Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Warisan Terbaik Bagi Anak adalah Pendidikan

6 Maret 2016   19:48 Diperbarui: 6 Maret 2016   20:23 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

[/caption]Warisan terbaik bagi anak adalah pendidikan,bukan uang /tjiptadinata effendi

Warisan Terbaik Bagi  Anak Adalah Pendidikan

Teramat banyak sudah kita dengar,baca dan mungkin menyaksikan sendiri, bagaimana warisan dalam bentuk uang dan finansial, dapat menjadi petaka bagi keluarga. .Keluarga yang tadinya hidup aman dan damai, namun karena mendengarkan ada warisan, tiba tiba berubah menjadi  orang yang tidak kenal belas kasih. Bahkan tega, saling menyakitkan antara sesame saudara.

Tidak sedikit terjadi,pertikaian bahkan perkelahian terjadi , disaat jenazah orang tua belum dikebumikan. Seakan uang dapat menghapus rasa malu dalam diri banyak orang ,yang selama ini dikenal sebagai keluarga orang baik baik.

Yang terlebih menyeramkan adalah ,saking ingin cepat mendapatkan warisan anak tega meracuni orang tuanya.

Sudah Tahu Akibatnya ,Namun Masih Terus Berlanjut

Walaupun sudah lebih dari cukup ,contoh contoh bahwa meninggalkan warisan, apalagi dalam jumlah besar,dapat menyebabkan terjadi nya perpecahan antara keluarga,namun masih tetap berlangsung dari waktu ke waktu.Karena orang beranggapan,:”Itu urusan orang lain,keluarga saya pasti tidak akan seperti itu”

Orang lupa,bahwa uang dapat mengubah orang baik baik,menjadi sosok yang berbeda total..Bahwa uang dapat mengubah orang dalam waktu yang sangat singkat.

Anak Anak Dididik Sejak Awal,Bahwa Tidak Ada Warisan

Sejak anak anak masih duduk di SMP, kami selalu mengingatkan mereka, bahwa tidak akan ada warisan yang ditinggalkan.Mereka boleh memilih jurusan pendidikan mana yang ingin ditekuni dan dimana mereka ingin study, semuanya kami dukung . Tapi dengan  catatan, setelah selesai studynya ,maka mereka harus mampu menjadi manusia yang mandiri.

Kami bersyukur,putra putri kami ,sejak menyelesaikan studynya, langsung mulai berusaha menjadi mandiri. Hal ini diterapkan juga pada anak anak mereka.Sehingga sejak dari SMP ,cucu cucu kami sudah bekerja part time. Bukan karena mengejar uang, tapi mendidik mereka menjadi manusia yang mandiri. Sehingga kelak,ketika mereka dewasa, sudah tidak gamang lagi menghadapi segala macam problema kehidupan.

Memanjakan Anak ,Bukan Berarti Memberikan Apa Saja Yang Mereka Minta

Putra putri kami tak satupun yang kami belikan mobil. Mereka berusaha sendiri .Berkerja keras ,menabung,hingga dapat membeli kendaraan sendiri. Pendidikan anak anak ,tidak dapat diserahkan sepenuhnya kepada sekolah. Karena disekolah mereka hanya akan mendapatkan ilmu pengetahuan, sedangkan untuk mendapatkan ilmu kehidupan,maka tugas kitalah sebagai orang tua,yang harus mendampingi mereka.

Mendidik anak secara tepat, merupakan :”warisan “ tak ternilai bagi mereka Karena kelak ketika mereka sudah berkeluarga dan mempunyai anak anak ,maka mereka akan menerapkan hal  yang sama . Namun bila kita lengah dan mengiming iming anak anak dengan sejumlah warisan yang jumlahnya aduhai, bukannya membantu ,malah akan merusakkan mentalitas anak anak kita.Kelak ketika melangkah memasuki kehidupan nyata,maka mereka akan gamang.

Untuk menjadi manusia mandiri seutuhnya, anak anak perlu sedini mungkin dibekali dengan Ilmu pengetahuan yang diperloleh dibangku kuliah dan Ilmu Kehidupan yang kita ajarkan pada mereka sejak sedini mungkin. Yakni :

  • bagaimana hidup berkeluarga
  • bahwa untuk meraih sukses, harus kerja keras dengan otak dan otot
  • bahwa tidak ada jalan pintas untuk mencapai impian
  • bagaimana hidup rukun dalam keberagaman
  • bahwa kejujuran adalah modal paling bernilai
  • bahwa semua orang butuh uang, tapi uang bukan nomor satu
  • bahwa teori dagang, bisa berbeda dalam mengaplikasikannya
  • bahwa dalam hidup ,jangan pernah ada kata menyerah

Semoga tulisan kecil ini ,ada manfaatnya

6 Maret, 2016

Tjiptadinata Effendi

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun