walaupun jelas kita tidak mungkin dapat mengubah karakter bangsa kita,tapi setidaknya,dapat mengubah kebiasaan jelek yang ada pada diri pribadi.

Nah,saya mencoba menuangkan ,sebagian dari diary  ,yang mungkin saja bermanfaat sebagai masukan.Sehingga suatu waktu bila keluar negeri,tidak mengalami cultural shock .

Orang Tiongkok

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun