Nah. Yang namanya kakek kakek kalau menulis ya ginilah ,apalagi kalau sudah bercerita tentang istri ,hampir saja lupa , ketopik pembahasan
Hmm oya.. Setiap orang yang masuk keruang ice scatting, harus mengganti sepatu dengan sepatu khusus yang disediakan. Untuk yang belum terbiasa, bisa menggunakan alat bantu yang namanya “penguin’ .Karena memang miirp dengan penguin.Tapi bayar 12 dolar .bukan gratis.
Ada ibu ibu yang mungkin baru pertama kali berselancar di ice scatting,namun karena tidak ingin tampil bengong,meniru gaya anak anak muda yang dengan entengnya meliuk liuk ,sambil menari diatas lapangan es buatan tersebut. Akibatnya sudah dapat dibayangkan, ibu ibu tadi jatuh terduduk. Masih mencoba tertawa, tapi tertawanya jadi meringis.Mungkin menahan rasa sakit.Karena walaupun namanya es, tapi kerasnya tidak bedanya dengan lantai semen.Beda kalau kita terjatuh di salju empuk.
Tapi dalam hitungan detik,petugas yang memang sudah standby disana, langsung seperti melayang diatas es dan membantu wanita tadi.Syukur tidak cidera apa apa,tapi tentu saja sakit.
Tanpa terasa ,rupanya sudah satu jam kami duduk disana.Sambil menulis laporan pandangan mata ini, tiba tiba terdengar bunyi lonceng dan pengumuman, bahwa seluruh pengguna lapangan ice skatting, sudah harus meninggalkan lapangan, karena sudah tiba giliran pengunjung berikutnya. Karena satu jam sudah berlalu dan setiap ronde.hanya dibatasi 25 orang,,sehingga tidak saling tabrakan.
Sekali lagi istri saya mengatakan:”Nah,untungkan kita disini,tanpa batas, kalau tadi kita bayar 60 dolar,kini kita sudah harus keluar”. Kalau mau makan yang lain,saya pesankan ya ?” Kata istri saya.tapi saya bilang , ntar dulu sayang,saya mau posting article.Ntar makan lagi yaaa.
catatan : semua foto foto adalah hasil jepretan dari camera saku merk Samsung /tjiptadinata effendi
Sorento Quay. 02 Juli, 2016
Tjiptadinata Effendi