Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Seperti Inilah Uang Kertas Indonesia 60 Tahun Lalu

7 September 2016   12:19 Diperbarui: 7 September 2016   13:26 828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gambaran Sekilas Uang kertas Indonesia 60 Tahun Lalu

Setiap orang memiliki hobi. Ada hobi yang positif dan ada hobi yang negatif. Hobi negatif tentu tidak perlu dibahas di sini karena semua orang sudah memahaminya. Ada hobi unik seperti mengumpulkan plat nomor mobil dari berbagai negara, mengumpulkan aneka ragam boneka, koleksi pena dan daftar ini bisa diperpanjang lagi.

Dokpri
Dokpri
Ada hobi koleksi papan dan bidak catur, perangko bekas, kartu telpon, koin, uang kertas, pisau dan banyak lagi yang tidak mungkin disebutkan satu persatu di sini. 

Saya pernah koleksi perangko namun sewaktu hidup kami sedang parah-parahnya, saya jual. Hasil penjualannya cukup  untuk membayar kontrak rumah selama 3 tahun dan membeli berbagai keperluan untuk membuka usaha di kedai. 

Pada waktu itu sungguh sangat terasa, bahwa hobi yang semula hanya untuk refreshing dan hilangkan stress, mengumpulkan perangko bekas dari berbagai sumber, termasuk jadi pemulung ditong sampah berbagai kantor ternyata dapat menjadi “malaikat penolong” sewaktu kami sangat membutuhkan uang.

Dokpri
Dokpri
Koleksi pisau sudah saya lakukan sejak tahun 1980 dan sudah berhasil mengoleksi aneka ragam pisau pisau antik dari 5 benua. Pernah ditawar senilai harga sebuah mobil baru, namun saya tidak menjualnya. Karena koleksi itu hanya sekali dapat saya lakukan seumur hidup. Rencananya kelak akan saya wariskan kepada salah satu cucu kami yang berminat.

uang kertas Rp.100 /koleksi pribadi
uang kertas Rp.100 /koleksi pribadi
Uang Kertas Indonesia 60 Tahun Lalu

Dalam hal koleksi uang, jujur saya tidak begitu serius hanya sekadar iseng-iseng saja. Ada ratusan uang koin yang sudah terkumpul dari belasan negera, tapi belum tertata rapi. Sedangkan uang keras baru berjumlah lebih dari seratus lembar saja. Sebagian besar, saya simpan di Australia. Karena dulu pernah beberapa album uang hancur pada waktu banjir.

uang-dan-lift-m-57cfa234be22bd654843eb9e.jpg
uang-dan-lift-m-57cfa234be22bd654843eb9e.jpg
Kemarin saya baca di sebuah majalah, ternyata satu lembar uang kertas Indonesia senilai 500 rupiah buatan tahun 1957 sudah bernilai antara 1 juta rupiah sampai 2 juta rupiah. Sebagai orang yang berlatar belakang bisnis, maka otak saya langsung mengalikan, 100 X Rp.1.5 juta = Rp.150.000.000.—(seratus lima puluh juta rupiah)

Untuk menjadi seorang kolektor yang baik, tentu banyak sekali hal-hal yang perlu dipelajari. Tapi sebagai kolektor amatiran setidaknya mengetahui istilah-istilah sederhana bila berminat mengoleksi uang ataupun setidaknya untuk memperkaya khazanah ilmu pengetahuan.

Untuk referensi cukup searching di Google ada banyak penjelasan rinci tentang tata cara mengoleksi uang lama atau uang kuno.

Nilai dari uang lama ini tidak hanya ditentukan oleh “usia” nya, tapi juga oleh keunikan gambaran dari uang kertas tersebut dan tak kurang pentingnya adalah kondisinya.

Istilah sederhana yang pasti akan ditemui bila kita berminat mengoleksi uang lama adalah:

Uncirculated 

Yang disingkat dengan UNC yang artinya masih original dan belum digunakan. Lembaran di comot dari gepokan uang kertas yang masih dalam segel. Belum ada bekas lipatan sekecil apapun dan tidak ada noda setitik pun.

Extremely Fine

EF/XF artinya sudah digunakan, tapi kondisi sangat baik. Terdapat bekas lipatan tapi tidak membekas dan semua permukaan masih utuh dan gambar tampak masih mengkilat.

Very Fine

VF – ada tanda-tanda sudah digunakan tapi masih sangat baik. Ada bekas lipatan dan tanda tanda bekas digunakan seperti bekas goresan namun kondisi masih sangat baik.

Fine-

F – Sudah digunakan berkali kali tapi kondisi masih bagus. Sudah tampak bekas bekas lipatan di mana-mana tapi secara keseluruhan masih bagus.

Fair- F

Kondisi uang kertas sudah lecet dan di sana-sini ada cacat dan tidak utuh lagi.

Poor

P – Kondisi sudah sangat rusak, ada bekas tambalan dan berlubang di sana-sini.

Mengoleksi uang kertas Indonesia yang sudah lama ini, di samping memiliki nilai jual yang menjanjikan sekaligus tak kurang pentingnya adalah menambah wawasan kita tentang sejarah mata uang kertas Indonesia lebih dari 50 tahun lalu. Generasi muda kini amat jarang yang mendapatkan gambaran tentang uang kertas indonesia, yang merupakan bagian dari sejarah Indonesia.

Catatan: semua foto adalah dari koleksi pribadi tjiptadinata effendi

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun