Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Introspeksi Diri Itu Sangat Penting

21 Juni 2016   08:22 Diperbarui: 21 Juni 2016   08:31 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang Kapten Kapal selalu melakukan introspeksi atau evaluasi, untuk memastikan bahwa setiap awak kapal bekerja melakukan tugasnya dengan benar, karena tanpa evaluasi,maka kesalahan yang dillakukan awak kapal,dapat menyebabkan kapal karam./ilustrasi shutterstock

Introspeksi Diri itu Sangat Penting

Introspeksi diri atau evaluasi diri, dapat juga dikatakan sebagai langkah untuk bercermin diri, Berpatut diri dan memeriksa,mungkin masiih ada hal hal yang perlu dibenahi dalam prilaku dan sikap kita dalam mengambil sebuah keputusan, Terutama keputusan yang menyangkut masalah kehidupan kita dan kehidupan orang lain,

Ibarat sebuah kapal yang berlayar, maka Kapten kapal perlu selalu melakukan evaluasi dan tidak mempercayai begitu saja kepada awak kapalnya, karena bila salah memberikan kepercayaan, maka karena kesalahan kecil,dapat menyebabkan kapal karam.Dalam hidup ini,maka kita adalah kapten dari kehidupan kita.

Ada begitu banyak kejadian yang dapat dijadikan pembelajarn diri,namun tidak urung,terkadang kita lupa diri, Melakukan sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan dan malahan tidak melakukan ,apa yang seharusnya dijadikan prioritas atau pondasi dalam mengambil sebuah keputusan.Karena pengalaman yang sama, belum tentu menghasilkan kenyataan yang serupa. Salah satunya adalah dalam hal memberikan kepercayaan kepada orang lain.Apakah karyawan, sahabat ,maupun mungkin juga kerabat,bahkan orang orang terdekat dalam hidup kita.

Introspeksi diri  itu penting. Karena dengan melakukan introspeksi diri,kita akan memahami kesalahan apa saja yang telah kita lakukan.Baik disengaja ataupun tidak. Introspeksi diri juga melatih sikap mental kita, agar jangan cepat cepat mengambil kesimpulan bahwa orang lain tidak baik.

Kejahatan terjadi bukan hanya karena ada niat jahat, namun tidak jarang tindakan kejahatan justru terjadi karena terpancing pada kesempatan yang di tampilkan. Bisa jadi pada awalnya, si pelaku sama sekali tidak ada niat jahat Tapi, karena tanpa sadar, kita telah memberikan peluang kepadanya, maka pada saat itulah niat jahatnya dilakukan.

Kepercayaan Yang Kebablasan

Saling mempercayai tentu sangat baik,karena hal ini merupakan pondasi untuk :

  1. bekerja sama
  2. menjalin persahabatan

Tapi kepercayaan yang berlebihan atau kebablasan ,bisa berubah wujud ,menjadi boomerang dan petaka bagi diri kita. Karena telah memberikan peluang dan kesempatan yang begitu besar, sehingga orang yang tadinya adalah sahabat baik, anak angkat, orang yang sudah ditolong, kemudian berbalik menjadi penghianat dalam hidup kita.

Jadi niat awal kita yang baik,tapi karena terlalu over dalam memberikan kepercayaan, menyebabkan orang yang kita  percayai tergoda. Dari awal tidak punya niat untuk melakukan kejahatan, namun karena semua peluang terbuka lebar lebar,maka godaan itupun datang,Dan tidak semua orang mampu menahan diri untuk tidak terjebak dalam godaan.

Maka bila terjadi tindak kejahatan, sesungguhnya, penyebabnya adalah diri kita sendiri,Karena secara tanpa sadar ,kita telah mendorongnya melakukan kejahatan,

Sebuah contoh hidup:

Ketika saya masih sebagai Pengusaha, karena berempati pada seorang anak muda yang yatim piatu,maka kami memberinya pekerjaan. Kemudian meningkat memberikan kepercayaan dan  lama kelamaan sudah kami anggap sebagai anak sendiri. Sebut saja namanya. Udin, bebas keluar masuk rumah kami, seperti layaknya rumah orang tuanya sendiri.

Bahkan diberikan kepercayaan penuh:

  1. Memegang kunci gudang’
  2. Menerima barang masuk
  3. Menerbitkan Bon Gudang

Tidak sampai setahun kemudian, ternyata Udin,pemuda yang tadinya sangat santun, baik dan rajin bekerja,menggelapkan barang barang di gudang dan melarikan diri.

Tentu hal ini merupakan sebuah pukulan bagi kami.,Kecewa yang amat sangat ,karena orang yang terlunta lunta, ditolong,diberikan pekerjaan,bahkan sudah dianggap sebagai anggota keluarga sendiri,ternyata mampu melakukan hal tersebut. .Disamping itu, kerugian materi yang tidak kecil,akibat dari tindak kejahatan yang dilakukannya,

Membuka Rahasia Dapur

Saking akrabnya persahabatan,maka kita jadi lengah,sehingga menceritakan semua hal,termasuk rahasia dapur dari usaha kita. Akibatnya, sosok yang tadinya adalah sahabat baik kita,tergoda untuk melakukan tindak kejahatan,karena semua data dan rahasia dapur perusahaan kita ada ditangannya. Dan yang telah memberikan adalah justru kita sendiri,karena terbuai oleh manisnya persahabatan dan rasa kekeluargaan,Maka terjadilah tindak kejahatan ,yang seharusnya tidak akan terjadi ,bila kita tidak gegabah dalam mengumbar semua hal,termasuk rahasia perusahaan kita.

Bahkan Orang Terdekat Bisa Tergoda

Yang dapat terjerat oleh kepercayaan yang over dosis dari kita bukan hanya orang lain, tapi bisa jadi kerabat sendiri. Meminjamkan sertikfikat tanah atau menggadaikan slip gaji, dengan maksud untuk membantu kerabat kita yang lagi kesusahan, Tidak ada surat menyurat,karena sangat yakin ,bahwa ia tidak mungkin akan menghianati kepercayaan yang diberikan,Tapi ternyata, hal yang kita anggap :” tidak mungkin “ itupun terjadilah.

Akibatnya kita kehilangan dua kali:

  1. Financial dalam jumlah besar
  2. Hilang satu dari kerabat dan sahabat

Evaluasi diri atau introspeksi diri  adalah jauh lebih baik ,daripada mengutuki dan mengumbar sumpah serapah terhadap orang orang yang sudah menyakiti dan menghianati kita..Apapun yang namanya kebablasan,selalu berakhir tidak baik,bahkan tidak jarang menghadirkan petaka dalam hidup kita. Oleh karena itu alangkah lebih baik,mencegah dari pada menyesali.

Memberikan kepercayaan :

  1. harus ada batasan
  2. pertanggungan jawab
  3. ada takaran 
  4. melakukan kontrol berkala

Semoga tulisan ini ada manfaatnya bagi orang banyak, agar jangan sampai kelalaian kita, membuka peluang dan kesempatan, sehingga menjadi godaan bagi orang lain, yang mungkin saja semula tidak ada niat jahat terhadap kita.Introspeksi diri adalah jalan untuk mencegah terjadinya petaka dalam hidup kita dan hidup orang lain.

Iluka, 21 Juni, 2016

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun