*Merencanakan rumah masa depan ,tidak kalah pentingnya dengan merencanakan rumah masa kini. Tapi secara emosional,,mungkin saja kita belum siap menerima konsep hidup ini**(tjiptadinata effendi)
Merencanakan Rumah Masa Depan
Perbedaan budaya, dapat menciptakan cultural Shock bagi para pendatang, entah dari mana saja. Dan hal ini berlaku bolak balik. Dari mulai hal kecil kecil,hingga menyangkut masalah yang sangat pribadi.
Kalau di Indonesia,kita naik taksi ,maka yang dibayar adalah sesuai yang tertulis pada argometer.Andaikan ada kelebihan dan kita dengan ikhlas memberikan,tentu tidak menjadi masalah.Tetapi bila kita naik taksi di Amerika, selain dari angka yang tertulis pada argometer,kita juga dimintai tips oleh Sopir taksi. Tapi karena menyangkut hal hal kecil,,tidak sampai mengagetkan kita.
Ditawarin Rumah Masa Depan di Australia
Bagi yang sudah pernah tinggal di Australia dan sudah berumur diatas 50 tahun,pasti sudah pernah ditawarin ,untuk merencanakan “rumah masa depan” dari berbagai perusahaan. Walaupun sesungguhnya,semua orang butuh “rumah masa depan” atau kasarnya disebut:”kuburan” ,tetap saja kita mengalami semacam Cultural Shock. Apalagi sampai ditelpon berulang ulang kali dan didatangi oleh karyawan dari berbagai perusahaan.
Bagi saya pribadi, walaupun bukan merupakan hal yang pertama kalinya ditelpon oleh perusahaan pemakaman,jujur hati saya belum dapat menerima sepenuhnya, walaupun kalau dipikirkan dengan tenang, memang semua orang ,suatu waktu pasti akan membutuhkannya.
Pada waktu pertama kali saya dihubungi ,saya sempat emosi dan marah. Saya bilang ke putri saya:” Orang disini tidak tahu sopan santun,masa iya orang masih hidup ditawarin untuk merencanakan penguburan diri sendiri?”
Putri saya mengatakan,bahwa di Australia hal ini sudah menjadi hal yang sangat biasa,jadi bila saya tidak suka,bilang saja terima kasih atau bilang :”No English”., Pasti mereka tidak akan melanjutkan pembicaraannya.
Kemarin Dapat Telpon Lagi
Kemarin saya dapat telpon lagi dan minta izin mau berkunjung untuk menjelaskan lebih rinci. Entah kenapa, saya tetap saja tidak senang ,orang nawar nawarin rencana penguburan diri. Maka saya jawab ,sorry ya ,saya masih hidup dan tidak suka membicarakan tentang penguburan diri saya, Okay?”
Eee malah wanita yang menelpon balik bingung, katanya :” Kalau orang sudah meninggal,gimana caranya dia bisa menawarkan lagi?:” Saya sesungguhnya ,mau marah,tapi saya dengar nadanya bukan bercanda, tapi serius.maka saya batalkan kemarahan saya dan jawab :”terima kasih ,maaf saya sibuk “
Berapa Harga Rumah Masa Depan di Australia?
Setelah pikiran dan hati saya sudah tenang,iseng saya baca tawaran yang dikirim via pos dari majalah senior, karena nama saya sudah tercatat sebagai pelanggan majalah ini.
Ternyata Rumah Masa Depan di Australia, yang paing sederhana adalah 5.000.—dollar atau setara rp.50.000.000.—Rumah yang lebih elit 15.000 dolar atau senilai Rp.150.000.000.—
Biaya ini bisa dicicil dan besarnya sesuai dengan umur. Kalau usia relatif masih muda,misalnya 50 an,maka cicilannya hanya sekitar 100 dolar perbulan ,sesuai dengan tipe rumah masa depan yang dipilih.
Masih Ada Catatan Tambahan
Masih ada catatan tambahan,bahwa ada pengecualian terhadap orang orang meninggl ,namun berada dalam status khusus ,misalnya:
- Sedang dalam tahanan
- Menderita amnesia
- Meninggal setelah mendapatkan anathesi
- Berada dipusat rehabilitasi kecanduan obat terlarang
- Berada dipusat rehabilitasi kecanduan alcohol
- Meninggal akibat kekeraan /accident
Maka khusus dalam kasus ini, Pihak Pengelola Pemakaman,baru akan melakukan pemakaman,setelah ada Visum dokter dan ditambah dengan Surat Kepolisian.
Sesungguhnya Kita Butuh,Tapi Secara Emosional Belum Siap Terima Konsep Hidup ini
Ketika sedang emosi,kita sangat marah, setiap kali ada yang nawarin :”rumah masa depan”. Merasa seakan kita disumpah cepat mati.Tapi kalau pikiran sudah jernih,sesungguhnya memang benar, bahwa disamping mempersiapkan rumah untuk ditinggalin pada waktu ini,setiap orang yang sudah berusia :”senja” sudah harus memikirkan dan mempersiapkan dana untuk rumah masa depan.
Agar kelak jangan jadi beban bagi anak cucu.,seperti salah seorang sahabat saya, Ketika tanpa di duga ,meninggal dalam keadaan perusahaannya terpuruk dan putranya, didepan orang banyak mengeluh .,bahwa karena ayahnya meninggal tanpa persiapan,maka ia harus berhutang untuk biaya penguburan ayahnya.
Teramat menyakitkan mendengarnya,namun sekaligus menyentak kesadaran diri,bahwa walaupun kita belum mau mati sekarang, namun harus mempersiapkan diri, Agar kelak,jangan sampai anak cucu kita ,akan menanggung beban yang seharusnya menjadi kewajiban kita sementara masih hidup. Sesungguhnya ,konsep hidip ini memang diperlukan oleh setiap orang, siapapun adanya,Namun ,kemingkinan besar, secara emosional dan kejiwaan ,banyak orang yang belum dapat menerima konsep ini sepenuhnya.
Tjiptadinata Effendi 24/07/16