Jangan Melanjutkan Langkah Bila Gamang
Ketika hendak meniti jembatan yang licin dan berlumut dan kita merasa gamang, maka hentikanlah langkah. Karena bila tetap dilanjutkan,maka kemungkinan besar akan terpeleset dan jatuh Karena ketika ada rasa kegamangan, maka dalam alam bawah sadar, sudah terbayang kita akan jatuh. Pikiran alam bawah sadar ini akan melanjutkan signal, yang akan mempengaruhi langkah kita, maka sesuai dengan apa yang dikuatirkan terjadilah. Terpeleset dan jatuh.
Ini hanyalah sebuah analogi sederhana ,agar dengan mudah kita memahami, bahwa dalam kehidupan sehari harian, tidak jarang kita harus meniti jembatan kehdiupan. Oleh karena itu,bila kita sudah memahami apa yang akan kita hadapi dan apa akibatnya bila kita tidak mempersiapkan diri , maka hendaknya menjadi alaram bagi diri. Untuk mempersiapkan secara matang, segala sesuatu rancangan atau rencana yang ingin kita lakukan.
Walaupun tetap saja ada resiko yang harus dihadapi, tetapi setidaknya kita sudah meminimalkan resikonya.
Jauhkan Coba Coba
Untuk istilah : ”coba coba” mungkin saja cocok untuk sebuah permainan,karena kalaupun gagal tidak akan berefek yang fatal bagi diri kita.Tetapi dalam menghadapi peristiwa peristiwa kehidupan, jangan pernah menerapkan istilah coba coba ini, karena mempertaruhkan kehidupan kita dan mungkin juga kehidupan keluarga kita.
Sekilas Pengalaman Pribadi
Hanya sebagai contoh nyata saja, bagaimana tindakan coba coba, telah mengantarkan kehidupan kami berlarut larut selama beberapa tahun. Untuk tidak membosankan membaca kisah kisah pribadi ,maka saya persingkat saja kisah nya.
Saking mengebu gebu ingin mengubah hidup dan menjadi seorang pedagang,maka tanpa persiapan sama sekali saya sudah turun gelanggang dan mulai berdagang, Dalam pikiran saya,dagang itu sangat mudah. Beli dengan harga murah dan jual dengan harga yang lebih mahal. Berarti sudah untung.
Ternyata setelah mulai terjun dalam dagang antar kota,saya baru menemukan begitu banyak masalah yang komplit dalam dunia perdagangan.,Misalnya:
- Biaya transportasi dari rumah ke bis
- Biaya perjalanan transportasi dengan bis
- Makan minum di perjalanan
- Ada barang yang kena air dan rusak
- Ada barang yang sudah kadaluwarsa
- Ada makanan kaleng yang sudah berkarat
- Semuanya sudah dibeli dan tidak mungkin dikembalikan
- Sedangkan untuk dijual, tidak ada yang mau beli barang rusak
Gamang Tapi Karena Malu Hati jalan Terus
Pada perjalanan dagang yang pertama saja,sesungguhnya saya sudah merasa gamang. Angan angan dalam sekali perjalanan Padang –Medan Pulang pergi dapat meraup untung sekian banyak ,ternyata salah langkah. Karena ada pengeluaran yang sama sekali tidak termasuk dalam hitungan ,yakni barang barang yang kadaluwarsa dan yang rusak terkena air ,maupun karatan.
Namun karena merasa malu hati, baru mulai dagang sudah berhenti, dengan hati yang galau saya tetap melanjutkan usaha ini.Bahkan dalam kondisi sakit yang cukup parah,karena malaria, saya tetap memaksa diri untuk berdagang,
Akibatnya:
- semua modal ludas
- Menyisakan utang yang cukup besar'
- menyebabkan istri saya ikut sengsara
Untuk keteledoran saya mencoba coba dan kemudian dalam kegamangan hidup,tetap melangkah,harus dibayar mahal. Yang menanggung ,bukan hanya diri saya pribadi ,tetapi istri saya juga ikut menanggung akibatnya ,karena harus mengumpulkan uang ,guna membayar utang.
Dua tahun kemudian ,baru utang dapat kami lunaskan.
Seandainya Ketika Gamang,Saya Hentikan Langkah
Seandainya ketika merasa gamang, saya dengan rendah hati dan tidak gengsi gengsian menghentikan tindakan bodoh saya,maka paling paling hanya merugi untuk satu kali trip perjalanan. Masih ada tersisa modal untuk usaha lainnya ,bahkan uang tante yang kami pinjam, bisa kami kembalikan utuh.
Tetapi karena dalam kegamangan dan kegalauan hati meniti jembatan kehidupan, maka akibatnya harus dibayar mahal. Yakni kerja keras selama dua tahun untuk membayar utang.
Semoga pengalaman kecil dan tampak sepele ini, dapat menjadi sebuah masukan yang berharga bagi orang banyak.Agar menghentikan langkah ,ketika merasa gamang dan melakukan evaluasi diri,sebelum melanjutkannya lagi.
Iluka, 28,07,16
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H