Makan Bareng ,Bikin Toilet Masing Masing
Sehabis menikmati makan malam yang unik dan enak.minum kopi hangat dan masih ditambah dengan secangkir coklcat susu.tentu membuat perut jadi kenyang.Dan tanpa terasa, karena sudah overload, maka muatan sudah harus dibongkar. Tapi dimana? Disini tidak ada satupun toilet umum.
Ternyata falsafah disini adalah :” Makan bareng, bikin toilet masing masing”. Aturan pemerintah Australia, toilet resmi maupun toilet emergency, tidak boleh dekat dengan aliran sungai. Untuk menghindari pencermaran, mengingat air sungai adalah sumber kehidupan ribuan orang kampung . Minimal harus 100 meter berada dari pinggiran sungai.
Ditengah malam dengan temperatus 2 derajat Celcius,ternyata mengali lubang untuk toilet emergency tidak mudah. Nafas rasanya sesak,apalagi saya juga merakitkan sebuah toilet untuk wanita yang saya cintai, yakni istri saya. Sambil menahan tubuh yang mengigil ,mana embun mulai turun, maka lengkaplah sudah merasakan “nikmatnya” membangun toilet pribadi dipinggir hutan ini.
Nah,selesai stor,ketika mau kembali ketenda..tiba tiba baterai mini saya drop.Semua gelap gulita.. Kalau saya teriak,ntar semua orang pasti kaget. Maka dengan mengunakan feeling, saya beringsut ingsut melangkan menuju ke perkemahan. Sekali dua feeling meleset dan kaki saya masuk kegenangan air yang dingin membeku. Huuuh,,,,sengsara benar rasanya…untuk stroran disini.
Tapi tentu saja hal ini tidak saya ceritakan pada teman teman lainnya yang sama ikut camping, ntar bisa jadi bahan tertawaan..
Renungan Kecil
Aneh rasanya. Enak enak tinggal dikota,ada tempat tidur empuk, ada tungku masak, air tinggal ambil dikulkas, makanan banyak.. koq mau maunya pergi ratusan kilometer untuk menyusahkan diri sendiri? Tapi kenyataannya memang begitu.Manusia itu aneh yaa… sudah dikasih hidup enak,mau cari yang susah. Sementara yang hidup didesa, mendambakan bisa punya rice cooker, tv dan radio, serta main internetan. Hmmmmmm
Tepian Murray River,
dipostingkan, di Wollongong, 30 Maret, 2016
Tjiptadinata Effendi