Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dua Patah Kata yang Mampu Mengubah Hati

18 Mei 2016   18:43 Diperbarui: 18 Mei 2016   18:51 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebaliknya makanan dan minuman yang disuguhkan dengan penuh kasih sayang dan keikhlasan, akan menghadirkan manfaat yang berlipat ganda.

Percayalah ucapan: ”terima kasih “yang tulus, akan mampu meninggalkan kenangan manis akan diri kita bagi orang lain. Karena walaupun orang tidak gila pujian dan tidak gila hormat, tapi sebagaimana manusia yang normal. orang senang kalau dihargai selayaknya.

Berterima Kasih Kepada Portir di Bandara

Kami sering berpergian. Setiap kali turun dari taksi, setelah membayar ongkos taksi, selalu kami ucapkan terima kasih  Dan sopir membalas dengan ucapan terima kasih berkali kali =Mungkin krena jarang penumpang yang melakukannya.

Begitu keluar dari taksi, selalu ada porter yang menyambut. Walaupun sesungguhnya, saya mampu mengangkat dua buah koper pakaian kami, namun saya berpikir, mereka berharap mendapatkan  uang dari mengangkat barang. Tidak tega mengecewakan, maka selalu koper kami dibantu oleh Porter. Selesai mengantarkan di depan kaunter, membayar ongkos angkat dan mengucapkan: ”terima kash ya mas” . Tampak kentara, porter sangat senang. Disamping menerima upahnya, juga sekaligus mendapatkan ucapan terima kasih dari kami berdua. Sejak itu, setiap kali kami ke bandara, selalu menyapa kami: ” selamat pagi pak bu” walaupun tidak selalu orang yang sama mengangkat koper kami.

Dua patah kata, mampu mengubah hati orang. Mari kita jadikan kebiasaan dalam hidup kita. Baik terhadap pasangan hidup, anggota keluarga dan semua orang. Terima kasih untuk semua orang yang berkenan membaca artikel ini.

Tjiptadinata Effendi, 18 Mei, 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun