Ternyata memang benar.Keputusan yang diambil pada hari ini, kelak akan jadi masa depan kita...
Merinding Membaca Catatan Harian Mantan Pacar
Walaupun usia saya sudah menapaki ke angka 74 tahun,namun setiap kali membaca ulang sepotong catatan harian dari mantan pacar saya, sewaktu di sma. tetap saja membuat saya merinding, Walaupun mungkin sudah pernah dituliskan,namun untuk jelasnya ,saya kutip satu alinea saja dari catatan harian tersebut. Untuk menjelaskan apa yang menyebabkan saya merinding.
“…….pada waktu itu hujan lebat… sehingga ,walaupun lonceng tanda sekolah sudah usai, tapi belum ada yang beranjak meninggalkan aula sekolah…Tiba tiba mata saya melihat seorang siswa membawa payung kedalam aula… Andre… Jantung saya berdegup keras…saya berharap payung itu akan diberikan kepada saya…Tapi …saya melirik, diaula ada 2 orang teman saya..yang juga cukup dekat dengan Andre…
Saya terdiam.. suasana terasa sangat mencekam… dalam hati saya berpikir…kalau payung itu bukan untuk saya, maka hari itu adalah hari yang terakhir,,,, saya bersama Andre…”
Disaat saat saya merasa gamang,,, tiba tiba didepan saya sudah berdiri seseorang,,, tersenyum …dan menyerahkan payung itu .., tanpa berkata apapun… Hati dan tangan saya tergetar… menerima payung tersebut……”…tulis mantan pacar saya dalam buku catatan hariannya.
Merinding
Saya merinding,,, seandainya payung itu tidak saya berikan kepada mantan pacar saya yang bernama Lina,maka ,,,,, saya tidak tahu apa yang akan terjadi…..
Karena itu, setiap saat kami bersama, selalu menghadirkan rasa syukur yang mendalam. Lina yang dulu adalah wanita yang saya berikan payung ,sudah hidup bersama sama selama 51 tahun dalam suka dan duka.. Bagi saya tidak ada kebahagiaan yang lebh besar, daripada senantiasa bersama wanita yang saya cintai.
Orang heran, kami berdua, setiap hari 24 jam selalu bersama sama. Dari pagi hingga malam . Kalau ada istilah “soulmate” atau belahan jiwa,maka bagi saya, Lina adalah belahan jiwa saya dan bagi lIna ,saya adalah belahan jiwanya.
Keputusan Hari Ini Akan Jadi Masa Depan Kita
Saya percaya dan yakin akan kalimat diatas, bahwa keputusan yang diambil pada hari ini, kelak akan menjadi masa depan kita. Buktinya adalah kami berdua. Keputusan untuk memberikan payung cinta kepada adik kelas saya yang bernama Lina, kini menghadirkan sebuah keluarga besar.Kami awali dari berdua,Kini ada 2 putra dan 1 puteri kami ,berarti ditambah dengan 3 orang mantu dan 10 cucu,maka total dalam keluarga kami adalah 16 orang.
Sungguh,hidup itu adalah sebuah pilihan dan saya bersyukur sudah menjatuhkan pilihan yang tepat, dengan menyerahkan payung kepada Lina.
Kenangan lama,yang mungkin ada manfaatnya bagi orang banyak, bahwa ini adalah bukti, bahwa apa yang diputuskan hari ini, kelak akan menjadi hidup kita Jangan pernah menganggap remeh hal yang tampaknya kecil.Seperti yang tertuang dalam catatan harian diatas, Apalah artinya sebuah payung? Bisa dibeli dimana saja,Apalagi hanya sebuah payung kertas, yang tidak ada istimewanya, Namun dalam benda sederhana dan tampak tak berharga itu,ternyata merumuskan sebuah keputusan hidup. Karena itu tak henti hentinya saya bersyukur, karena telah mengambil keputusan yang tepat disaat yang tepat.
Semoga cuplikan secuil catatan harian ini, bermanfaat untuk dibaca.Setidaknya mengingatkan , agar hati hati dalam mengambil keputusan, karena keputusan yang diambil pada hari ini,menjadi penentu akan masa depan kita,
Iluka, 18 Juni 2016
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H