Pada perjalanan dagang yang pertama saja,sesungguhnya saya sudah merasa gamang. Angan angan dalam sekali perjalanan Padang –Medan Pulang pergi dapat meraup untung sekian banyak ,ternyata salah langkah. Karena ada pengeluaran yang sama sekali tidak termasuk dalam hitungan ,yakni barang barang yang kadaluwarsa dan yang rusak terkena air ,maupun karatan.
Namun karena merasa malu hati, baru mulai dagang sudah berhenti, dengan hati yang galau saya tetap melanjutkan usaha ini.Bahkan dalam kondisi sakit yang cukup parah,karena malaria, saya tetap memaksa diri untuk berdagang,
Akibatnya:
- semua modal ludas
- Menyisakan utang yang cukup besar'
- menyebabkan istri saya ikut sengsara
Untuk keteledoran saya mencoba coba dan kemudian dalam kegamangan hidup,tetap melangkah,harus dibayar mahal. Yang menanggung ,bukan hanya diri saya pribadi ,tetapi istri saya juga ikut menanggung akibatnya ,karena harus mengumpulkan uang ,guna membayar utang.
Dua tahun kemudian ,baru utang dapat kami lunaskan.
Seandainya Ketika Gamang,Saya Hentikan Langkah
Seandainya ketika merasa gamang, saya dengan rendah hati dan tidak gengsi gengsian menghentikan tindakan bodoh saya,maka paling paling hanya merugi untuk satu kali trip perjalanan. Masih ada tersisa modal untuk usaha lainnya ,bahkan uang tante yang kami pinjam, bisa kami kembalikan utuh.
Tetapi karena dalam kegamangan dan kegalauan hati meniti jembatan kehidupan, maka akibatnya harus dibayar mahal. Yakni kerja keras selama dua tahun untuk membayar utang.
Semoga pengalaman kecil dan tampak sepele ini, dapat menjadi sebuah masukan yang berharga bagi orang banyak.Agar menghentikan langkah ,ketika merasa gamang dan melakukan evaluasi diri,sebelum melanjutkannya lagi.
Iluka, 28,07,16
Tjiptadinata Effendi