Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hukum Masyarakat Tak Mengenal Belas Kasih

1 Juli 2016   22:00 Diperbarui: 1 Juli 2016   22:13 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu waktu  saya mendapatkan musibah bertubi tubi ,karena ditipu oleh sahabat baik dibidang bisnis dan orang yang sudah dianggap sebagai keluarga sendiri,maka perusahan mengalami kegoncangan dan sempat ambruk .

Seperti yang sudah pernah saya tuliskan, bahkan istri saya  iklhas jadi sopir antar jemput anak sekolah, karena kasihan menengok suaminya,yakni diri saya , hampir gila ,karena mengalami depresi.

Disaat saat seperti itu, dimana justru saya sangat membutuhkan  dukungan moril ,ternyata hukum kehidupan langsung diterapkan pada diri saya. Begitu cepatnya,teman teman bisnis dan orang orang yang selama ini sangat dekat dengan kami ,tiba tiba mendadalk semua menjadi super sibuk. Tidak ada waktu untuk singgah dan menyemangati temannya ,yakni diri saya yang sedang terkapar mengalami depresi.

Wajah wajah yang sebelumnya menyambut dengan penuh  antusias dan rasa hormat, kini mendadak sontak menjaid bisu dan diam. Kalau sebelumnya bergantian, bagian Kredit dari bank menelpon dan menawarkan pinjaman, kini telponnya juga sering, tapi nadanya berbeda total.yakni minta agar kredit perusahaan secepatnya dilunaskan.Karena sudah beberapa bulan menunggak bunganya. Padahal selama belasan tahun,menjadi nasabah dan sudah terjalin hubungan yang sangat baik.

Selalu Ada Hikmah

Dari setiap kejaidian, betapapun menyakitkan ,selalu ada hikmah yang dapat dipetik,Bagi saya pelajaran berharga yang selalu tertanam dalam hati adalah ;’ Hope for the best,but ready for the worst” Dalam hidup ini, kita berharap agar senantiasa usaha maju terus, tapi bersiap siaplah, bila suatu waktu terjadi yang tidak diharapkan.

Sahabat Saya Juga Mengalami

Salah satu sahabat baik saya, pada waktu aktif sebagai kakanwil sebuah departement, begitu banyak orang yang sowan kerumahnya Bertubi tubi  hadiah  menumpuk dirumahnya,Tapi yang namanya jabatan, suatu waktu bisa saja digantikan orang lain, Dan hal ini dialami sahabat saya. Sejak saat itu ,kecuali kami, tak ada lagi orang yang berkunjung kerumahnya, Sayang sekali sahabat saya tidak tabah menghadapi situasi yang berubah sangat drastis ,seperti layaknya tsumani, Ia jatuh sakit dan kemudian meninggal dunia.

Badai itupun Berlalu

Berkat dukungan sepenuh hati dari istri dan keluarga, kami sangat bersyukur bahwa masa masa kejatuhan itu segera berakhir, Dua tahun kemudian, atas berkat Tuhan, perusahaan kami  pelan pelan mulai pulih. Namun sebuah pelajaran hdiup sudah terpateri dalam diri saya, bahwa ketika kita tertawa,maka semua orang akan ikut tertawa bersama kita, tapi ketika kita menangis,maka menangislah seorang diri.

Tjiptadinata Effendi /01 Juli  2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun