Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Mesin Kepribadian dan Manfaatnya dalam Kehidupan

10 September 2016   22:30 Diperbarui: 10 September 2016   23:13 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mesin  Kepribadian  Lewat Scanning Keseputuh  Ujung Jari

Siang ini, saya dan istri diajak adik kami Maria,untuk berkunjung kerumahnya di Tiga Raksa. Bertepatan ada penyelenggaraan Tes  Kepribadian melalui Mesin Tes Kecerdasan yang sedang berlangsung di salah satu ruang di rumah sekolah Tunas Harapan. Salah seorang yang akan ikut tes ini adalah Novi, ponakan kami yang baru lulus sarjana di salah  satu universitas di Surabaya dan kini berlibur ,menunggu wisuda.

Karena memang belum pernah menengok langsung proses tes kepribadian ini,maka  kami juga ikut bersama sama. Disana tampak sudah ada beberapa orang yang sedang melangsungkan tes. Menunggu sekitar setengah jam  da nada waktu lowong ,melalui Bu Clem ,salah seorang “guru disana,saya minta waktu beberapa menit untuk mewawancarai  Pakar STIFIn ,yang bernama Jamalun Sinambela SH.M.Hum.Saya memperkenalkan diri sebagai Penulis di Kompasiana

Dengan senang hati pak Jamal menjelaskan secara rinci ,tentang kinerja mesin tes kecerdasan ini dan apa saja manfaatnya .Untuk Jelasnya,saya kutib secara ringkas hasil wawancara tadi siang.

keterangan foto: Alat scanner sidik jari /dok.pri
keterangan foto: Alat scanner sidik jari /dok.pri
“Pak Jamal. Sejak dulu  dikenal bahwa manusia ada yang termasuk dalam kategori otak kiri dan ada yang termasuk dalam kategori otak kanan. Dalam dunia pendidikan dikenal upaya agar tidak terjadi kesenjangan,maka diupayakan agar kedua belah sisi otak bekerja secara sinergi dan dikenal dengan istilah dwi fungsi otak.Apakah kira kira Mesin Tes Kecerdasan ini juga fungsinya sama?” tanya saya mengawali pembicaraan.

“Bukan bapak. Justru setelah penelitian bertahun tahun, ternyata upaya upaya yang selama ini dilakukan,terbukti telah menghambat  dari sisi kekuatan atau kelebihan dari seseorang, Saya contohkan, bila seseorang yang senang dengan pelajaran bahasa dan hal ini merupakan kekuatan dalam dirinya, dituntun untuk mengalihkan  perhatiannya kepada ilmu matematika. Maka untuk mencapai angka 6 menjadi angka 8 ,ia membutuhkan waktu yang sangat lama. Dan hal ini akan menguras pikiran dan tenaganya .Sehingga potensi diri yang selama ini ada dalam dirinya ,menjadi membias.karena dipaksa memperlajari sesuatu yang tidak sesuai dengan kemampuan dirinya.Akibatnya disatu sisi , kekuatan atau kelebihan yang sesungguhnya dapat dioptimalkan menjadi melemah dan disisi lain,usaha untuk menyeimbangkan antara otak kiri dan otak kanan,tidak tercapai.

Melalui Mesin Test ini, justru kita ingin memberikan dorongan agar orang fokus dan memaksimalkan kelebihan atau kemampuan dirinya.. Dan bila hal ini dilakukan ,maka tanpa perlu memaksanya untuk mempelajari sesuatu yang tidak disukainya, secara otomatis kemampuan tersebut akan meningkat.” Jelas Pak Jamalun.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Kelebihan Mesin  Kecerdasan

Kelebihan Mesin Test Kecerdasan ini, tidak hanya  menyangkut masalah kecerdasan ,bakat dan kelebihan seseorang, tetapi mencakup semua aspek kehidupan manusia.Termasuk sifat sifat yang setiap orang berbeda. Misalnya ada orang yang to the point, tidak pandai berbasa basi dan terkesan kurang bersimpati apalagi berempati pada lawan bicaranya.  Ketika berhadapan dengan sosok seperti ini, tentu kita sebagai lawan bicaranya,harus secara arif mengambil sikap ,untuk menerima bahwa setiap orang itu boleh berbeda dari  kita. 

Kalau kita berpikir bahwa setiap orang harus memahami  diri kita, maka kemanapun kita pergi, pembicaraan akan terasa tawar dan tidak nyambung. Dengan tehnologi ini, masyarakat dididik untuk memahami cara berpikir lawan bicara, sehingga dapat mengimbanginya.  

kecerdasan-3-57d42496b17a610c5925d3d8.jpg
kecerdasan-3-57d42496b17a610c5925d3d8.jpg
Cara Kerja

Tes  dilakukan dengan cara melakukan scanning terhadap  kesepuluh ujung jari .Yang hanya membutuhkan waktu sekitar satu dua menit. Sidik jari yang dihasilkan dari scanning ini,dianalisa dan dihubungkan dengan kinerja belahan otak yang dominan,yang akan dijadikan mampu berperan sebagai mesin kecerdasan.

Jumalun memberikan contoh : Untuk orang yang dikategorikan termasuk otak kiri,maka ia akan berkata to the point dan tidak peduli orang akan tersinggung,Karena merasa apa yang dikatakannya adalah benar, Sebaliknya orang yang dominan otak kanan, walaupun pada intinya ingin mengatakan :” tidak” namun hal ini disampaikan dalam bahasa yang diplomatis,Misalnya:” Begini pak atau bu..saya sebenarnya ingin menolong,tapi aturan disini tidak memperbolehkan.”

Bahkan menurut Jumalun,tehnik ini bila diaplikasikan ,dapat membantu orang  banyak, karena memberikan kesadaran,agar ketika kita berinteraksi dengan orang lain,kita harus memahami tipe orang yang menjadi lawan  bicara kita,sehingga sharing and connecting dapat berlangsung dengan baik.

Karena banyak yang antri menunggu giliran,maka saya membatasi diri dan langsung pamitan,

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun