Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hukum Masyarakat Tak Mengenal Belas Kasih

1 Juli 2016   22:00 Diperbarui: 1 Juli 2016   22:13 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi foto: ketika kita sukses, semua orang baik dan tersenyum kepada kita, tapi begitu kita terjatuh, maka menangislah kita seorang diri,*

Hukum Masyarakat itu Tak Mengenal Belas Kasih

Hakum masyarakat itu tak mengenal  belas kasih dan merambah siapapun,tanpa pandang warna kulit dan asal usul.  Hukum itu berbunyi : “smile and the whole  world smiles with you,cry and you cry alone” Tersenyumlah, maka seluruh dunia akan ikut tersenyum bersama anda. Menangislan ,maka anda akan menangis seorang diri.

Ketika kita sukses dan hidup berkecukupan, semua orang mengenal dan menyapa dengan penuh hormat.Bahkan yang kenal sepintas lalu , tiba tiba bisa saja menjadi sangat akrab. Undangan datang bertubi tubi . Dalam seminggu bisa lebih  dari 10 buah undangan. Karena orang yang mengundang sudah memperhitungkan, bila mengundang kita, hadiahnya pasti tidak kecil. Pokoknya tidak akan rugi deh, menurut hitung dagangnya.

Ketika berbelanja di toko, begitu masuk maka bukan hanya pelayan toko, tapi pemiliknya langsung berdiri dari kursinya, bahkan mungkin saja meninggalkan tamu yang sedang berbicara dengan dirinya, untuk menyongsong kita. Karena ia tahu, sekali berbelanja, kita akan memborong ratusan ribu rupiah.

Urusan ke Bank

Sama halnya bila berurusan dengan bank, begitu turun dari kendaraan, security yang sudah kenal baik dengan kita, langung memberi hormat , seperti hormat kepada seorang jenderal. “Selamat pagi bapak dan Ibu, silakan masuk “,sambil membukakan pintu untuk kita ,dengan sikap hormat penuh.

Dan dengan melenggang kita masuk. Begitu tiba didalam, sudah disambut lagi oleh pimpinan bank,sambil menyalami kita “ Aduh ,lama tidak kelihatan bapak dan ibu, selamat datang ,apa yang bisa kami bantu?  Silakan duduk “ Bertubi tubi rasa hormat menyongsong kedatangan kita. Dan baru beberapa detik duduk, seorang mbak sudah datang menyapa dengan senyum sangat manis.,sambil berucap:” Selamat pagi,bapak  dan Ibu. Maaf sementara menunggu, boleh saya siapkan minuman? Hangat atau dingin? Ada capucinno atau minuman ringan dan camilan. ?

Serasa Jadi Raja Kecil

Bayangkan hidup seperti yang saya tuliskan diatas,bukanlah sebuah imaginasi,tapi sungguh sungguh kami alami,sewaktu masih aktif sebagai pengusaha. Rasanya walaupun secara formal, saya tidak memiliki posisi apapun dalam pemerintahan, namun the factonya, hidup pada masa masa itu, tak ubahnya bagaikan seorang raja kecil. Disambut dan  dihormati dimana mana.

Ketika Terjatuh

Suatu waktu  saya mendapatkan musibah bertubi tubi ,karena ditipu oleh sahabat baik dibidang bisnis dan orang yang sudah dianggap sebagai keluarga sendiri,maka perusahan mengalami kegoncangan dan sempat ambruk .

Seperti yang sudah pernah saya tuliskan, bahkan istri saya  iklhas jadi sopir antar jemput anak sekolah, karena kasihan menengok suaminya,yakni diri saya , hampir gila ,karena mengalami depresi.

Disaat saat seperti itu, dimana justru saya sangat membutuhkan  dukungan moril ,ternyata hukum kehidupan langsung diterapkan pada diri saya. Begitu cepatnya,teman teman bisnis dan orang orang yang selama ini sangat dekat dengan kami ,tiba tiba mendadalk semua menjadi super sibuk. Tidak ada waktu untuk singgah dan menyemangati temannya ,yakni diri saya yang sedang terkapar mengalami depresi.

Wajah wajah yang sebelumnya menyambut dengan penuh  antusias dan rasa hormat, kini mendadak sontak menjaid bisu dan diam. Kalau sebelumnya bergantian, bagian Kredit dari bank menelpon dan menawarkan pinjaman, kini telponnya juga sering, tapi nadanya berbeda total.yakni minta agar kredit perusahaan secepatnya dilunaskan.Karena sudah beberapa bulan menunggak bunganya. Padahal selama belasan tahun,menjadi nasabah dan sudah terjalin hubungan yang sangat baik.

Selalu Ada Hikmah

Dari setiap kejaidian, betapapun menyakitkan ,selalu ada hikmah yang dapat dipetik,Bagi saya pelajaran berharga yang selalu tertanam dalam hati adalah ;’ Hope for the best,but ready for the worst” Dalam hidup ini, kita berharap agar senantiasa usaha maju terus, tapi bersiap siaplah, bila suatu waktu terjadi yang tidak diharapkan.

Sahabat Saya Juga Mengalami

Salah satu sahabat baik saya, pada waktu aktif sebagai kakanwil sebuah departement, begitu banyak orang yang sowan kerumahnya Bertubi tubi  hadiah  menumpuk dirumahnya,Tapi yang namanya jabatan, suatu waktu bisa saja digantikan orang lain, Dan hal ini dialami sahabat saya. Sejak saat itu ,kecuali kami, tak ada lagi orang yang berkunjung kerumahnya, Sayang sekali sahabat saya tidak tabah menghadapi situasi yang berubah sangat drastis ,seperti layaknya tsumani, Ia jatuh sakit dan kemudian meninggal dunia.

Badai itupun Berlalu

Berkat dukungan sepenuh hati dari istri dan keluarga, kami sangat bersyukur bahwa masa masa kejatuhan itu segera berakhir, Dua tahun kemudian, atas berkat Tuhan, perusahaan kami  pelan pelan mulai pulih. Namun sebuah pelajaran hdiup sudah terpateri dalam diri saya, bahwa ketika kita tertawa,maka semua orang akan ikut tertawa bersama kita, tapi ketika kita menangis,maka menangislah seorang diri.

Tjiptadinata Effendi /01 Juli  2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun