Password berbisnis paling penting adalah :"Kejujuran" ,sesuatu yang tidak pernah diajarkan di universitas manapun di dunia ini.
Bisnis offline ataupun bisnis online, walaupun sarana dan prasarana yang dimanfaatkan berbeda, termasuk gaya dan tampilan dalam promosi, namun sesungguhnya intinya hanya satu, yakni menjaga kepercayaan relasi bisnis kita.
Kita tidak perlu belajar teori ilmu dagang atau ilmu diplomasi tingkat tinggi dalam menjalin dan menjaga hubungan baik dalam berbisnis, karena sesungguhnya intinya sangat sederhana. Siapapun adanya relasi kita, tentu mereka ingin berbisnis dan melanjutkan hubungan dagang bila ada kejujuran. Mungkin kita merasa bahwa diri kita cerdik, tapi bila kita ingin sungguh-sungguh menjaga hubungan berbisnis jangka panjang, maka jangan pernah manfaatkan kecerdikan kita kepada relasi kita. Karena setiap pebisnis memiliki “sense of faith“ atau feeling tentang kejujuran.
Orang Barat Berpegang pada Sales Contract, tapi Orang Asia Berpegang pada Pembicaraan
Dalam hubungan dagang dengan orang-orang dari dunia barat, seperti Eropa dan Amerika, maka mereka berpegang teguh pada apa yang tersurat di dalam Sales Contract atau Kontrak Jual Beli. Sebelum Surat Kontrak Jual Beli dikonfirmasi oleh kedua belah pihak, maka mereka belum akan melangkah lebih jauh.
Tapi bila kita berhubungan dagang dengan orang Asia, seperti misalnya Singapura, maka yang dipegang adalah kata-kata kita. Kontrak jual beli sudah dianggap sah, bila sudah terjadi pembicaran via telpon dan sudah dinyatakan :” we confirm” atau :” Okay” .Setelah itu baru surat menyurat secara formal akan ditindaklanjuti.
Seandainya setelah kontrak via telpon sudah selesai, tiba-tiba terjadi perubahan harga komoditi yang kita jual belikan, mungkin kita tergoda untuk membatalkan jual beli. Karena secara hukum, sama sekali tidak ada pegangannya karena Surat Kontrak Jual Beli belum ditandatangani, jangan pernah tergoda. Karena sekali melakukan :” kecerdikan” sepihak, maka percayalah nama perusahaan kita akan di black list dan disebarluaskan ke seluruh calon pembeli.
Pengalaman Pribadi
Pernah kami barusan beberapa menit menutup kontrak via telpon dengan pembeli di Singapura. 10 ton kopi dengan harga sekian. Tiba-tiba dapat kabar bahwa harga kopi melonjak naik, karena di Brazillia sebagai negara produsen kopi nomor satu di dunia terjadi “frozen” atau hujan salju dan kebun kopi disana rusak parah.
Selisih harga sangat fantastik, kalau kami membatalkan dan menjual kepada pembeli lainnya, maka keuntungan akan diperoleh bisa berlipat ganda. Namun kami ingin berdagang bukan menipu orang, maka kami kapalkan sesuai kontrak via telpon. Sejak saat itu pembeli di Singapura selalu memberikan kami prioritas utama, karena sudah terbukti bahwa kami dapat dipercayai.
Kesimpulannya adalah:
- berbisnis apapun perlu dilandasi dengan kejujuran
- jauhkan diri dari kecerdikan sepihak
- jaga relationship dengan relasi
- jadilah seorang decision maker dalam berbisnis
- buktikan bahwa diri kita memang layak dipercayai
Baik dalam dunia bisnis online maupun bisnis offline, mendapatkan kepercayaan dari konsumen merupakan hal yang sangat penting. Rasa percaya yang diberikan “Buyers” kepada perusahaan kita, sangat menentukan kelangsungan hidup perusahaan kita.
