Menggalami Gangguan Ingatan
Sejak hari itu, Ko Tang tampak bermenung teru di kantornya,Walaupun saya sudah mencoba menghiburnya,namun sama sekali tidak berhasil. Seminggu kemudian tampak mulai ketawa ketawa sendiri dan terkadang menangis.Oleh keluarganya, akhrinya dititipkan di RSJ .Selang dua bulan kemudian sahabat saya meninggal dunia dalam kesedihan mendalam.
Pengalaman Pribadi
Ditahun 1990.tanah kami yang ada di Pasaman ,sudah ditawar secara serius,karena calon pembeli merencanakan untuk membangun perumahaan sederhana.Mengingat bahwa tanah kami,seluas 1,7 hektar,terletak dipinggir jalan raya.Bahkan  jalan masuk hingga sampai kelokasi tanah sudah kami beli dan ada sertifikat hak milik. Namun ,karena sibuk dengan urusan lain,maka hal yang seharusnya menjadi prioritas ,saya tangguhkan satu hari saja. Lupa bahwa pada hari itu adalah hari Jumat. Baru sadar ketika keesokan harinya akad jual beli akan dilangsungkan di kantor notaris, ternyata hari Sabtu  kantor Notaris tutup. Jadi harus tunggu hingga hari Senin.
Hari Minggu  dapat telpon dari calon pembeli, bahwa ia batal membeli tanah tersebut,karena sudah dapatkan tanah yang lebih murah harganya.  Akibatnya, hingga saat ini ,tanah tersebut sudah tidak terurus lagi ,bahkan sudah diserobot orang ,bersamaan dengan tanah kami yang lain,seluas 38 hektar.
Semoga kedua pengalaman yang dituangkan dalam bentuk tulisan ini, ada manfaatnya bagi pembaca, bahwa:
 keputusan  pada hari ini, akan menjadi hari esok kita.
- Jangan  menunda apa yang bisa dilakukan pada hari ini
- Dahulukan  apa yang menjadi prioritas
- Jangan mendahulukan apa yang kita sukai
Masalah ini ,adalah prinsip hidup, yang bila diabaikan ,hanya akan menyisakan penyesalan. Dan penyesalan yang dating terlambat,sudah tidak berarti apapun lagi.
Iluka,10 Juni, 2016
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H