Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tentang Tenaga Kerja Tiongkok, Indonesia Bisa Belajar dari Kanada

17 Juli 2016   16:06 Diperbarui: 22 Juli 2016   00:51 1476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Pekerja asal dari negeri Tiongkok ini  adalah buruh kontrakan untuk pembangunan rel kereta api.

Jumlah kaum pekerja ini  mencapai  jumlah 15 ribu orang  Dan  melakukan kontrak kerja dalam waktu minimal 5 tahunan,sehingga mereka harus mau membiasakan diri untuk beradaptasi dan berbaur dengan warga lokal.Merasa betah disini, ditambah dengan penghasilan yang memadai ,maka mereka memutuskan untuk menetap disana dan menjadi imigran, Bahkan menjemput keluarga mereka untuk tinggal bermukim disini.

Orang  Tiongkok  sudah sejak dulu dikenal sebagai pekerja keras.Karena dinegara yang penduduknya, berjumlah 1,4 miliar manusia dan merupakan negeri dengan populasi terbanyak di dunia,sudah tentu tidak dapat mengharapkan hidup dari belas kasih. Satu satunya untuk dapat bertahan hidup adalah kerja keras.

Segala macam usaha untuk meningkatkan taraf hidup dilakukan dan salah satunya adalah ,mereka mulai menanam gingseng. Terinspirasi dari Korea,yang harga ginseng sangat tinggi. Ternyata komoditas inilah yang kelak menjadi tulang punggung keberhasilan dan kesuksesan bagi kaum buruh asal Tiongkok ini, Apalagi ternyata didukung dengan kondisi tanah di Kanada ,yang sangat ideal untuk bercocok tanam Ginseng.

Dalam waktu singkat ,mereka yang awalnya adalah kuli kontrak,untuk membangun jalan kereta api, kini nasib mereka sudah berubah total. Malahan sudah melangkan lebih maju dengan membangun gedung gedung dan membuka beragam usaha,baik restoran ,maupun pertokoan dan mall mall’

Orang Tiongkok Biasa Kerja 12 Jam Sehari

Orang Tiongkok,sudah biasa kerja12 jam atau lebih dalam sehari dan tidak ada hari minggu bagi mereka. Pada umumnya orang Tiongkok  di dunia terobsesi untuk kerja keras ,demi mengumpulkan uang, karena turun temurun hidup menderita kekurangan di negeri asalnya Nah,bila dibandingkan dengan para pekerja yang ada di Indonesia,mungkin saja dalam hal kerja keras, kaum pekerja kita masih kalah jauh.dibandingkan dengan kaum pekerja asal dari negeri tirai bambu ini.Kalau kita mau berbicara jujur tentunya.

Bisa Dijadikan Pelajaran Bagi Indonesia

Terus apa urusannya antara kaum pekerja asal Tiongkok di Kanada dan keberhasilan mereka hingga kini,dengan issu tentang eksodusnya secara besar besaran kaum pekerja ini ke Indonesia? Secara langsung ,memang tidak ada hubungannya sama sekali, Tapi benang merahnya adalah, apa yang sudah terjadi di Kanada ,bukan tidak mungkin bisa juga terjadi di Indonesia,  Karena alasan yang sudah disebutkan diatas, dari sudut etos kerja,kaum pekerja kita kalah jauh dari etos kerja kaum pekerja asal Tiongkok

Artikel sederhana ini ,memang bukan ulasan yang berdasarkan research ilmuan,melainkan sekedar sebuah gambaran, bagaimana sebaiknya sikap pemerintah Indonesia,menghadapi eksodus besar besaran dari para pekerja asal Tiongkok. Walaupun hal ini,juga masih mengundang  kontroversial mengenai jumlah pekerja asal Tiongkok yang sesungguhnya,masuk ke Indonesia.

Tulisan ini tidak ada kaitanya sama sekali dengan politik, Mohon dibaca dengan kaca mata yang jernih, sehingga jangan sampai menghadirkan debat yang tidak ada relevansinya,

Setidaknya.artikel ini dapat merupakan sebuah masukan bagi pemerintah Indonesia

Tjiptadinata Effendi, / 17 Juli, 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun