Sungguh saya tidak habis pikir, bagaimana mungkin,seorang sahabat ,yang sudah saya tolong dan pinjamkan uang dalam jumlah yang cukup besar untuk dijadikan modal kerja, tanpa bunga dan tanpa bagi hasil.ternyata begitu tega merencanakan untuk menghabisi kami sekeluarga.
Penutup suratnya berbunyi :
” Dengan penuh penyesalan yang mendalam, saya mohon dengan sangat keikhlasan pak Effendi untuk mau memaafkan saya. Agar saya dapat menghadap Sang Pencipta dengan tenang…..Sudah belasan tahun saya dihantui oleh rasa berdosa .. namun saya tidak punya keberanian untuk menghubungi .. ..Sepatah kata maaf dari Pak Effendi ,maka saya dapat pergi dengan damai……”
Sungguh Tidak Mudah Memaafkan
Memaafkan orang yang tidak mengembalikan pinjaman ,gampang dan sudah puluhan kali saya lakukan. Memaafkan orang yang menyakiti saya ,juga tidak masalah . Tapi memaafkan orang yang merencanakan membunuh seluruh keluarga saya, jujur tidak mudah saya lakukan.Seakan dalam diri saya ada dua kekuatan yang sedang berkecamuk...
Saya hanya dapat berdoa .memohonkan kekuatan kepada Tuhan..untuk dapat memaafkan orang yang sudah merencanakan untuk menghabisi kami sekeluarga...
Bersyukur, menjelang pagi.. Tuhan memberikan kekuatan kepada saya untuk bisa memaafkan sahabat saya dengan ikhlas..Dan saya dapat terlelap dengan damai…
Sebulan kemudian ,
sahabat saya meninggal dengan damai , setelah sempat berbicara pada saya lewat telpon .. Ia menangis dan berkali kali menyebutkan kebesaran Tuhan.. dan sahabat saya pergi dalam damai…Saya sudah memaafkannya lahir bathin……
Cuplikan Kejadian:
Saya dan istri serta anak anak melakukan perjalanan jauh dari Padang ke Jakarta. Ini bukan pertama kalinya saya menyetir jarak sekitar 1.400 km sekali jalan. Walaupun sedan Corolla yang akan digunakan, masih baru setahun dibeli,untuk keamanan saya servicekan ke bengkel ,yang berlokasi berdampingan dengan rumah sahabat saya tersebut diatas.