Kepercayaan tersebut menyebabkan Pembeli menempatkan perusahaan kita dalam urutan prioritas utama didaftarnya. dan tidak bisa berpaling kepada penjual lainnya,selama kita mampu memenuhi kebutuhannya.. Oleh karena itu membangun dan mendapatkan kepercayaan dari pembeli adalah hal yang sangat perlu untuk dijadikan prioritas utama dalam berbisnis. Dengan demikian kita sudah menunjukkan kredibilitas diri dan sekaligus perusahaan kita.
Perlu Menguasai “product knowledge”
Yang tidak kurang pentingnya, adalah penguasaan product knowledge atau pengetahuan kita tentang komoditi yang dipasarkan,hingga sedetail detailnya. Hal ini penting, untuk menunjukkan bahwa perusahaan kita memang layak mendapatkan kepercayaan penuh.
Berani Mengambil Keputusan
Dalam berbisnis selalu ada resiko, yakni bisa untung dan bisa rugi. Namun kita harus berani mengambil keputusan. Kalau harga belum cocok tidak menjadi masalah boleh langsung dikatakan :”sorry, not workable” atau maaf tidak bisa dikerjakan.
Jangan pernah mengatakan:” Ntar dulu, saya akan rundingkan” maka image kita dimata pembeli akan langsung anjlok. Orang tidak mau buang waktu untuk berbicara dengan sosok yang tidak dapat mengambil keputusan, Jangan lupa, bagi pebisnis, time is money”
Seandainya Terjadi Beda Kualitas
Bisa saja, karena kurang kontrol atau pekerja kita tidak hati-hati dalam mempacking atau mengarungkan komoditas ekspor kita, maka kualitas yang terkirim tidak sesuai dengan contoh yang dikirim atau disepakati. Maka bilamana Pembeli complain,jangan pernah mengelak dan bersikeras mengatakan:” saya tidak mau tahu, pokoknya menurut saya barang yang saya kirim sudah sesuai”
Bila hal ini yang dikedepankan, maka saat itu kita akan kehilangan seorang pembeli dan seperti yang sudah dijelaskan dialinea bagian atas, pembeli akan mempublikasikan sikap kita yang tidak bertanggung jawab. Dan sudah dapat diramalkan dalam waktu singkat, tidak akan ada lagi yang mau membeli barang dari perusahaan kita.
Perlu Menjaga Komunikasi yang Baik
Dalam hubungan dagang, perlu dijaga komunikasi yang baik dengan relasi kita, antara lain sesekali berkunjung ke kantor mereka. Hal inilah yang kami lakukan. Berkunjung ke Singapura,makan bersama dan sekaligus menutup kontrak baru. Orang akan sangat senang bila disamping hubugan dagang,juga ada relationship yang baik dengan kita..
Oleh karena itu, bila kita menengok pada kenyataan hidup yang ada, terbukti bahwa orang-orang yang sukses di bidang bisnis, kebanyakan bukan orang yang berilmu tinggi, tapi orang orang biasa yang meletakkan kejujuran sebagai landasan berbisnis.
Perlu Waspada
Menjadi orang yang dipercayai dalam bisnis, tentu tak terlepas timbal balik mempercayai juga relasi dagang kita. Dalam hal ini perlu diwaspadai agar jangan over dalam memberikan kepercayaan,terutama pada relasi dagang yang belum dikenal baik keperibadiannya. Saya pernah kena 400.000 dolar pada tahun 1980 .Hampir gila benaran,karena pada waktu itu jumlah itu sangat banyak bagi perusahaan kami. Untuk pembeli yang diragukan kredibilitasnya, maka perlu pengamanan dengan di back up oleh Letter of Credit atau lazim disebu L/C. Yakni surat berharga yang dapat diuangkan,bila barang yang kita kirim sudah naik kekapal pengangkut.
Catatan Penulis:
Tidak ada referensi dalam tulisan ini, karena ditulis berdasarkan pengalaman pribadi sebagai pemegang APE (angka pengenal ekspor ) dan sekaligus sebagai Aproved Trader Cassia selama belasan tahun )
Wollongong, 3 April 2016
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H