Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Adakah Usaha yang Siasia?

17 Juni 2016   18:18 Diperbarui: 17 Juni 2016   18:52 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak orang yang berkeluh kesah:” Percuma saja, susah payah berusaha, gagal terus”

  • Kerja keras siang malam
  • Kerja pakai otot
  • Kerja pakai otak
  • Kerja pakai otot dan otak
  • Berdoa siang malam

Semua sudah dicoba, tapi hasilnya,hidup begini begini juga. Memang lagi sial !

Jujur, saya dulu  juga sempat terpuruk dan berpikir seperti ini.  Kerja  keras, tinggalkan istri di Medan, dagang keliling ,bahkan dalam sakit jalan terus, Hasilnya? Bukannya untung ,malah semua modal ludas,Masih menyisakan utang pada tante. Sepertinya sia  sia saja semua usaha.

Belakangan Baru Tahu Bahwa Tidak Ada Usaha Yang Sia Sia

Ketika baru belajar bisnis hasil perkebunan : biji Kopi, Cassia, Cengkeh, Pala, Cardamon, saya baru tahu, bahwa usaha yang dulu saya anggap sia sia, ternyata hal itu adalah sebuah proses pembelajaran diri..Yang saya bayar uang sekolahnya terlalu mahal,yakini : modal ludas plus utang yang cukup banyak.

Berdasarkan pengalaman pahit itulah saya mulai belajar ,mana yang disebut kopi Robusta dan mana yang Kopi Arabica.Bagaimana kualitas yang baik dan mana yang kurang baik. Seperti apa Cassia itu ? Apa  saja kualitas yang diperdagangkan.. Berapa persen kesusutannya.? Untuk mana,saya magang selama 3 tahun ,bekerja diperusahaan Ekspor.Belajar setiap hari dan baru setelah saya menguasai dengan baik ,mengenai mutu dan seluk beluk bisnisnya, barulah saya mulai melangkah  membuka bisnis mandiri.  Jadi kegagalan dagang antar kota yang dulu, saya anggap sia sia, ternyata adalah dasar atau pondasi  agar saya berhati hati dan tidak sradak sruduk , saking semangatnya ingin menjadi pebisnis.

Disekolah Kita Habiskan Waktu dan Uang

Disekolah ,sejak dari SD,SMP dan SMA , setidaknya kita menghabiskan waktu 12 tahun lamanya dan harus membayar uang sekolah setiap bulan. Belum dihitung pakaian seragam dan alat tulis menulis ,yang tentu mengeluarkan uang yang tidak sedikit. Apa yang kita peroleh hingga menamatkan sekolah SMA?  Kalau secara finansial ,jawabannya adalah NOL BESAR

Bahkan di bangku kuliah juga belum tentu akan menghasilkan uang,. Tapi mengapa orang mau tetap sekolah belasan tahun dan mengeluarkan dana yang tidak sedikit, ? Padahal tidak ada uang yang diperoleh dari susah payah belajar belasan tahun? Karena orang memahami,bahwa sekolah adalah jalan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan sekaligus pembentukan karakter. Yang kelak diyakini akan dibutuhkan dalam bekerja atau berbisnis.

Hidup Adalah Proses Pembelajaran Yang Tidak Kurang Pentingnya

Hidup ini merupakan proass pembelajarn diri yang tidak kurang pentingnya, bila dibandingkan dengan duduk dbangku kuliah. Termasuk segala upaya dan kerja keras yang dilakukan untuk meraih cita cita kita, adalah proses pembelajaran diri. Karena itu bila berhadapan dengan kenyataan ,bahwa segala upaya belum membuahkan hasil. Jangan putus asa Jangan pernah mengambil kesimpualan bahwa:” sia sialah semua usaha saya”.

Kegagalan demi kegagalan adalah anak tangga menuju ke jenjang sukses. Dulu saya pernah berpikir,bahwa kalimat ini hanya mengada ada saja, Namun setelah menjalani hidup dan berkali kali gagal,sebelum meraih cita cita menjadi pengusaha, baru saya sadari bahwa benarlah adanya falsafah tersebut. Yakni: “ Orang yang tidak siap untuk menerima kegagalan ,jangan pernah berharap ,akan dapat meraih sukses!” Karena ibarat naik tangga, mustahil dengan sekali lompat,bisa sampai kejenjang tertinggi,.Paati akan jatuh, Satu satunya jalan adalah menapakki satu demi satu anak tangga tersebut,hingga tiba di puncak. 

Nomor Satukan Prioritas

Ada begitu banyak hal hal penting yang perlu ditangani,perlu dikerjakan ,namun harus ada daftar Pioritas. Apa yang pertama tama  ingin kita capai dalam hidup ini, maka hal tersebut ditempatkan di prioritas utama. Jangan lakukan mana yang disukai,tapi dahulukanlah mana priotifas utama,Fokus dan kerjakan dengan sepenuh hati. Jangan terhenti karena kegagalan

Jadi bagi yang masih berjuang untuk meraih cita cita hidup,jangan berhenti, jangan memyerah,,!Percayalah ,tidak ada usaha yang sia sia.!Saya sudah membuktikannya dalam kehidupan pribadi .Tetaplah berusaha dan suatu waktu ,pasti akan sukses.

Iluka, 17 Juni, 2016

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun