Tugas mereka adalah berkeliling kota dan pelosok pelosok untuk menemukan anak-anak yang tidur di stasiun kereta api, karena berbagai masalah. Baik karena lari dari rumah, maupun karena berasal dari keluarga broken home. Jadi sesungguhnya mereka menjadi anak jalanan, bukan karena sungguh tidak ada uang, melainkan lebih banyak karena faktor rumah tangga.
Bagi anak anak yang disable dan karena alasan apapun tidak mampu membeli kursi roda, maka orgainisasi ini akan menyediakannya bagi mereka. Sebagai negara yang menganut paham kebebasan, kegiatan sosial ini tidak membawa bendera dari salah satu agama. Sehingga siapapun akan ditolong dan tanpa ada embel-embel akan masuk agama. Jadi sungguh merupakan kegiatan sosial, tanpa ada yang terselubung di belakangnya.
Walaupun artikel ini tidak secara detail mendata, berapa persisnya jumlah “anak jalanan” di sini dan berapa dana yang mereka habiskan setiap bulannya, namun setidaknya dapat menjadi masukan bagi Pemerintah Indonesia. Untuk dapat melakukan aksi nyata dalam menangani dan mengatasi masalah anak jalanan yang di Indonesia, jumlahnya mencapai lebih dari 4 juta orang.
---
Catatan Penulis:
Mohon jangan dihubung hubungkan dengan politik, karena penulisan artikel ini semata-mata diharapkan jadi masukan yang berguna, demi Indonesia yang lebih baik.
Tjiptadinata Effendi
10 Mei 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H