Membayangkan anak jalanan di negeri kita, yang memang dapat disaksikan dengan mudah, dimana anak-anak ini tidur diemperan toko, maupun di kolong jembatan,tentu berbeda dengan pengertian anak jalanan di Australia. Walaupun secara prinsipnya sama-sama homeless atau tidak tinggal bersama keluarganya.
Menurut data yang dapat dibaca di berbagai media, pada tahun 2015 jumlah anak jalanan sudah mencapai angka 4 juta lebih. Hal ini tentu merupakan data yang masuk yang diperkirakan jumlah sesungguhnya bisa jauh lebih banyak.
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, ada 4,1 juta anak terlantar, diantaranya 5.900 anak yang jadi korban perdagangan manusia, 3.600 anak bermasalah dengan hukum, 1,2 juta balita terlantar dan 34.000 anak jalanan. (sumber)
Pemerintah Australia Rangkul Warga Atasi Masalah Anak Jalanan
Walaupun jumlah anak jalanan di sini, hanya berkisar belasan ribu orang, namun tampaknya pemerintah Australia menunjukkan keseriusannya dalam atasi masalah anak jalanan ini. Walaupun kalau kita berkeliling sepanjang hari di kota Wollongong, tak akan menemui anak-anak yang tidur diemperan toko, maupun di kolong jembatan,
Mereka setiap waktu bisa mendatangi secondhands shop untuk mendapatkan roti secara gratis. Bahkan di beberapa tempat, seperti misalnya di Warilla, ada undangan makan bagi siapa saja yang membutuhkan makanan. Namun menurut pengurus disana, tidak banyak yang datang makan, walaupun tidak ditanya kartu tanda penduduk. Pokoknya siapa yang lapar dan tidak ada makan, maka boleh makan gratis disana.
Sementara itu Pemerintah Australia, menyediakan Rumah Sakit Anak di Westmead memberikan perawatan yang berkualitas dan layanan klinis dan mampu menampuk untuk 80.000 anak yang sakit dan terluka setiap tahun. Merupakan pusat pediatrik terbesar di NSW dan menyediakan perawatan yang sangat baik untuk anak-anak dari NSW, Australia
Care For Street Kids di Wollongong
Care for street Kids adalah sebuah organisasi sosial non profit di kota Wollongong, berkantor di 100 Woodrow, Figtree. Lokasinya hanya berjarak sekitar 1 km dari kediaman putri kami, dimana kami tinggal. Merupakan organisasi yang terdiri dari para relawan. Bagi orang Australia, menjadi Volunteer adalah sebuah kebanggaan, baik sebagai Lifeguard di pantai, maupun terlibat dalam kegiatan emergency, seperti ambulance. Selain itu mereka seminggu sekali melakukan aksi bersih-bersih kota, dengan mengumpulkan botol dan kaleng bekas minuman, yang dibuang sembarangan oleh anak-anak muda yang mabuk.
Nah, Care for Street Kids ini juga merupakan swadaya dari masyarakat. Sejak dari membeli mobil hingga penyediaan barang makanan dan selimut, serta tempat penampungan bagi anak-anak jalanan ini.
Edy, yang berasal dari Spanyol yang mengemudikan kendaraan ini, kebetulan adalah teman sekelas saya dalam kursus bahasa Inggeri di Illawarra Multicultural Service. Menurut Edi, tim relawan ini banyak membantu pemerintah, karena mereka tidak dibatasi oleh jam kerja. Dan juga terlepas dari birokrasi. Mereka bertugas 24 jam sehari dan 365 hari dalam setahun. Tentunya ada aplusan antara mereka.
Tugas mereka adalah berkeliling kota dan pelosok pelosok untuk menemukan anak-anak yang tidur di stasiun kereta api, karena berbagai masalah. Baik karena lari dari rumah, maupun karena berasal dari keluarga broken home. Jadi sesungguhnya mereka menjadi anak jalanan, bukan karena sungguh tidak ada uang, melainkan lebih banyak karena faktor rumah tangga.
Bagi anak anak yang disable dan karena alasan apapun tidak mampu membeli kursi roda, maka orgainisasi ini akan menyediakannya bagi mereka. Sebagai negara yang menganut paham kebebasan, kegiatan sosial ini tidak membawa bendera dari salah satu agama. Sehingga siapapun akan ditolong dan tanpa ada embel-embel akan masuk agama. Jadi sungguh merupakan kegiatan sosial, tanpa ada yang terselubung di belakangnya.
Walaupun artikel ini tidak secara detail mendata, berapa persisnya jumlah “anak jalanan” di sini dan berapa dana yang mereka habiskan setiap bulannya, namun setidaknya dapat menjadi masukan bagi Pemerintah Indonesia. Untuk dapat melakukan aksi nyata dalam menangani dan mengatasi masalah anak jalanan yang di Indonesia, jumlahnya mencapai lebih dari 4 juta orang.
---
Catatan Penulis:
Mohon jangan dihubung hubungkan dengan politik, karena penulisan artikel ini semata-mata diharapkan jadi masukan yang berguna, demi Indonesia yang lebih baik.
Tjiptadinata Effendi
10 Mei 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H