*Kesuksesan atau kegagalan kita,ditentukan oleh keputusan yang diambil pada hari ini .Karena itu ,dahulukan apa yang menjadi prioritas,jangan mendahulukan apa yang kita sukai**
Keputusan Hari Ini Akan Jadi Hari Esok Kita
Tulisan ini saya cuplik dari pengalaman hidup sendiri dan pengalaman hidup orang orang terdekat saya ,selama kurun waktu puluhan tahun. Karena sebuah pelajaran berharga , amat saying kalau dibiarkan berlalu begitu saja. Tentu untuk menuliskannya, saya pilih beberapa kejadian yang menurut saya paling kental dan sarat dengan pelajaran hidup. Karena kalau sekedar berteori, orang tidak perlu membaca tulisan in.cukup meng klik mbak google disana akan diperoleh 1001 teori yang hebat hebat.
Menilai Diri Terlalu Tinggi
Menghargai diri sendiri,bukan hanya sangat baik,tapi wajib dilakukan oleh siapapun, Karena kalau bukan kita yang menghargai diri kita,siapa lagi ? Namun, meletakkan “harga” atau nilai yang terlalu tinggi atas diri kita atau atas apa yang menjadi milik,kita pada akhirnya jadi boomerang bagi diri sendiri.
Contoh. : Pada waktu saya masih aktif sebagai Eksportir Kopi dan Casia, karena keuntungan dari hasil ekspor kedua komoditas ini sangat mengiurkan, maka tidak mengherankan bila harga perusahaan Eksporpun jadi melangit.Pengertian :”perusahaan “ disini bukan dalam keartian phisik,seperti sebuah took atau perkebunan, melainkan Angka Pengenal Eksport atau yang dikenal dengan A.P.E. dan juga Aprove Trader Coffee. Kata lainnya adalah surat ijinnya.seperti halnya H,P.H atau Hak Penebangan Hutan, yang pada waktu itu berharga ratusan juta rupiah.
Nah, sahabat baik saya , pada waktu itu Ko Tang (bukan nama sebenarnya) ,menceritakan pada saya bahwa perusahaannya (baca: Surat Ijin Ekspor) nya sudah ditawar dengan harga Rp.450.000.000 Jumlah tersebut,pada tahun 80 an cukup besar. Sebagai seorang sahabat,saya sudah menyarankan bahwa harga yang ditawar orang sudah sangat bagus.
“Menurut saya ,kalau memang Ko Tang berniat mau jual,jangan ditahan lagi.Karena harga yang ditawar itu sudah sangat baik. Seandainya tiba tiba terjadi perubahaan peraturan pemerintah, maka harganya bisa anjlok”. Namun, Ko Tong mengatakan :” Hmm yaa besok besoklah saya pikir pikir dulu,siapa tahu harganya bisa naik jadi 500 juta rupiah”
Walaupun Ko Tang adalah sahabat baik saya,tapi tentu saya tidak berhak mendesaknya.
Pengumuman Pemerintah :” Bebas Ekspor Kopi dan Cassia”
Keesokan harinya, sekitar jam 10.00 pagi ada surat pemberitahuan dari Kantor Dinas Perdagangan, bahwa berdasarkan Keputusan Menteri Perdagangan, Ekspor Kopi dan Cassia boleh secara bebas.untuk menarik devisa sebanyak mungkin masuk kekas Negara.Dalam arti kata, semua perusahaan tidak perlu lagi mengurus Ijin untuk Ekspor Kopi dan Cassia, Otomatis harga perusahaan anjlok ketitik terendah . Harga perusahaan ekspor sahabat saya ,yang kemarn mau dibeli orang 450 juta rupiah, siang itu menjadi tidak berharga sama sekali.Karena seluruh perusahaan sudah diijinkan melakukan ekspor kopi dan cassia.
Menggalami Gangguan Ingatan
Sejak hari itu, Ko Tang tampak bermenung teru di kantornya,Walaupun saya sudah mencoba menghiburnya,namun sama sekali tidak berhasil. Seminggu kemudian tampak mulai ketawa ketawa sendiri dan terkadang menangis.Oleh keluarganya, akhrinya dititipkan di RSJ .Selang dua bulan kemudian sahabat saya meninggal dunia dalam kesedihan mendalam.
Pengalaman Pribadi
Ditahun 1990.tanah kami yang ada di Pasaman ,sudah ditawar secara serius,karena calon pembeli merencanakan untuk membangun perumahaan sederhana.Mengingat bahwa tanah kami,seluas 1,7 hektar,terletak dipinggir jalan raya.Bahkan jalan masuk hingga sampai kelokasi tanah sudah kami beli dan ada sertifikat hak milik. Namun ,karena sibuk dengan urusan lain,maka hal yang seharusnya menjadi prioritas ,saya tangguhkan satu hari saja. Lupa bahwa pada hari itu adalah hari Jumat. Baru sadar ketika keesokan harinya akad jual beli akan dilangsungkan di kantor notaris, ternyata hari Sabtu kantor Notaris tutup. Jadi harus tunggu hingga hari Senin.
Hari Minggu dapat telpon dari calon pembeli, bahwa ia batal membeli tanah tersebut,karena sudah dapatkan tanah yang lebih murah harganya. Akibatnya, hingga saat ini ,tanah tersebut sudah tidak terurus lagi ,bahkan sudah diserobot orang ,bersamaan dengan tanah kami yang lain,seluas 38 hektar.
Semoga kedua pengalaman yang dituangkan dalam bentuk tulisan ini, ada manfaatnya bagi pembaca, bahwa:
keputusan pada hari ini, akan menjadi hari esok kita.
- Jangan menunda apa yang bisa dilakukan pada hari ini
- Dahulukan apa yang menjadi prioritas
- Jangan mendahulukan apa yang kita sukai
Masalah ini ,adalah prinsip hidup, yang bila diabaikan ,hanya akan menyisakan penyesalan. Dan penyesalan yang dating terlambat,sudah tidak berarti apapun lagi.
Iluka,10 Juni, 2016
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H