Tradisi ini Diterapkan di Australia
Yang namanya bumi Tuhan itu, tentu saja bukan sebatas Indonesia, tapi mencakup seluruh alam semesta. Oleh karena itu tradisi  yang ditanamkan oleh Prof,Emil Salim,terbawa oleh saya hingga ke benua Australia, Walaupun saya hanya sempat bertemu dengan beliau 2 kali selama hidup,namun dalam dua kali pembicaraan singkat dengan beliau, cukup memberikan dorongan dan motivasi bagi diri saya. Bahwa dimana bumi dipijak,disana bumi dirawat..
Tokoh pelestarian lingkungan yang bertaraf internasional ini ,adalah sosok yang rendah hati.Berbicara dengan beliau seakan berbicara dengan orang tua sendiri, Prof,Emil Salim adalah tokoh yang paling anti korupsi. Dan hal ini terbukti, dalam pengabdiannya ,dibawah pemerintahan bergantian presiden,namanya tetap bersih .Tidak salah nama Emil Salim dikenal didunia international .
Kecuali dimusim dingin, tanah seluas lebih kurang 300 meter persegi di belakang rumah putri kami di Wollongong ,yang dulunya sewaktu dibeli ,hanya rerumputan, kini sudah sarat dengan berbagai pohon. Antara lain : pohon Alpukat, pohon pisang,pohon mangga, figtree ,jeruk mandarin, apel. Citrioen dan tanaman muda lainnya..
Tahun lalu pohon alpukat yang saya tanam ,sarat buahnya ,sehingga kami bagi bagikan pada teman teman dan tetangga, Â Buah alpukat disini harganya berkisar antara 2 -3 dolar perbuah atau senilai 20 ribu rupiah .
Berkebun itu Sehat dan Sekaligus Refreshing
Berkebun itu sehat dan sekaligus menjadi refreshing,serta secara tidak langsung telah ikut berkontribusi untuk menunjang kelangsungan hidup planet kita,
Tulisan ini tentunya bukan  dalam konteks menampilkan diri, hanya semata berbagi  ,bagaimana dalam keterbatasan dan sesuai kemampuan diri, ikut berperan dalam melestarikan lingkungan