Saya ambil susu sekaleng dan tinggal sekaleng yang sudah saya lunaskan .Saya kembalikan kepadanya dengan berkata lirih:” Koh,tidak selamanya orang kaya dan tidak selamanya orang miskin Koh. …”
“lu mau nyumpahin gua yaa haa?” katanya marah dan pergi dengan sepeda motornya ,setelah memasukkan susu sekaleng tadi di dalam tas yang disandangnya.
17 Tahun Kemudian…..
Kami sudah berumah di Komplek Perumahan Elite di Wisma Indah I ,Ulak Karang Padang. Hidup kami sudah berubah 360 derajat. Ada Soluna baru di garage dan diluar masih ada mobil Kijang untuk urusan kantor. Taman kami penuh dengan pohon buahan . Kami sedang duduk sore itu dilantai 3 paviliun kami yang menghadap kelaut lepas.
Tiba tiba ada intercom berbunyi dan suara pembantu kami :” Tuan, ada yang datang mencari tuan,katanya masih keluarga”
“ Oo ya ya ,,persilakan masuk ,,kami segera turun “ jawab saya pada pembantu kami
Ternyata Koh Liam (bukan nama sebenarnya),yang datang. Untuk sejenak saya terpana,agak ragu menengok wajah orang didepan saya, yang dulu gagah dan garang, kini berdiri membungkuk didepan saya dengan kepala tertunduk….
Saya salami Koh Liam dan mempersilakan ia duduk. Kisah singkatnya Ia sudah bangkrut.karena ditipu orang. Toko sudah disita bank,karena kredit bank sudah setahun tidak diangsur. Kini ia akan pindah bersama keluarga ke Pekanbaru,namun tidak cukup ongkos…
Ternyata Apa yang Saya Ucapkan 17 Tahun Lalu Terjadi
Terpana saya sesaat dan teringat akan kalimat yang saya ucapkan 17 tahun lalu :” Orang kaya tidak selamanya kaya dan orang miskin belum tentu selamanya miskin”Ternyata hal itu terjadi… ada penyesalan dalam hati saya.,Walaupun pada waktu itu, sama sekali tidak ada maksud menyumpahinya.
Saya salami Koh Liam dan menitipkan sesuatu ,sambil berkata:” Semoga di Pekanbaru bisa mulai dari awal lagi ya Koh.Saya doakan ….” Dan ia menangis terisak..sambil berterima kasih dan pamitan……..