Saya dikatakan sebagai pedagang yang hanya mencari keuntungan pribadi ,tanpa memperdulikan nama baik negara akan dirugikan. Dan petugas menyebutkan segala macam undang undang, yang tentu saja tidak saya pahami.
Ketika saya disuruh menanda tangani surat pengakuan dan saya menolak, maka Petugas yang menginterogasi saya menjadi berang, Memukul meja sekeras kerasnya. Mungkin maksudnya mau menakuti nakuti saya. Karena biasanya orang yang sama suku dengan saya, yang biasa disebut “warga keturunan” sangat gampang di intimidasi. Tapi petugas lupa bahwa tidak semua orang gampang digertak.
Saya sudah menelan kepahitan hidup selama bertahun tahun.Bahkan empedu saya telan mentah mentah. Maut sudah berkali kali saya hadang, Apalagi yang saya takuti dalam hidup ini. Maka menengok gertak sambal petugas, saya hanya berdiam diri dan tenang tenang saja. Hal ini semakin membuatnya berang karena mungkin yang diharapkan adalah suara saya yang memohon mohon dan langsung menanda tangani surat pengakuan bersalah.
Hampir Saja Saya Lepas Kontrol
Dalam kondisi lelah lahir batin, ngantuk dan lapar, terus dibentak bentak untuk sesuatu yang tidak saya lakukan,membuat darah saya mendidih. Hampir saja saya lepas kontrol. Sempat terkilas dibenak saya, dengan sekali sentak,maka petugas yang membentak bentak saya ini, bisa saya patahkan, Percuma bertahun tahun saya belajar memecahkan batok kelapa dengan tangan kosong dan memecahkan 5 tembok dengan sekali pukul.
Saya bersyukur Tuhan melindungi dan pada detik detik menentukan ,saya sadar diri dan berdoa,agar dikuatkan dan jangan melakukan kesalahan yang dapat menjadikan saya menghuni penjara seumur hidup......
Berkas Perkara Dikembalikan Kejaksaan Karena Tidak Cukup Bukti
12 hari dalam tahanan. Akhirnya Pengacara saya datang dan mengatakan :” Pak Effendi ,ada kabar baik. Besok anda bebas. Berkas perkara dikembalikan kejaksaan ,karena tidak cukup bukti. “ Disamping itu ada surat dari Departement Perdagangan,yang menegor aparat, agar jangan terlalu jauh masuk kedalam urusan dagang yang bukan wewenang mereka, karena akan menjebabkan jumlah ekspor menjadi anjok.Justru di saat pemerintah menggalakan ekspor untuk menjaring devisa.
Bagaikan Keluar dari Neraka
Keesokan harinya , istri saya bersama pengacara menjemput saya di tahanan. Tentu saja saya sangat lega,karena selama di dalam tahanan ,sungguh bagaikan di neraka. Bolak balik di interogasi dan kemudian masuk sel lagi, baru serasa mau tidur, pintu sel dibanting lagi dan saya harus diinterogasi lagi. Sungguh saya tidak tahu, dalam sehari entah berapa kali saya dipanggil menghadap dan ditanyai itu ke itu juga. Karena memang mereka tidak mempunyai bukti apapun yang dapat digunakan untuk menuntut saya di pengadilan.
Kejadiannya sudah lama berlalu.