Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jaga Anak Anak Kita Jangan Terjebak Menjadi Provokator

25 April 2016   18:27 Diperbarui: 3 Juni 2016   14:43 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka terdengar teriakan minta ampun… Namun orang orang dewasa yang mengangkat diri sebagai eksekutor semakin menghajar, Dan dalam hitungan menit, suara minta ampun itu diam Ditinggalkan tergeletak dilantai ,berlumuran darah dan dari mulutnya mengalir darah segar. Wajahnya hancur..Ditangannya masih ada uang kertas Rp.10,000 satu lembar……

 Para eksekutor bangga dan Provokator menghilang,,

Polisi datang dan membawa korban, Ini hanya satu dari sekian ribu kejadian… Mencopet jelas harus dihukum ,tapi ada polisi yang menangangi, Bukan harus dihukum mati langsung ditempat,

Mengapa Orang Begitu Mudah Diprovokasi?

Hanya dengan mengeluarkan satu kalimat saja, maka seorang Provokator sudah mampu  menggerakkan masssa ,untuk menghajar, membakar dan membunuh, Padahal orang yang dibunuh ,belum tentu  bersalah,

Tengok saja bila ada pertandingan sepak bola, tinju ,pagelaran musik,dangdut, Pilkades,Pilkada,maka Provokator berkeliaran dimana mana Tidak hanya secara phisik,tapi juga merasuk kedalam media sosial.

Tipe orang orang seperti ini,sesungguhnya bukanlah orang yang IQ nya jongkok,malah banyak yang termasuk pintar,namun karena jiwanya sudah terdistorsi  sejak masih kanak kanak, maka sangat sulit baginya untuk melepaskan belenggu ini,

Tengok saja kemampuannya untuk menciptakan keributan, hanya karena masalah masalah sepele. Pembicaraaan seseorang ataupun tulisan orang lain, dipenggal dan diposting sehingga menimbulkan tafsiran yang negative. Maka ketika emosi pembaca terpancing, dengan sangat mudah termakan hasutan. 

Akibatnya timbullah keributan, pertengkaran dan perkelahian yang dalam intensitaf yang tinggi,dapat menyebabkan orang saling melukai,bahkan saling membunuh. Inilah kepuasan dari sosok provokator, yang jiwanya haus dan sangat dahaga untuk menengok kerusuhan dan keributan.

Bahkan seorang provokator akan tega menggunakan ayat ayat kitab suci untuk mencapai maksudnya. Yakni dengan mengedepankan diri sebagai orang yang membela kebenaran dan melindungi orang orang miskin ,serta telantar.

Secara emosional orang banyak di dorong untuk merasa menjadi pahlawan membela kebenaran , dengan melakukan apa saja, demi mencapai tujuannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun